Imam Sang Ketua Kelas

210 11 0
                                    

Oleh Ny. Widya Suwarna

Bobo Nomor 16 Tahun XXIX 19 Juli 2001

Sore itu setelah usai sekolah anak-anak berhamburan keluar dari sekolah. Mereka sudah ingin mandi dan ingin tiba di rumah sebelum Maghrib.

Namun, anak-anak kelas 5A masih berkumpul di depan kelas mereka. Mereka mengerumuni Imam, sang ketua kelas.

"Maaf, maaf, sungguh aku tak bisa!" kata Imam. "Sofyan, wakil ketua kelas kita akan memimpin rombongan!"

"Pak Adi kan sangat sayang padamu. Masak kamu tak mau menjenguk beliau yang sedang sakit!" kata Lina. "Sombong sekali kamu!"

"Bukan tak mau, tapi besok pagi aku ada tugas!" Imam tetap mengelak.

"Aku juga ada tugas mengisi bak mandi di rumah. Tapi aku akan mengerjakannya nanti malam. Besok pagi jam 6.30 aku bisa berkumpul di stasiun kereta api untuk ke Depok bersama-sama!" kata Arif.

30 aku bisa berkumpul di stasiun kereta api untuk ke Depok bersama-sama!" kata Arif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudahlah, orang tak mau jangan dipaksa. Mungkin sudah waktunya digelar sidang istimewa cari ketua kelas baru!" kata Hamid. Anak-anak tertawa. Imam tersenyum kecut.

"Huuh, Hamid seperti elite politik saja!" kata Yanti.

"Namanya juga ketua kelas. Kan harus bertanggung jawab!" Hamid membela diri.

"Terserah kalian. Tidak jadi ketua kelas juga tidak apa-apa!" kata Imam.

Wajahnya memerah. Lalu anak-anak itu bubar, keluar dari sekolah menuju rumah masing-masing. Yanti dan Lina berjalan bersisian.

"Si Imam itu kok aneh, ya. Mengapa ia tak mau menjenguk Pak Adi?" tanya Yanti pada Lina.

"Katanya ada tugas!" jawab Lina.

"Aah, aku penasaran. Besok pagi-pagi jam enam kurang aku akan ke rumah Imam. Akan kuajak dia menjenguk Pak Adi!" kata Yanti.

 Akan kuajak dia menjenguk Pak Adi!" kata Yanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau begItu aku juga ikut. Aku ke rumahmu besok pagi!" kata Lina.

Begitulah, esok harinya, pagi-pagi Yanti dan Lina menuju rumah Imam, sang ketua kelas. Jalan-jalan masih sunyi. Walaupun para tetangga keluarga Imam masih menutup pintu rumahnya, pintu Imam sudah terbuka. Ibunya sedang menyapu. Dua adiknya sedang makan bubur.

Kumpulan Cerpen dan Dongeng Bobo 2001Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang