BOM1

16.9K 248 0
                                    

Menghela nafas kasar, gadis itu menatap jengah pada sahabatnya. Apa yang sedang di lakukan sahabatnya itu benar-benar mengganggu ketenangannya yang sedang menonton serial kartun di tv. Namanya Keyla Deolinda, gadis cantik yang sekarang berstatus sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto.

"Hana berisik! Kamu ngapain sih joget-joget gak jelas, faedahnya apasih?" Tanya Keyla pada sahabatnya yang juga merupakan sepupunya, Hana Auristela. Selain cantik, Hana merupakan wanita karier yang sukses di bidang kuliner. Selain itu, Hana merupakan seorang fangirl yang hobinya menghalu.

"Faedahnya aku terhibur" Hana tertawa puas di akhir kalimatnya.

"Cara kamu menghibur diri tuh unfaedah banget. Nonton video sambil nge dance gak jelas, dasar fangirl" Cibir Keyla.

"Suka-suka aku lah, dari pada kamu kayak bocah nontonnya kartun" Hana tak mau kalah ia pun balik mengatai Keyla.

"Biarin yang penting aku gak halu kayak kamu" Kata Keyla yang sedang badmood sedari tadi. Jika tidak lagi badmood mana mau Keyla ngerecokin Hana yang lagi asik ngedance. Tapi memang sudah jadi hobinya sih ngerecokin Hana.

"Yeah dugong, gak suka pulang sonoh"

"Kamu ngusir aku Han" sewot Keyla.

"Bukan ngusir, dari pada kamu ngedumel mending rebahan di rumah kamu" usul Hana.

"Di rumah gak ada temen yang bisa aku recokin, mending di sini ada kamu"

"Makannya punya anak biar ada yang nemenin" Mendengar itu Keyla diam, omongan Hana membuat moodnya semakin buruk. Bagaimana mungkin Keyla bisa punya anak, suaminya saja mencuekinya.

Hana duduk di samping Keyla setelah mematikan video di hpnya, "Key, kamu kenapa sih? lagi ada masalah?"

"Aku nggak ada masalah sama sekali" bohong Keyla. Sebenarnya ada sedikit masalah yang mengganjal di hati, tapi enggan untuk diceritakan.

"Enggak usah bohong deh, aku kenal kamu Key. Kamu kalau lagi ada masalah suka sewot gak jelas" kata Hana yang sudah hafal kepribadian Keyla.

Kata-kata Hana membuat Keyla menghela napas panjang. Mungkin memberitahunya apa yang mengganggu pikirannya akan lebih baik daripada menyimpannya sendiri.

"Aku lagi kesel aja karena Edwin gak pernah ngasih kabar sama aku. Gak penah nanyain kabar aku kayak gimana ... Menurutmu kenapa Edwin selalu cuek sama aku? Apa dia nggak suka karena aku yang jadi istrinya?" tanya Keyla berharap mendapat pencerahan dari Hana. Ia terlalu pusing memikirkan sumainya yang tampak acuh dengan kehadiran dirinya. Seperti tidak menganggapnya ada padahal usia pernikahan mereka sudah hampir satu tahun lamanya.

"Kalau kamu yang jadi istrinya mungkin itu takdir, tapi kalau Edwin cuek ya itu kesialan kamu," jawab Hana di akhiri suara tawa. Hana bisa membayangkan betapa kakunya pasutri itu jika sedang bersama dan bisa Hana tebak pasti sahabatnya itu belum pernah di jamah oleh suaminya.

"Nyesel aku bicara sama kamu!" Keyla memutar bola matanya malas. Bukannya mendapatkan pencerahan ia malah dapat ledekan. Tidak bisa kah sahabatnya itu mengerti dengan apa yang sedang ia rasakan. Oh ayolah, Keyla butuh saran bukan ledekan.

"Sudahlah pikir positif saja, laki-laki seperti suami kamu itu terlalu arogan untuk menunjukan sikap manisnya terhadap perempuan. Kamu banyak bersabar aja" ucap Hana memberi sedikit pencerahan agar sahabatnya tidak berpikir aneh terhadap suaminya.

Between Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang