How's your weekend? Smoga menyenangkan ya. Harusnya ini upload senin tapi aku hectic banget kemaren. Dan sebenernya pikiranku lagi gak fokus akhir2 ini. Lagi overthinking... huuf
Anyway....
Happy reading yaaaa.....
🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷
Adrian kembali meneguk minumannya. Pandangannya lurus ke depan, ke arah sang kakak dan Cindy yang sedang bercengkrama bareng tante-tantenya dan tamu lain. Gadis yang memakai off shoulder midi dress berwarna biru itu tampak sumringah. Senyum dan tawa menghiasi wajahnya. Sementara Adrian merasa bosan setengah mati di tengah hiruk pikuk pesta ulang tahun sang kakek. Satu hal yang ia syukuri, Cindy tidak jadi memakai gaun merah seksi itu. Tentu saja Cindy tidak akan berani. Om Gunawan, papa Cindy tidak akan mengizinkannya. Lucunya, Cindy memakai gaun yang Adrian pilihkan sebelumnya. Entah kapan Cindy membelinya.
"Jangan kebanyakan minum lo, ntar mabok." Eric menegurnya. Di tangannya ada segelas wine, minuman favorit sang sepupu. Jelas-jelas Eric yang akan mabuk setelah ini.
"Mana ada orang mabok minum fanta. Yang ada kembung atau kena diabetes." Adrian kembali meneguk sodanya.
Eric tertawa. "Kusut amat muka lo. Temenin noh pacar lo."
Adrian tersenyum tipis. "Dia lagi happy kayaknya. Gue gak mau ganggu." Adrian menoleh ke arah sepupunya yang ajaibnya datang tanpa partner malam ini. "How's Katrin?"
"Baik. Gue ajak kesini dia gak mau. Kakinya masih sakit katanya." Untunglah luka Katrin setelah jatuh dari tangga tidak serius, hanya kaki yang terkilir dan beberapa memar.
"Stella?"
"Dia tetep kekeuh bilang Katrin jatuh sendiri. Dia gak mau minta maaf karena menurut dia itu bukan salahnya."
Katrin dan Stella memang bertengkar, saling mendorong dan mencakar yang berakhir dengan Katrin terjatuh dari tangga.
"Katrin minta gue tegas sama Stella. Gue lakuin. Dia bilang Stella jahat." Eric menarik napas. "Gak ada yang lihat, gak ada CCTV juga. Dua-duanya yakin sama-sama bener. Mungkin Stella emang ngedorong tapi gak sengaja. Masa sih dia mau nyelakain orang cuma gara-gara hal sepele. Cuma gara-gara Katrin hapus chat dan matiin telpon dari Stella."
"Terus... Soal perasaan Katrin. Lo mau gimana?" Pertengkaran Stella dan Katrin telah membongkar isi hati Katrin yang sesungguhnya. Katrin menyukai Eric.
"Gue cuma anggap dia temen. Gak lebih. Gue udah bilang kok dan dia ngerti. Gue juga minta sama dia supaya gak campurin urusan pribadi gue."
"What? Wait... Emangnya dia pernah?"
"It's not the first time. Sebelumnya juga sama mantan-mantan gue. Mereka cemburu sama Katrin dan Katrin selalu ngerasa mereka cuma manfaatin gue." Eric tertawa.
"You're such a jerk." Gadis-gadis itu kebanyakan cuma menginginkan uang dan ketenaran semata. Menjadi pacar Eric Arthadinata sudah seperti mendapat medali emas bagi mereka tapi Eric juga mendapat kesenangan dari mereka. Lalu siapa yang memanfaatkan siapa?
"Gue sadar gue brengsek, gak usah lo perjelas."
Adrian menghela napas lelah. "Stop doing like this Ric. Beberapa dari mereka mungkin cuma manfaatin lo tapi gak menutup kemungkinan juga ada yang tulus sama lo. Mungkin juga ada yang baper sama lo. Katrin contohnya. Yang lo mainin itu perasaan. Lo punya perasaan gak sih?"
"Iya... Iya. Terus lo sendiri gimana?"
"We're talking about you not me."
"Apa bedanya lo sama gue? Kita sama-sama brengsek. Lo bisa lihat kan Cindy masih suka sama lo tapi lo gunain dia buat jadi tameng."

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Three Words
Teen FictionTrauma di masa lalu membuat Amelia Renata (Mia) menghindari apapun yang berhubungan dengan darah. Cairan merah mengerikan itu selalu membuatnya panik dan ketakutan. Maka ketika Adrian Arthadinata masuk dalam lingkaran pertemanannya, Mia berusaha men...