Oleh Glory Gracia Christabelle
Bobo Nomor 13 Tahun XXIX 28 Juni 2001
Dahulu kala hiduplah dua orang kakak beradik. Kid dan Kitty. Mereka hidup di pinggir hutan. Orang tua mereka sudah tidak ada. Mereka biasa mengumpulkan kayu bakar untuk dijual. Suatu hari ketika sedang asyik mencari kayu bakar, tiba-tiba terdengar erangan seseorang. Kid dan Kitty bergegas mencari asal suara. Ternyata seorang kakek pengembara tak sengaja terjatuh ke dalam perangkap pemburu. Tubuhnya penuh luka dan ia sangat kesakitan. "Bertahanlah! Kami akan menolongmu!" teriak Kid.
Sesudah itu, Kid mencari akar rambat yang panjang dan kuat. Diulurkannya akar rambat itu kepada si kakek. Dari atas Kid dan Kitty berusaha menarik kakek itu sampai keluar dari perangkap. Meskipun berhasil, namun kakek itu keletihan. Akhirnya, Kid dan Kitty pulang dengan memapah kakek itu dari kiri dan kanan. Sampai di rumah, kakek itu dibaringkan di tempat tidur mereka. Kitty juga memberikan beberapa obat kepada kakek yang baru dikenalnya itu. Tak lama kemudian mereka bertiga tertidur kelelahan. Diam-diam pak tua itu tersenyum.
Sejak saat itu, pak tua itu hidup bersama mereka. Ia menginap sampai lukanya sembuh. Setiap hari Kid pergi mencari kayu bakar dan Kitty menemani kakek di rumah. Kakek Ord begitulah ia dipanggil. Dengan telaten Kitty merawat Pak Ord. Hingga suatu hari ia sembuh. "Nak, terima kasih. Kini aku sudah sembuh. Sekarang aku harus pergi. Sebelum aku pergi, aku ingin memberi sesuatu pada kalian." Setelah berkata demikian Pak Ord mengeluarkan sebuah jam saku dari balik saku bajunya. Jam itu sangat bagus. Jam itu harus dibuka dulu. Penutupnya terbuat dari perak. Di tengahnya ada sebuah permata indah berwarna biru. "Suatu hari kelak, jam itu akan sangat membantu. Simpanlah baik-baik," kata Kakek Ord. Kemudian ia berlalu dari pandangan mata.
Kid dan Kitty melanjutkan hidupnya seperti biasa. Suatu hari mereka kemalaman di hutan. Ketika hendak berjalan keluar hutan tanpa sengaja mereka malah masuk lebih jauh lagi ke dalam hutan. Mereka tersesat. Di tengah kegelapan mereka akhirnya beristirahat. Suasana hutan sangat menakutkan. Sambil berpelukan erat satu sama lain mereka memejamkan mata. Akhirnya fajar tiba juga dan mereka melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian mereka menemukan sebuah rumah. Mereka mengetuk pintu rumah itu pelan-pelan.
"Siapa itu? Tunggu sebentar," terdengar suara yang ramah dari dalam rumah. Pelan-pelan pintu dibuka. Seorang nenek tua yang ramah terlihat dari balik pintu. "Masuklah. Kalian pasti tersesat. Aku baru saja memasak kue," katanya mempersilakan.
Kid dan Kitty masuk ke dalam rumah tersebut. Mereka makan dengan lahap. Setelah makan, mereka diberi baju yang bagus. "Nenek, tahukah jalan keluar dari hutan ini?" tanya Kitty. "Maaf, Nak. Aku tidak tahu. Kau harus mencari jalan pulangmu sendiri. Namun kau harus cepat. Jika sore tiba dan kau belum menemukan jalan pulang bergegaslah ke rumahku. Jangan sampai terlambat. Ketika matahari terbenam kakakku yang jahat akan bangun dan mencari anak kecil untuk dimakan. Kalian beruntung karena kakakku tak menemukan kalian kemarin," nenek itu memperingatkan. "Siapa kakak anda, Nenek? Mengapa ia suka makan anak kecil?" tanya Kitty ketakutan.
"Yah, sebenarnya dia bukan kakakku melainkan bagian dari diriku yang terpisah. Suatu hari aku meminum ramuan yang salah kubuat. Akibatnya diriku terbelah dua. Yang satu adalah sifat baikku dan yang satu lagi sifat jahatku. Aku tak dapat mempersatukannya kembali. Namun semakin hari sifat jahatku semakin kuat. Ia takkan dapat bersatu kembali padaku jika sudah memakan seratus anak kecil. Ia akan menjadi penyihir jahat terkuat. Jika ia memakan kalian maka genaplah seratus anak kecil ditelannya." Nenek itu bercerita. "Ah, sebentar lagi senja. Bersembunyilah di balik lemari itu," perintah sang nenek. Kid dan Kitty mengikuti perintahnya.
