Hai ganjen, semoga harimu menyenangkan. Cari pacar dong biar gak ngelirik cowok orang.
Mia hanya bisa menghela napas usai membaca pesan singkat di ponselnya. Pesan yang sudah kesekian kalinya dikirim padanya. Mungkin sebaiknya dia mengganti nomornya saja tapi nomor ponselnya sudah digunakan untuk bermacam keperluan, sudah tersebar di antara keluarga dan teman-teman meski yang ia kenal juga tidak banyak. Akan sangat merepotkan kalau ia menggantinya. Peneror ini sudah ia blok berulang kali tapi selalu saja muncul dengan nomor baru seakan tak ada habisnya. Lama-lama Mia lelah mengurusi orang usil ini.
Media sosialnya tak jauh beda hingga Mia memutuskan untuk menonaktifkannya sementara waktu. Kecerdasan netizen mungkin melebihi detektif atau polisi. Mereka bisa tahu kalau Mia adalah gadis yang tercebur di kolam renang hotel milik Arthadinata Group dan sempat diberikan CPR oleh cucu Asad Arthadinata. Postingan di IG Tommy penyebabnya. Mereka mencocokkan baju yang dikenakan Mia. Habis sudah. Mia menjadi bulan-bulanan fans fanatik Adrian dan Cindy sejak dua bulan terakhir. Meski komentar jahat yang muncul akhir-akhir ini tak banyak seperti di awal, tetap saja itu mengganggu. Kata-kata jahat mereka sedikit banyak terkadang mempengaruhi mental Mia juga. Jadi agar tetap waras dan sehat, Mia memilih menghindarinya.
Apa pesan cinta yang selalu mampir ke ponselnya juga dikirim oleh fans? Tapi darimana mereka tahu nomor ponselnya. Mia tidak pernah mencantumkan nomor ponselnya di dunia maya. Eddie bilang jangan mudah mencantumkan informasi pribadi di dunia maya, bisa menjadi sasaran empuk kejahatan.
"Masih dapet pesan cinta?" Ivonne bertanya ketika menemaninya berjalan menuju loker untuk mengambil buku yang tertinggal.
Pesan cinta adalah istilah Ivonne, menurut gadis itu perhatian haters terkadang melebihi perhatian fans. Mungkin haters sebenarnya juga suka atau kagum pada orang yang dibencinya tapi terlalu gengsi untuk mengakui.
Mia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Lo gak maen medsos dulu kan?"
Mia mengangguk lagi. Mia tidak terlalu aktif di dunia maya. Punya media sosial juga karena teman-temannya yang meminta. Mia jarang posting atau update sesuatu di sana. Mia hanya sebatas pengamat.
"Sabar ya. Nanti mereka bakal bosen sendiri."
"Mudah-mudahan."
"Sori ya Mi. Gue gak sadar kalau posisi lo sulit. Lo bener. Emang sebaiknya lo jauhin kak Adrian. Walaupun gue sedih kapal gue gak jadi berlayar tapi... Ya... mau gimana lagi."
Bukan cuma Ivonne yang sedih. Mia jauh lebih sedih lagi. Capek-capek move on dari sahabat sejak SMPnya dan beralih pada teman kecilnya malah berakhir patah hati lagi.
Teman kecil? Bolehkah Mia menganggap Adrian sebagai teman kecilnya? Mereka kan saling mengenal saat masih anak-anak. Meski tak mengenal nama masing-masing tapi ada peristiwa yang mengikat mereka sampai sekarang. Ikatan yang kata Ivonne kuat namun nyatanya mereka hanya dua orang asing yang bertemu lalu berpisah.
"Eh tapi kalau jodoh gak bakal kemana Mi. Tungguin aja."
Mia melirik tajam sang sahabat. "Von please..."
Yang dilirik memperlihatkan cengiran lebarnya. "Berharap kan gak dilarang Mi."
Benar sih tapi kan...
Jahat rasanya menginginkan hubungan orang lain kandas meski Mia tak menampik kalau ia pernah berharap seperti itu. Memang benar kalau berjodoh pasti akan bersatu tapi jurang antara dirinya dan Adrian terlalu lebar. Perbedaan status sosial juga masalah di masa lalu. Kemungkinannya kecil bagi mereka untuk bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Three Words
Teen FictionTrauma di masa lalu membuat Amelia Renata (Mia) menghindari apapun yang berhubungan dengan darah. Cairan merah mengerikan itu selalu membuatnya panik dan ketakutan. Maka ketika Adrian Arthadinata masuk dalam lingkaran pertemanannya, Mia berusaha men...