Mia bisa bernapas lega karena kemarahan Ivonne tidak berlangsung lama. Tidak enak bermusuhan dengan sahabat sendiri padahal mereka tidak benar-benar bertengkar, hanya salah paham, gara-gara cowok pula. Gak worth it banget. Suasana hati Ivonne sepertinya membaik karena gadis itu datang ke kampus dengan wajah berseri meski ada dua kuis hari ini. Ivonne bahkan menyapa Mia lebih dulu seolah kejadian kemarin tidak ada. Mia memilih untuk tak mengungkit soal kemarin. Lagipula buat apa membahas atau mengingat cowok yang masuk daftar senior yang harus dihindari.
"Gue diajak dinner sama kak Adrian kemarin." Ivonne bercerita sendiri tanpa ditanya dan topiknya adalah orang yang tidak ingin Mia bahas.
Tommy memutar bola matanya, sepertinya malas mendengar kelanjutan cerita Ivonne. Terbukti Tommy lebih memilih jalan duluan dengan dalih kerja kelompok, meninggalkan Mia berduaan saja dengan Ivonne.
"Kita ngemall yuk Mi," ajak Ivonne tiba-tiba. Salah satu sifat ajaib Ivonne adalah impulsif. Kadang gadis itu melakukan sesuatu tanpa rencana. Mia bersyukur setidaknya Ivonne tidak membahas Adrian lagi. Dan Mia berdoa semoga laki-laki setengah british itu tidak mampir ke fakultas ekonomi hari ini. Please... Mia butuh ketenangan sehari saja setelah kemarin jantungnya dibuat marathon terus menerus. Ide main ke mal yang dilontarkan Ivonne sepertinya ide bagus.
"Gue udah ajak Nina, kebetulan dia gak ada kuliah siang ini. Kita ketemu di parkiran," ujar Ivonne ketika selesai berkirim pesan dengan gadis tomboy salah satu sahabat mereka. Mia hanya pasrah ketika Ivonne menyeretnya begitu saja tanpa menanyakan persetujuannya.
******
"Ogah!" seru Nina untuk yang ke sekian kalinya. Ivonne membujuk gadis yang paling alergi ke salon itu untuk melakukan perawatan facial dan crembath. Mana mungkin Nina mau. Menurut Nina pergi ke salon cuma buang-buang waktu dan uang.
"Mia aja mau." Bagaimana bisa menolak kalau Ivonne memaksa. Ivonne bilang Mia harus ganti penampilan biar tidak disangka anak SMP terus. Tadi saja ada ibu-ibu yang bertanya Mia kelas berapa. Duh Mia sudah mahasiswi bu!
Perdebatan alot antara Nina dan Ivonne terjadi selama sepuluh menit dan hasilnya Nina mengalah. Lagipula kalau tidak dituruti Ivonne bisa ngambek. Bakalan susah dan repot nantinya.
Setelah satu jam lebih berkutat di tempat orang mempercantik diri, ketiga gadis itu bercermin di sebuah kaca besar sembari memuji diri sendiri. Ralat, cuma Ivonne yang memuji dirinya sendiri. Nina hanya menatap datar tampilan dirinya. Menurutnya penampilannya tak ada bedanya antara sebelum dan sesudah make over. Mia pun sama, dia hanya merasa lebih fresh saja. Mana mungkin dia bisa tiba-tiba berubah jelita bak seorang model. Tingginya saja tidak memenuhi kriteria buat menjadi model.
Bicara tentang model, Mia jadi teringat cinta pertamanya Tommy. Cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan. Gadis yang usianya satu tahun lebih tua dari Tommy dan berprofesi sebagai model internasional itu hanya menganggap Tommy sebagai adiknya, tapi Tommy sebaliknya. Tommy jatuh cinta padanya dan sepertinya tergila-gila padanya. Meski cinta Tommy bertepuk sebelah tangan, Mia tetap saja tidak bisa masuk ke hati Tommy. Tommy hanya menganggapnya sebagai sahabat dan terkadang adik. Bagaimana caranya supaya Tommy melihatnya?
Andai dia bisa seperti Ivonne yang kepercayaan dirinya selangit, mungkin dia bisa melakukan sesuatu untuk menarik perhatian Tommy. Nyatanya Mia tipe orang yang pasif dan pemalu, dia tidak mungkin terang-terangan menunjukan rasa sukanya. Dia juga tidak mungkin menggoda Tommy seperti yang sering dilakukan Ivonne pada Adrian. Eh, kenapa Adrian lagi? Padahal hari ini dia ingin menikmati waktunya dan melupakan sejenak tentang para senior yang termasuk dalam list orang-orang yang harus dihindari.
Sekilas teringat pada cowok bule bermata coklat itu membuat Mia merasa melihat Adrian di depannya. Itu beneran Adrian atau dia tengah berkhayal?
"Wah, gebetan lo jalan sama cewek." Celetukan Nina membuat Mia yakin yang dilihatnya nyata. Kenapa semesta seolah berkonspirasi terhadapnya? Kenapa dia selalu bertemu dengan Adrian?
![](https://img.wattpad.com/cover/188054235-288-k180603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Three Words
Fiksi RemajaTrauma di masa lalu membuat Amelia Renata (Mia) menghindari apapun yang berhubungan dengan darah. Cairan merah mengerikan itu selalu membuatnya panik dan ketakutan. Maka ketika Adrian Arthadinata masuk dalam lingkaran pertemanannya, Mia berusaha men...