Oleh Ita Saca
Bobo Nomor 41 Tahun XXVIII 11 Januari 2001
Hari ini Ratu Peri akan mengadakan pesta ulang tahunnya di istana. Semua peri yang ada di hutan diundang. Mereka semua sangat gembira. Sejak pagi semua peri sudah sibuk berdandan dan mengenakan gaun mereka yang terindah. Demikian pula dengan Laura, peri cilik yang lucu dan manis. Dia sudah tidak sabar ingin mengenakan gaun ungu yang dihiasi mutiara.
Ketika waktunya hampir tiba, semua peri pergi ke istana Ratu Peri. Demikian pula dengan Laura. Namun di tengah jalan, dia melihat seekor burung murai. Salah satu hewan sahabatnya itu tergeletak dengan sebelah sayap patah.
"Kenapa kamu, Murai?" Laura berjongkok di dekat murai. Selama ini binatang-binatang hutan adalah teman-teman bermain peri Laura. Kupu-kupu, kelinci, burung-burung, dan juga burung murai ini.
"Sayapku patah," kata Murai sambil menangis. "Seekor serigala akan menangkapku dan memangsaku. Aku berhasil melarikan diri. Tapi sayapku yang sebelah patah kena cengkeraman kuku serigala itu."
"Kasihan sekali," Laura meneliti sayap Murai dengan perasaan iba. Seketika ia lupa dengan acara ulang tahun Ratu Peri. Laura berusaha mengobati luka itu. Ia juga menyobek ujung gaunnya untuk membalut luka si Murai.
"Kamu akan segera sembuh, Murai. Mudah-mudahan kamu bisa segera terbang lagi dan bernyanyi lagi bersamaku," hibur Laura. Lalu dengan hati-hati ia membaringkan Murai di sarangnya kembali.
"Terima kasih, Laura," ujar Murai sambil tersenyum. "Oh ya, sebenarnya kau hendak pergi ke mana, Laura?"
Mendengar pertanyaan itu, mendadak Laura teringat pada acara ulang tahun Ratu Peri. Dia melihat hari sudah siang.
"Aduh, aku pasti sudah terlambat!" keluh Laura kaget. "Ratu Peri pasti marah dan tersinggung karena aku datang terlambat. Maaf Murai, aku harus segera pergi ke Istana Ratu Peri."
Dengan tergesa-gesa, Laura terbang menuju ke Istana Ratu Peri. Setibanya di istana, acara hari ulang tahun Ratu Peri sudah hampir selesai. Banyak peri yang telah pulang. Makanan yang disajikan pun hampir habis.
Dengan agak takut dan malu, Laura menghadap Ratu Peri. Ratu Peri kelihatan marah ketika melihat Laura yang datang terlambat.
"Maaf, Ratu. Saya menolong sahabat saya yang terluka," dengan singkat Laura menceritakan pengalamannya dalam perjalanan tadi. Dia juga memperlihatkan gaun kesayangannya yang paling indah yang kini telah robek ujungnya. Karena dipakai untuk membalut luka Murai itu.
Mendadak wajah Ratu Peri berubah. Wajahnya tidak lagi kelihatan marah dan kesal. "Kau peri cilik yang baik hati dan suka menolong, Laura," puji Ratu Peri lembut. "Mudah-mudahan sifatmu ini dijadikan teladan oleh peri-peri yang lain. Sebagai hadiah untukmu, aku akan memberimu sebuah gaun yang indah dan seuntai kalung mutiara untukmu."
"Oh, terima kasih, Ratu!" Laura sangat gembira. Setelah itu, Laura dan Ratu Peri menikmati kue tart ulang tahun Ratu Peri bersama-sama. ***
Hai! Terima kasih telah membaca kliping cerita ini. Kalau kamu suka membaca kliping sejarah juga, silakan berkunjung ke http://klipingsejarahku.blogspot.com/.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen dan Dongeng Bobo 2001
Cerita PendekD A F T A R I S I Bobo Nomor 8 Tahun XXIX 24 Mei 2001 - Cerpen "Jangan Bukan Amplop Ini" oleh Ellen Kristi - Dongeng "Lelaki Penunggang Beruang" oleh Ayu S. Aulina - Cerpen "Pengalaman Baru Pino" oleh Ny. Widya Suwarna Bobo Nomor 9 Tahun XXIX 31 M...