Pernahkah Mia mengatakan kalau suara Adrian itu indah? Kesannya Mia terpesona pada suara cowok itu. Well... Itu tidak salah. Toh bukan cuma Mia yang terpesona tapi kebanyakan perempuan di kampus mereka atau perempuan yang mengaku sebagai fansnya Grey. Kalau suara Adrian jelek, tidak mungkin laki-laki setengah british itu didapuk sebagai lead vocal Grey.
Ivonne meminta Mia, lebih tepatnya memaksa menemaninya hang out di Orange Cafe, tempat biasa Grey manggung seminggu dua kali. Salah satu alasan kafe ini digandrungi anak muda selain makanan dan minuman enak yang ramah di kantong, wifi gratis, serta tempat instragamable adalah live music. Kafe ini dijadikan tempat berkarya Tommy dan teman-temannya. Terkadang di akhir pekan muncul pula penyanyi atau band lain. Meski bukan penyanyi atau band terkenal yang menghiasi layar kaca, para pengunjung yang sebagian besar remaja menyukainya. Para pengunjung juga boleh mengisi panggung kalau memiliki bakat.
Grey yang paling sering menjadi penghibur. Tentu saja karena kafe ini milik dua dari personilnya. Para pengunjung kafe sangat menantikan performance Grey. Mereka bilang Grey selain memanjakan telinga juga memanjakan mata mereka. Well, para personil Grey memang tampan apalagi sang vokalis. Adrian membuat penasaran fans Grey di dunia nyata maupun di dunia maya. Laki-laki itu termasuk jarang bermain sosial media, tidak seperti Tommy atau Eric. Adrian punya IG tapi postingannya hanya sedikit. Terkesan misterius padahal aslinya bawel, usil dan kepo tingkat tinggi menurut pandangan Mia.
Rasa ingin tahu Adrian kadang membuatnya suka ikut campur urusan orang lain. Dalam beberapa hal, mungkin tidak buruk. Adrian cuma ingin membantu. Masalahnya kenapa Adrian selalu muncul di saat yang tepat. Tepat ketika Mia tengah berada dalam situasi yang memalukan.
Mia mengernyit ketika sensasi dingin menyentuh dahinya yang benjol. Sungguh ia ingin kabur pulang saja. Jantungnya sudah berdetak tidak santai sejak Adrian menggandeng tangannya tadi. Ditambah sekarang laki-laki itu membantu mengompres luka memarnya. Jarak mereka terlalu dekat. Mia bisa menghirup aroma mint menari-nari di hidungnya. Parfumnya selalu sama. Saat mereka pertama kali bertemu dulu, insiden yang ingin Mia kubur, wanginya juga seperti ini. Apapun yang berkaitan dengan Adrian akan selalu mengingatkan Mia pada mimpi buruk. Tanpa sadar kedua tangan Mia mengepal sendiri.
"Apa masih sakit?" Adrian memang selalu perhatian. Bukan cuma pada dirinya tapi juga pada semua orang.
Jangan salah paham pada sikapnya Mia.
Mia merapalkan kalimat itu berulangkali dalam benaknya. Ia pun menggeleng sebagai jawaban sebab terlalu gugup untuk membuka suara.
Mia berjengit ketika sensasi dingin itu berubah menjadi sentuhan lembut. Jemari Adrian tengah mengoleskan salep di atas dahinya dengan amat hati-hati.
"You'll be fine," ujar Adrian seraya tersenyum.
Duh bisa gak sih jangan senyum terus.
Mia mulai paham kenapa senyuman Adrian bisa membius kaum hawa. Senyumannya terlihat tulus, tidak dibuat-buat seolah dari hati. Duchenne smile istilahnya. Ditambah sikapnya yang hangat dan perhatiannya, tak ada yang bisa menolak pesonanya.
Mia menarik napas lega ketika Adrian melebarkan jarak mereka untuk membereskan es batu dan menyimpan salepnya kembali ke kotak P3K. Mata Mia memperhatikan ruangan pemilik Orange Cafe yang juga didominasi warna jingga, terkesan hangat dan ceria. Mia penasaran kenapa warnanya harus jingga padahal Adrian penyuka warna merah dan Eric sepertinya menyukai warna hitam. Kenapa namanya harus Orange Cafe bukan Strawberry Cafe atau Chocolate Cafe? Tentu saja pertanyaan-pertanyaan itu hanya mampu ditelannya. Mia tak punya keberanian sebesar itu.
"Is there something you wanna say?" Kadang Mia ngeri Adrian memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain. Adrian beberapa kali terlihat bisa menebak yang dipikirkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/188054235-288-k180603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Three Words
Novela JuvenilTrauma di masa lalu membuat Amelia Renata (Mia) menghindari apapun yang berhubungan dengan darah. Cairan merah mengerikan itu selalu membuatnya panik dan ketakutan. Maka ketika Adrian Arthadinata masuk dalam lingkaran pertemanannya, Mia berusaha men...