Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam sedari tadi Keyla, Nacha dan juga Rahma masih terhanyut dalam obrolan mereka. Begitu juga dengan orang-orang yang ada disana, mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Keyla sedikit merasa aneh ia merasa pusing dan perutnya sedikit sakit.
"Key, muka kanu pucet, kamu sakit?" Tanya Rahma yang ada di samping Keyla.
"Aku gak papa kak, aku ke toilet bentar," ujar Keyla yang di angguki Rahma.
Keyla berjalan ke arah toilet tanpa sengaja ia menabrak punggung seseorang.
"Sorry," ucap Keyla lantas ia menatap wajah orang yang tak sengaja di tabraknya dan ternyata orang itu adalah Keysa.
"No problem," jawab Keysa.
Keyla segera masuk ke dalam toilet meninggalkan Keysa yang tersenyum misterius seraya menatap punggung Keyla yang menjauh darinya.
Keyla menatap dirinya di pantulan cermin, memang benar wajahnya terlihat pucat. Keyla sedikit membenarkan dandanannya yang sedikit berantakan.
Tangan Keyla bergerak untuk memegang perutnya lebih tepatnya sedikit mencengkram nya.
"Ya Tuhan kenapa sakit banget," rintih Keyla karena perutnya tiba-tiba terasa lebih sakit.
Keyla segera keluar dari toilet ia berniat pulang saja ke rumah dan istirahat mungkin perutnya terasa kram karena Keyla kecapekan seharian ini.
Keyla menghampiri Rahma yang duduk sendiri. Sementara Nacha entah sudah pergi kemana. Gadis itu sudah tidak terlihat lagi disana.
"Kak aku pulang sekarang ya, badan aku agak nggak enak, kak rahma gak papa aku tinggal?" Tanya Keyla sedikit sungkan.
"Kamu sakit? Kenapa ngga bilang dari tadi, tau gitu kamu nggak saya bolehin dateng, Key." ucap Rahma menatap Keyla khawatir.
"No problem kak, aku cuman butuh istirahat aja malem ini," ujar Keyla tersenyum tipis, tapi muka pucatnya memang tidak bisa di sembunyikan.
"Saya suruh asisten saya untuk anterin kamu pulang," ucap Rahma. Keyla menggelengkan kepalanya.
"Aku udah pesen taxi kak," tolak Keyla.
"Yaudah kalau gitu kamu hati-hati di jalan," Kata Rahma.
"Sorry ya kak, aku nggak bisa disini sampai selesai," ucap Keyla merasa tidak enak dengan Rahma.
"Gak papah Key, kesehatan nomor satu bagi saya" ucap Rahma.
Setrlah itu Keyla keluar dari hotel, Keyla tidak sengaja berpapasan dengan Malvin. Keyla dengan cepat melangkahkan kakinya tapi Malvin terlebih dahulu menarik tangan Keyla.
"Lo sakit? muka Lo pucet," Tanya Malvin menatap mata Keyla intens.
"Bukan urusan kamu," ujar Keyla menyentak tangan Malvin.
"Gue anter pulang," tawar Malvin.
Keyla menghela nafasnya.
"Jangan maksa saya, Vin," kata Keyla jengah.
"Kalau gitu gue, euh ... saya minta maaf, saya nyesel Key" ucap Malvin terlihat lebih serius.
"Saya nggak peduli!" Sentak Keyla lalu memilih enyah dari hadapan Malvin karena ia sudah tidak tahan dengan perutnya yang semakin terasa sakit.
Keyla segera keluar dari gedung beruntung taxi yang di pesannya sudah berada di depan.
Keyla memasuki taxi, ia menggigit pelan bibirnya. Perutnya terasa sangat nyeri sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...