Pengalaman Baru Pino

795 20 4
                                    

Oleh Ny. Widya Suwarna

Bobo Nomor 8 Tahun XXIX 24 Mei 2001

Pino duduk di teras rumah. Ranselnya yang berisi pakaian diletakkan di lantai. Ia membayangkan senangnya menginap di kebun Ayah Ian. Kata Ian mereka bisa melihat pemandangan indah, bermain layang-layang, memancing, dan memetik buah dan sayuran. Pak Ha, Ayah Ian adalah orang Korea, sedangkan ibunya orang Indonesia.

"Tuuut ... tut ... tuuut!" bunyi klakson mobil. Pino menghambur ke jalan.

"Selamat siang, Pak Ha!" sapa Pino.

"Ya, ya, naiklah! Mana ibumu?" tanya Pak Ha, seorang pria bertubuh tinggi besar dan berkulit kuning. Ia menyetir mobil dan di sampingnya ada seorang pria berkulit sawo matang.

 Ia menyetir mobil dan di sampingnya ada seorang pria berkulit sawo matang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu ke kantor, Pak Ha!" jawab Pino. Ian yang duduk di bagian tengah membukakan pintu mobil. Pino mau masuk, tapi kemudian ragu-ragu ketika melihat di bangku belakang duduk seekor anjing herder besar yang sedang menunjukkan gigi dan kedua telinganya tegak.

"Masuklah, jangan takut. Ini Hero, anjing pandai kesayangan kami!" kata Ian sambil menepuk-nepuk punggung Hero.

"Jangan takut, anak laki-laki harus berani!" kata Pak Ha.

Dengan perasaan waswas, Pino masuk ke mobil.

"Tenanglah!" Pak Rekso, pria yang duduk di samping Pak Ha bersalaman dengan Pino.

Mobil meluncur. Mula-mula Pino waswas, karena moncong Hero tepat ada di belakang kepala Pino. Pino menoleh pada Ian dan memberi isyarat agar mereka bertukar tempat duduk. Ian setuju. Namun, baru saja bertukar tempat ternyata posisi Hero juga bergeser mendekati Pino. Hiii, Pino tak berani menoleh ke belakang. Pak Ha, Pak Rekso, dan Ian tertawa.

"Jangan hiraukan, dia hanya ingin mengenalmu!" kata Pak Rekso.

Pino tertawa kecut. Huuu, tak disangkanya perjalanan untuk bersenang-senang malah menyebabkan olahraga jantung.

Namun, lama-kelamaan Pino terbiasa. Malah setelah masuk jalan tol Jagorawi si Hero tidak duduk lagi dengan kepala tegak, tapi malah mendekam sehingga orang takkan menyangka kalau di mobil ada anjing.

Perjalanan ke kebun Pak Ha di daerah Sukabumi lancar saja. Setelah mereka turun termasuk Hero, barang-barang dimasukkan ke rumah. Hero berjalan-jalan di halaman.

"Pak Rekso, tolong ambilkan beberapa ekor ikan. Ian dan Pino, petiklah daun kacang dan cabai!" kata Pak Ha. Ia mengambil kantung plasik dan mengajak Pino menaiki tangga-tangga batu menuju lahan tempat bertanam kacang panjang. Udara sejuk dan tampak puncak gunung diselimuti kabut.

"Nanti kita bermain layangan di sana, dan kita memancing di kolam itu!" kata Ian sambil menunjuk ke utara dan ke barat.

Tak lama kemudian mereka kembali ke rumah. Pak Ha sedang menggoreng ikan. Nasi sedang dimasak di rice cooker.

Kumpulan Cerpen dan Dongeng Bobo 2001Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang