51. Hide And Seek

87 2 0
                                    

Mia menarik napas dalam, mengisi penuh paru-parunya dengan udara meski udara disini mungkin tidak terlalu baik bagi organ pernapasannya. Ruang tak terpakai ini berdebu, pengap karena tak ada ventilasi. Jendela besar memang ada tapi sepertinya tak bisa dibuka, hanya sinar matahari yang bisa menyusup masuk.

Harusnya Mia tak lari ke arah sini. Harusnya Mia lari ke tempat ramai, kantin misalnya. Seseorang pernah menyarankan begitu. Saat dalam bahaya cari tempat ramai. Orang jahat tidak akan berani melancarkan aksinya di tempat yang penuh banyak orang. Mia merutuki kebodohannya. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Pertama-tama ia harus memastikan keadaan di luar aman. Kalau aman, ia harus pergi secepatnya, kembali ke kelas atau ke kantin. Ivonne dan Tommy mungkin mencarinya.

"Kemana sih tuh cewek, larinya cepet banget." Terdengar gerutuan suara Gina di luar sana. Mia yang hampir meraih gagang pintu lekas mengurungkan niatnya. Belum aman.
"Awas aja kalo ketangkep. Lo sih Fel, udah gue suruh pegangin lo malah ngangkat hape." Gina menggerutu lagi. Kali ini memarahi temannya, Fely.

"Ih... Ini tadi Rey yang telpon. Kalo gak gue angkat ntar dia ngambek."

"Ya terus sekarang gimana? Tuh anak lolos melulu tiap kali gue mau labrak. Beruntung banget dia."

"Besok lagi aja. Rey nungguin gue di kantin."

Suara sepatu yang menghentak terdengar beberapa kali disusul omelan Gina yang tanpa jeda. Fely terdengar berusaha menenangkan amarah Gina. Beberapa saat kemudian, langkah kaki menjauh terdengar lalu hening. Perlahan Mia membuka sedikit pintu ruangan yang dijadikannya tempat sembunyi. Tak ada siapapun di koridor. Gina dan Fely sudah pergi. Mia menyenderkan tubuh penatnya seraya menghembuskan napas lega. Sampai kapan dia harus main kucing-kucingan dengan senior seperti ini?

Tadinya Mia pikir Gina dan Fely mengusiknya karena perintah Luna. Biasanya begitu dan Mia tahu pasti alasannya. Adrian. Luna tergila-gila pada Adrian, sudah sejak setahun lalu Luna mengejar-ngejar Adrian namun tak pernah ditanggapi. Adrian malah terlihat mengejar-ngejar seorang adik tingkat dari fakultas yang sama. Luna tentu tak membiarkan adik tingkat yang tidak tahu diri itu menghalangi jalannya begitu saja. Sudah berulangkali pula Luna memperingatkan dan mengancam sang adik tingkat namun upayanya gagal. Bukan karena sang adik tingkat berhasil menjadi pemenang, melainkan karena laki-laki impiannya justru memilih kembali pada sang mantan kekasih.

Gina adalah persoalan yang lain lagi. Mia baru tahu kalau Gina dulunya mantan pacar Eric dan dikabarkan belum bisa move on dari laki-laki yang terkenal suka tebar pesona itu. Gina memang selalu berusaha berada di sekitaran Eric. Masalahnya Eric menggunakan Mia sebagai tamengnya. Eric berdalih hanya ingin berteman dan mengenal Mia lebih jauh. Mia tentu saja risih dan merinding di buatnya. Setelah Adrian pergi kini datang sepupunya yang membuat masalah. Kapan hidup Mia tenang? Kedua laki-laki yang memiliki nama belakang Arthadinata itu memang merepotkan.

"Aku beneran sayang sama kamu. Not as a friend."

Telinga Mia lagi-lagi seperti mendengar kalimat yang beberapa hari lalu pernah diucapkan padanya. Mia pasti behalusinasi malam itu. Tidak mungkin Adrian tertarik padanya apalagi mengaku sayang. Adrian sudah punya Cindy. Putri konglomerat sekaligus selebgram itu tak memiliki cela, sempurna. Cantik, cerdas, punya badan bagus juga kaya raya. Adrian sudah memiliki segalanya. Masa semua itu mau ditukar dengan dirinya yang dibawah standar. Tidak masuk akal!

Syukurlah Adrian menghilang lagi meski Mia merasa kecewa dan kesal dibuatnya. Sudah memberi harapan palsu, menyatakan perasaan yang terkesan main-main lalu pergi begitu saja. Pengecut! Mia benci Adrian. Lebih baik Mia tidak pernah berurusan lagi dengan laki-laki separuh british itu. Atau sekalian saja tidak usah mengenal Adrian lagi.

"Lo dari mana aja sih Mi? Gue sama Tommy nyariin lo dari tadi." Ivonne langsung memberondongnya dengan pertanyaan ketika mereka bertemu di koridor yang menuju kelas mereka berikutnya. Hari ini Mia selamat dari amukan Gina.

Just Three Words  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang