Edwin menyiapkan sarapan pagi untuk Keyla yang tengah berada di kamar. Edwin membawakan satu gelas susu dan juga satu mangkok bubur ke dalam kamar.
Saat membuka knop pintu Edwin melihat Keyla yang masih tertidur dengan tenang, Edwin segera masuk dan meletakkan makanannya di nakas, ia membangunkan Keyla.
"Key bangun," ucap Edwin seraya memegang lengan Keyla.
Keyla membuka matanya hal pertama yang ia rasakan adalah pusing menyerang kepalanya.
"Kenapa?" Tanya Edwin seraya membantu Keyla untuk duduk.
Keyla menggelengkan kepalanya pelan.
"Bentar lagi aku mau berangkat ke kantor, mungkin pulang telat," ucap Edwin.
Keyla terdiam, Edwin akhir-akhir ini selalu pulang telat sampai larut malam, bahkan saat libur Edwin tidak pernah di rumah, sudah terhitung seminggu lamanya Edwin seperti itu.
"Bisa temenin aku, jangan berangkat kerja," ucap Keyla menatap Edwin penuh harap.
"Nggak bisa Key, pekerjaan aku banyak di kantor," tolak Edwin seraya mengelus pelan rambut Keyla.
"Please temenin aku Ed, aku nggak mau sendiri di rumah," bujuk Keyla.
"Aku panggilin bunda," ucap Edwin.
Keyla menggelengkan kepalanya. Ia hanya ingin di temani oleh suaminya bukan yang lain.
"Please Ed,," mohon Keyla seraya memegangi lengan Edwin.
Edwin melepaskan tangan Keyla.
"Jangan manja biasanya kayak gimana," ujar Edwin.
Keyla langsung terdiam, mulutnya tidak bisa berkata-kata lagi, matanya bahkan sudah memanas menahan tangis.
"Nggak usah cengeng, seharusnya kamu ngerti pekerjaan aku banyak, nggak cuman buat ngurusin kamu aja,"
Mendengar perkataan Edwin, hati Keyla menjadi sakit. Lebih penting pekerjaannya kah di banding Keyla yang sedang mengandung buah hatinya.
"Kamu tau nggak Ed, kamu minta di ngertiin tapi kamu nggak pernah ngertiin aku," ucap Keyla dengan tatapan sendu.
Edwin menghela nafasnya panjang.
"Ayolah Key kamu udah dewasa kamu bisa jaga diri kamu sendiri," tegas Edwin.
"Bukan masalah dewasa, tapi tanggung jawab kamu sebagai suami mana? Aku hamil anak kamu dan aku cuman mau di temenin," ucap Keyla sudah terisak.
"Aku tanya sekali lagi apa kabar kamu yang kemarin mau gugurin dia hmm! Tanggung jawab kamu mana sebagai seorang ibu!" Ucap Edwin sudah tersulut emosi.
Keyla sudah tidak bisa menjawab lagi ucapan Edwin hatinya terlanjur sakit akan ucapan Edwin padahal keduanya sudah sepakat tidak akan membahas masalah itu lagi. Tapi kenapa Edwin mengungkitnya.
Keyla terisak, ia menggigit bibir bawahnya, ia takut dengan Edwin sekarang. Kenapa dia seperti itu dengannya. Keyla memutar ingatan saat respon Edwin yang biasa saja saat tahu Keysa pelaku di balik Keyla yang hampir keguguran dan saat Edwin marah besar saat tahu kalau Keyla berniat menggugurkan kandungan. Bisa di pastikan Edwin masih mencintai Keysa dan sedang ingin menyingkirkannya secara perlahan. Edwin benar-benar tidak adil apa dia sudah tidak mencintai Keyla lagi.
"Minum susunya, jangan sampai dimuntahin lagi," ucap Edwin tanpa memperdulikan Keyla yang terisak sembari melamun.
"Aku berangkat," pamit Edwin seraya beranjak dari tempat tidurnya dan memilih berangkat ke kantor meninggalkan Keyla yang masih tetap pada posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...