Tepat saat matahari terbenam sebuah rumah lain muncul dari dalam tanah. Rumah itu berdempetan satu sama lain. Terdengar suara seorang nenek yang melengking tingi. Sangat menakutkan. "Aku mencium bau anak kecil di rumahmu! Serahkan padaku," teriaknya melengking. "Tidak ada anak kecil di rumahku," kata nenek baik. Namun nenek jahat tak percaya. Tiba-tiba ia melihat lemari tempat Kid dan Kitty bersembunyi. Dibukanya sedikit lemari itu dan ia merogoh ke dalam lemari. Buru-buru Kid menyodorkan dua buah boneka jerami ke tangan nenek jahat itu. "Ah! Hanya dua buah boneka dengan pakaian anak kecil. Aku pergi saja!" kata nenek jahat. Semua menarik napas lega.
Esoknya, Kid dan Kitty pergi mencari jalan pulang. Namun tidak berhasil. Mereka kembali ke rumah nenek baik sebelum matahari terbenam. Hari berikutnya, mereka mencoba lagi, namun tak berhasil juga. Mereka berniat kembali ke rumah nenek baik. Namun tampaknya mereka terlambat. Ketika mereka baru saja tiba di halaman rumah nenek baik, nenek jahat terbangun dari tidurnya. "Aku mencium bau anak kecil," pekiknya melengking. Gawat! Mereka harus lari. Namun terlambat, nenek jahat sudah melihat mereka dari jauh.
"Jangan lari kalian berdua!" teriaknya. Kid dan Kitty segera berlari dan berlari. Ketika itu nenek jahat sudah sangat dekat. Tak sengaja Kid tersandung dan terjatuh. Jam sakunya terpental dan terbentur batu hingga berhenti. Tiba-tiba suasana menjadi sunyi senyap. Ketika Kid dan Kitty menoleh ke arah nenek jahat, mereka amat terkejut. Nenek jahat kaku. Seolah-olah waktu berhenti. Dan memang, waktu benar-benar berhenti.
"Ayo, Kitty! Kita harus cepat!" mereka lari. Tak lama jam saku itu berjalan lagi. Waktu pun berjalan kembali. Nenek jahat mengejar mereka kembali. Karena Kid terluka, mereka tak bisa cepat-cepat. Sebentar saja mereka terkejar. Namun berkat jam saku ajaib mereka berhasil menghindar. Waktu hampir pagi. Akhirnya nenek jahat berhenti mengejar. Namun sebelumnya ia mengucapkan mantra sehingga tak seorang pun dapat keluar dari hutan itu.
Kid dan Kitty beristirahat di rumah nenek baik. Setelah agak baik mereka mencoba mencari jalan keluar namun sia-sia. Malam datang lagi. Kali ini nenek jahat tak terkecoh. Bercak darah yang menetes dari luka Kid membuat mereka gampang ditemukan. Dengan kasar lemari persembunyian dibuka. Dalam keadaan genting, tiba-tiba Kitty melihat tulisan terukir di balik penutup jam saku. "Dengan hati bersih, musnahkanlah hati yang jahat. Kiranya sang waktu menelan kejahatan dari muka bumi," kata Kitty membaca tulisan itu. Tiba-tiba jam saku itu bersinar dan nenek jahat musnah. Nenek baik pun menghilang. Sebagai gantinya tampak seorang nenek lain. Dia adalah wujud sebenarnya dari nenek jahat dan nenek baik. "Terima kasih telah menolong istriku," tiba-tiba muncullah Kakek Ord. Rupanya Kakek Ord memberikan jam saku karena tahu kalau mereka akan mengalami peristiwa ini lewat ramalannya. "Hanya anak-anak yang berhati bersih yang mampu menolong istriku," kata Kakek Ord. Kemudian Kid dan Kitty hidup bersama Kakek Ord dan istrinya. Mereka hidup bahagia. *****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen dan Dongeng Bobo 2001
Historia CortaD A F T A R I S I Bobo Nomor 8 Tahun XXIX 24 Mei 2001 - Cerpen "Jangan Bukan Amplop Ini" oleh Ellen Kristi - Dongeng "Lelaki Penunggang Beruang" oleh Ayu S. Aulina - Cerpen "Pengalaman Baru Pino" oleh Ny. Widya Suwarna Bobo Nomor 9 Tahun XXIX 31 M...