Dua Ekor Harimau Putih

101 3 0
                                    

Oleh Ipal

Bobo Nomor 47/XXVIII/01


Di tepi Hutan Andalas, terdapat sebuah gubuk kayu beratap rumbia. Di situlah Andam tinggal bersama Kakek Jen yang merawatnya sejak kecil. Andam yang yatim piatu, tumbuh mejadi gadis kecil yang periang. Meski baru berumur sembilan tahun, ia sudah menguasai ilmu silat yang diajarkan Kakek Jen.

Di sekeliling gubuk, Kakek Jen menanam sayuran dan buah-buahan. Ia juga memelihara hewan ternak seperti ayam, bebek, juga beberapa ekor kelinci yang dibiakan bermain-main di halaman gubuk. Sesekali Andam ikut membantu Kakek Jen mencari kayu bakar ke tengah hutan untuk dijual di pasar kampung.

Bersama mereka tinggal pula Aum, seekor harimau putih! Aum dipelihara Kakek Jen ketika berumur beberapa hari. Induk Aum mati tertimpa pohon tumbang. Aum tidak boleh makan daging. Ia hanya makan sayuran dan buah-buahan yang diberikan Kakek Jen dan Andam.

Aum tumbuh menjadi harimau putih besar yang jinak. Matanya berwarna hijau dan bercahaya ramah. Tetapi Aum tetaplah seekor harimau yang perkasa. Aum mampu berlari kencang, melompat, menerkam, serta bertubuh kuat. Aum menjadi teman bermain Andam. Ke mana-mana selalu berdua.

Suatu hari datang serombongan penduduk kampung ke gubuk Andam. Wajah mereka kelihatan marah. Saat itu Andam sedang tidur-tiduran di atas pohon jambu. Aum tengah bermain dengan anak ayam yang baru menetas.

"Itu harimau yang mencuri kambing saya!" seru seorang penduduk sambil menunjuk Aum.

"Benar! Harimau itu juga mencuri bebek saya!" timpal yang lain.

"Ayo, tangkap! Sebelum ternak kita habis dimakannya!" seru mereka geram. Andam menjadi bingung. Sementara Aum mulai menggeram gelisah. Andam berusaha menenangkan Aum agar jangan menyerang penduduk itu.

Untunglah Kakek Jen segera datang.

"Ada apa, Bapak-bapak semuanya?" tanya Kakek Jen tenang.

"Kami ingin menangkap harimau itu karena telah memangsa ternak kami!" kata seorang penduduk sambil menunjuk Aum.

"Ya, beberapa hari ini sering terjadi pencurian ternak oleh harimau itu!"

"Bohong! Aum tidak pernah memangsa ternak kalian. Aum tidak pernah meninggalkan gubuk tanpa sepengetahuan saya," ujar Andam marah.

"Tapi saya melihat harimau putih itu memangsa kambing saya!" kata seorang penduduk itu.

"Bapak-bapak sekalian, semua itu harus dibuktikan terlebih dahulu. Bapak-bapak harus menangkap harimau pencuri itu ketika sedang beraksi. Sementara itu, saya akan menyuruh cucu saya dan Aum mengasingkan diri ke Lembah Diam," kata Kakek Jen bijaksana.

 Sementara itu, saya akan menyuruh cucu saya dan Aum mengasingkan diri ke Lembah Diam," kata Kakek Jen bijaksana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penduduk kampung menyetujui usul Kakek Jen. Mereka berjaga-jaga sepanjang hari untuk menangkap harimau pencuri itu. Sedangkan Andam dan Aum terpaksa harus ke pengasingan. Sampai harimau pencuri yang sebenarnya tertangkap.

Sudah empat hari Andam dan Aum diasingkan di Lembah Diam. Lembah itu benar-benar sepi. Dan berbatasan langsung dengan Hutan Larangan yang angker dan banyak binatang buasnya.

Hari itu Andam dan Aum menangkap belalang untuk makan siang mereka. Di sekitar lembah juga terdapat buah-buahan hutan dan umbi-umbian. Jadi mereka tidak akan kelaparan.

Ketika sedang makan, tiba-tiba Andam melihat bayangan putih berkelebat. Aum menggeram marah. Taringnya yang runcing diperlihatkan. Mereka segera mengejar bayangan itu. Ternyata seekor harimau putih juga! Mulut harimau itu menggondol seekor bebek. Harimau putih itu masuk ke dalam Hutan Larangan.

Andam dan Aum mengikuti harimau itu masuk ke dalam hutan. Andam tidak takut berada di tempat gelap itu. Selain ada Aum, ilmu silatnya itu juga cukup tinggi. Harimau putih itu ternyata berhenti di balik sebuah pohon besar. Andam dan Aum menunggu beberapa saat.

"Wah, Putih, kamu membawakan makan siangku lagi. Terima kasih, Putih!" Tiba-tiba ada suara orang berbicara dari balik pohon itu. Andam dan Aum segera keluar dari persembunyian mereka.

"Ternyata kalian pencuri-pencuri itu!" kata Andam keras. Orang yang berada di balik pohon itu terperanjat. Ia seorang anak laki-laki kira-kira berumur sebelas tahun. Pakaiannya compang-camping. Rambutnya kotor dan berantakan.

"Oh, syukurlah, akhirnya aku bertemu orang juga," kata anak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, syukurlah, akhirnya aku bertemu orang juga," kata anak itu. "Namaku Rimbun. Aku tersesat ketika berburu bersama rombonganku. Aku tidak tahu jalan pulang. Lalu aku bertemu Putih yang terjerat tanaman rambat. Aku membebaskannya. Bersama Putih aku berusaha keluar dari hutan ini. Tapi aku terperosok ke dalam ngarai. Kakiku terkilir agak parah. Untung aku berhasil keluar. Aku tidak kuat berjalan lagi. Putih yang mencarikan makanan untukku," tutur anak itu tabah. Kelihatannya ia memang anak laki-laki yang kuat.

"Ah, gara-gara kalian, aku dan Aum diasingkan ke Lembah Diam. Penduduk kampung menuduh Aum yang suka mencuri ternak," ujar Andam.

"Nanti akan kuganti semua ternak yang dicuri oleh Putih. Hei, mereka mirip sekali, ya?" seru Rimbun. Andam mengangguk menyetujui. Aum dan Putih ternyata sangat mirip. Hanya warna matanya saja yang berbeda. Mata Aum berwarna hijau lembut, sedangkan Putih berwarna kuning cerah. Kedua harimau putih itu segera bersahabat.

Andam lalu membantu Rimbun keluar dari Hutan Larangan. Aum dan Putih mengiringi mereka dari belakang. Andam merasa bahagia sekali karena masa pengasingannya segera berakhir. Rimbun akan bertanggung jawab atas perbuatan Putih selama ini. Dia akan mengganti semua kerugian penduduk. Namun penduduk kampung menolaknya. Karena ternyata Rimbun adalah seorang pangeran yang hilang ketika ikut berburu bersama raja.

Penduduk kampung minta maaf kepada Andam dan Aum atas kesalahpahaman mereka.

Andam dan Rimbun kemudian saling berjanji untuk bersahabat.


Hai! Terima kasih telah membaca kliping cerita ini. Kalaukamu suka membaca kliping sejarah juga, silakan berkunjung ke http://klipingsejarahku.blogspot.com/.

Kumpulan Cerpen dan Dongeng Bobo 2001Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang