Oleh Ganda Pekasih
Bobo Nomor 15/XXIX/01
Nenek serakah Tessy sedang kesal. Sudah lama dia tidak mendapatkan upah dari orang-orang yang suka memanfaatkan jasanya. Ke mana manusia-manusia jelek itu? Waktu susah mereka mencari dan minta tolong padaku, waktu senang mereka lupa. Huh! Payah! Gerutu Nenek Serakah.
Nenek Serakah segera mengambil jubah dan tongkatnya. Dengan bekal seadanya, dia turun dari gunung dan berniat mengembara. Di tengah jalan dia bertemu dengan harimau. Harimau itu bertanya kepada Nenek Serakah.
"Mau ke mana, Nenek Tessy?" tanya harimau.
"Aku bosan di gunung ini, setiap hari pemandangannya itu-itu saja, aku mau mencari sesuatu yang baru!" jawab Nenek Tessy.
"Aku ikut!" ujar si harimau sambil mengikuti langkah Nenek Tessy.
"Ikutlah, siapa tahu di perjalanan aku memerlukan bantuanmu," jawab Nenek Serakah Tessy menyilakan si harimau ikut mengembara bersamanya.
Tak berapa jauh berjalan, mereka bertemu dengan serigala. Serigala itu pun bertanya.
"Mau ke mana kalian, hai Nenek Serakah dan Harimau?"
"Kami bosan tinggal di gunung, kami mau berjalan-jalan dan mengembara," jawab Nenek Serakah.
"Wah, kelihatannya asyik sekali, boleh aku ikut?" pinta serigala.
"Ikutlah, siapa tahu di perjalanan aku memerlukan bantuanmu," jawab Nenek Serakah mengajak si serigala ikut mengembara bersamanya.
Seratus meter kemudian, si Nenek Serakah, si harimau, dan si serigala dihadang oleh seekor rusa. Rusa itu pun dengan heran lalu bertanya. "Mau ke mana kalian? Apakah aku boleh ikut?"
"Kami mau berjalan jauh. Kalau kau suka ikutlah. Kita akan melihat tempat-tempat yang belum pernah kita ketahui," kata Nenek Serakah.
"Baiklah aku sangat tertarik dan ikut dengan kalian," jawab rusa.
Maka mereka berempat pun berjalan naik bukit turun bukit, menyeberangi sungai demi sungai, meniti lembah demi lembah, dan melintas padang rumput yang luas. Hingga akhirnya sampailah Nenek Serakah beserta ketiga binatang sahabatnya di pinggir laut. Nenek Serakah sangat kagum melihat laut, karena selama ini dia belum pernah melihatnya.
Setelah lelah berhari-hari berjalan, Nenek Serakah dan binatang-binatang sahabatnya itu akhirnya beristirahat di pinggir laut. Mereka bercanda ria sambil bermain air.
"Luar biasa sekali laut ini, aku belum pernah melihatnya," kata Nenek Serakah. "Si haramau, serigala, dan rusa juga termangu-mangu kagum.
Tak lama kemudian beberapa perahu pencari kerang mutiara merapat ke pinggir pantai. Nenek Serakah iri sekali melihat orang-orang di perahu itu memamerkan mutiara yang sangat berkilau.
"Hai Nenek, kalau tertarik kami mau menjual mutiara-mutiara indah ini kepadamu, tapi harganya sangat mahal," ujar seorang pencari mutiara.
"Hehehe. Daripada aku membeli mutiaramu, lebih baik kusewa dan kau antarkan aku dengan perahumu itu ke tengah laut, biar aku bisa mengambil mutiara itu sebanyak-banyaknya, hehehe!"
"Berapa Nenek mau menyewanya?"
"Separuh dari harga mutiaramu!"
"Baiklah Nek," kata orang dari perahu itu dan menyuruh Nenek Serakah naik ke atas perahu. Dengan gembira Nenek Serakah dan sahabat-sahabat pengembaranya naik perahu. Sampai di tengah laut, Nenek Serakah menyuruh sahabatnya, si harimau, untuk menyelam mencari mutiara.
Si harimau yang dungu itu segera melompat ke dalam laut, tapi karena dia tidak bisa berenang, dia tenggelam dan mati. Kemudian giliran serigala terjun ke laut, dia pun mengalami nasib yang sama. Begitu juga si rusa, dia pun tenggelam dan mati. Akhirnya si Nenek Serakah yang ingin memiliki mutiara sebanyak-banyaknya itu, terjun ke dalam laut, dan akhirnya dia pun mati tenggelam bersama sahabat-sahabatnya.
Si tukang perahu kembali ke daratan dan membuka buntelan kain milik Nenek Serakah yang ditinggalkannya di atas perahu. Ternyata di dalam buntelan kain itu banyak perhiasan emas. Si tukang perahu bergembira sekali mendapatkan emas-emas milik Nenek Serakah itu. *****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen dan Dongeng Bobo 2001
Short StoryD A F T A R I S I Bobo Nomor 8 Tahun XXIX 24 Mei 2001 - Cerpen "Jangan Bukan Amplop Ini" oleh Ellen Kristi - Dongeng "Lelaki Penunggang Beruang" oleh Ayu S. Aulina - Cerpen "Pengalaman Baru Pino" oleh Ny. Widya Suwarna Bobo Nomor 9 Tahun XXIX 31 M...