Serangan Seekor Beruang Buas (1)

68 2 0
                                    

Bobo Nomor 44 Tahun XXVIII 1 Februari 2001


"Selamat berburu, hai, anak gunung. Suatu saat pasti kau bisa berburu sebaik aku!" kata Jason Francois, 16, pada temannya, Jason Maddux, 14.

"OK teman, aku memang bermimpi bisa menembak sasaran dengan jitu bahkan dengan menutup mata saja. Ha ... ha ...!" jawab Jason Maddux tergelak.

Kedua Jason ini memang gemar berburu binatang buas di hutan. Mereka memang bisa disebut sebagai anak-anak yang sangat pemberani. Tidak ada rasa takut yang mereka rasakan, setiap mereka akan berangkat ke hutan.

Karena kedua sahabat ini mempunyai nama yang sama, Jason Francois dipanggil "Ponga" oleh temannya. Tidak mau kalah, Jason Maddux pun dipanggil "Si Anak Gunung".

Sering kali mereka berdua mengadakan kemping di hutan-hutan besar.

Semakin lama mereka berdua semakin berani pergi berburu binatang-binatang buas di hutan-hutan yang lebih besar lagi di luar kota.

Kali ini mereka berdua merencanakan berburu macan gunung di Camp Victorio yang terletak di Gunung Chiricahua. Mereka berdua memang anak-anak yang sangat nekat.

Ibu Jason Francois yang bekerja sebagai seorang perawat di Rumah Sakit "Copper Queen" tidak senang dengan hobi anaknya yang sangat berbahaya ini. Pada saat keberangkatan anaknya kali ini pun, ibunya merelakan kepergian anaknya ke hutan dengan sangat berat hati. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya yang akan pergi ke hutan yang terkenal dengan binatang buasnya itu.

Berulang kali ibunya mengingatkan anaknya agar membatalkan kepergiannya ke hutan itu. Namun karena niat Jason sudah benar-benar bulat, ia tetap akan berangkat juga.

"Kalau itu memang sudah menjadi kemauanmu, ya sudah. Ibu hanya bisa berpesan agar kalian selalu berhati-hati baik di perjalanan maupun pada saat kalian di hutan!" pesan ibunya.

Kemping ini akan dimulai pada hari Sabtu siang. Oleh karena itu, pagi-pagi benar Jason dan teman-temannya sudah mempersiapkan diri untuk berangkat. Mereka mulai mengepak pakaian-pakaian yang akan dibawa dan tidak ketinggalan peralatan kemping lainnya seperti sleeping bag dan tenda. Tidak ketinggalan senjata.

Jason dan Jason ini memang memilih waktu di akhir pekan untuk berkemah. Jason Francois mengendarai mobilnya sendiri sampai ke tempat tujuan. Jalan yang turun naik dan berliku dia tempuh untuk mencapai Gunung Chiricahua. Gunung Chiricahua itu memang sering digunakan untuk tempat berkemah.

 Gunung Chiricahua itu memang sering digunakan untuk tempat berkemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa terasa mereka sudah memasuki hutan-hutan. Angin yang bertiup menimbulkan bau khas pegunungan. Hutan itu ditumbuhi pohon-pohon besar. Kayu-kayu itu menimbulkan semilir wangi yang sangat khas. Mereka benar-benar sangat menikmati perjalanannya.

Tidak lama kemudian mereka pun tiba di Camp Victorio. Setelah mendapatkan tempat parkir yang nyaman, mereka berdua mulai menurunkan barang-barang bawaannya dan segera bersiap-siap mencari tempat mendirikan tenda.

Pada hari itu, banyak juga orang yang datang untuk berkemah di situ. Tampak puluhan tenda yang berwarna-warni berdiri di areal perkemahan itu. Bukan hanya berwarna-warni, tapi juga tenda-tenda itu tampak sangat meriah dengan berbagai bentuk dan model. Tentu saja mereka berdua sangat senang karena bisa bertemu dengan banyak kawan baru.

Setelah selesai membereskan segala keperluannya, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk segera berkenalan dengan kawan-kawan baru di sana.

Tanpa ada yang mengomandoi, para pekemah yang ada di sana berkumpul di areal yang masih tersisa.

"Hai, aku Tait. Aku berasal dari Tucson, kamu dari mana?" salah seorang dari mereka membuka pembicaraan sambil menunjuk pada Jason.

"Halo juga, aku Jason, dari Douglas. Senang sekali bertemu kalian semua di sini!" jawab Jason.

Setelah itu, semuanya bergantian memperkenalkan diri.

"Aku Brandon, dari Tucson juga!"

"Aku B. J."

"Aku John!"

"Aku Matt!"

Karena mereka semua merasa senang bisa berkumpul bersama di satu areal yang sama, mereka sepakat untuk membentuk suatu grup.

Jason ingin agar dari mereka yang kemping di sana ada yang memimpin setiap acara.

Apakah kalian semua setuju kalau kita menunjuk salah seorang dari kita untuk menjadi ketua kelompok selama kita kemping di sini?" katanya.

Ternyata mereka semua setuju. Akhirnya Jason Francois terpilih menjadi ketuanya.

Dalam waktu yang cukup singkat, mereka menjadi sangat akrab satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam waktu yang cukup singkat, mereka menjadi sangat akrab satu sama lain. Hari itu, Brandon dan Tait mendapat giliran memasak untuk mereka semua.

"Hai, siapa yang mau makan? Makanan sudah siap!" teriak Brandon.

"Aku!"

"Aku!"

Mereka semua berteriak saling bersahut-sahutan. Mereka memang sudah lapar. Hawa yang cukup dingin membuat perut cepat terasa lapar.

Setelah mereka selesai makan dan membereskan kembali semua peralatannya, mereka menyiapkan semua perlengkapan untuk mendaki gunung.

Tali-tali pengaman disiapkan. Semua bersiap-siap berangkat mendaki gunung. Namun Tait tidak ikut mendaki. Ia menjadi sukarelawan memasakkan makanan untuk teman-temannya sepulang dari mendaki gunung nanti.

"Dah ... Tait!" seru teman-temannya.

"Sukses yah, aku tunggu makan siang nanti!" jawab Tait.

Tait memasak beberapa jenis makanan untuk teman-temannya. Sayangnya kue panekuk yang dimasak oleh Tait agak sedikit gosong dan bau asap. Namun karena lapar dan tidak ada makanan lain, mereka habiskan juga semua makanan hasil masakan Tait itu.

Karena kelelahan, malam itu mereka segera tidur setelah menikmati makan malam mereka yang cukup enak. Kali ini Brandon yang memasak makanan untuk mereka. Sebelumnya mereka membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka yang sangat kedinginan. Makan malamnya pun mereka adakan di seputar api unggun itu.

Setelah itu, mereka pergi ke tenda masing-masing dan segera pergi tidur. Semua sudah masuk ke tenda kecuali Jason yang masih di luar tenda. Jason masih mau membaca-baca. Oh ya, karena ingin menikmati malam itu, Tait dan Brandon tidak tidur di dalam tenda. Mereka berdua ingin tidur di luar saja dengan hanya menggunakan sleeping bag-nya.

Malam itu, pada saat Jason masih di luar tenda ... "GRRR ...!!!"

Jason mencoba mendengarkan bunyi itu. Ia ingin tahu suara apa itu. Pada awalnya ia berpikir itu hanya suara gumaman teman-temannya yang sedang tertawa-tawa di dalam tenda. Namun setelah ia mencoba mendengarkan lagi, ia mulai yakin bahwa itu bukan suara teman-temannya. (Bersambung)


(Yanti, dari Real Kids RealAdventures)


Hai! Terima kasih telah membaca kliping cerita ini. Kalaukamu suka membaca kliping sejarah juga, silakan berkunjung ke http://klipingsejarahku.blogspot.com/.

Kumpulan Cerpen dan Dongeng Bobo 2001Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang