BOM30

3.5K 64 0
                                    

Keyla merebahkan badannya di kasur, satu jam yang lalu ia telah sampai di rumah orangtuanya, setelah mengobrol panjang dengan mamanya Keyla memilih untuk tidur di kamarnya.

Tidak butuh waktu lama Keyla telah tertidur pulas.

Di tempat yang sama lebih tepatnya di ruangan tamu Sofia tengah membereskan bekas cemilan di meja, tidak lama kemudian terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumahnya, karena penasaran Sofia melihat siapakah yang barusan datang. Sofia tersenyum ternyata yang datang adalah menantunya, siapa lagi jika bukan Edwin. Edwin keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah.

"Assalamualaikum," ucap Edwin.

Sofia tersenyum.

"Walaikumsalam, pasti nyariin Keyla, tuh dia lagi dikamar atas," ucap Sofia seraya menerima salam dari Edwin.

Edwin tersenyum.

"Papa belum pulang mah?" tanyanya.

"Belum, papa kamu betah di negara orang mama kan jadi kangen," ucap Sofia membuat Edwin tertawa.

"Eh malah ngajak kamu ngobrol, yaudah sana ke atas," titah Sofia.

"Jangan lupa buatin mama cucu, oke," ucap Sofia menepuk pundak Edwin.

"Maahh,"

"Hahaha mama ke belakang dulu, good luck," ucap Sofia seraya berlalu dari hadapan Edwin.

Edwin terkekeh pelan menanggapi ucapan ibu mertuanya, ia segera menaiki tangga dan menuju kamar Keyla.

Edwin berdiri di depan pintu bercat putih, ia mengetuk pintu di depannya.

Tok tok

Edwin menunggu tetapi tidak ada jawaban dari dalam kamar Keyla. Edwin memegang hendel pintu dan membukanya, ia tersenyum saat melihat Keyla yang tengah tertidur terlentang di atas kasur. Edwin menutup kembali pintu kamar dan segera menghampiri Keyla.

Edwin mengamati wajah Keyla, tangannya terulur untuk memegang pipi mulus Keyla.

Keyla membuka matanya tiba-tiba karena terusik dengan sentuhan yang ada di pipinya.

"Kamu ngapain disini bukannya tadi mau ketemu temen?" tanya Keyla dengan suara seraknya.

Edwin tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

Edwin tiba-tiba menaiki ranjang dan tidur di samping Keyla dengan kepala yang ia letakkan di ceruk leher Keyla. Keyla terkesiap.

"Kamu ngapain?" tanya Keyla gugup.

"Bentar aja Key," ucap Edwin.

Keyla mengangguk pasrah. Keyla memegang rambut Edwin dan mengelusnya pelan.

"Kalau aku bohong kamu marah?" tanya Edwin tanpa menatap Keyla.

"Tergantung, kamu bohongnya kayak gimana," ujar Keyla. Apa suaminya sedang ingin berbohong sehingga dia bertanya seperti itu atau ia sudah melakukannya. Dari pada menduga-duga lebih baik Keyla bertanya.

"Kenapa tanya gitu?" tanya Keyla.

"Gak papah sayang aku cuman tanya," ucap Edwin merapatkan tubuhnya dan memeluk pinggang Keyla posesif.

"Aku nggak suka di bohongi, kamu juga kan pasti," ujar Keyla. Memangnya siapa yang ingin dibohongi meskipun dengan embel-embel demi kebaikan tetap saja rasanya sakit. Tidak percaya coba saja.

Edwin terdiam sebentar memikirkan omongan Keyla.

"Ed," panggil Keyla seraya memegang lengan kekar Edwin.

Edwin mendongakkan kepalnya menatap Keyla.

"Apa sayang?" tanya Edwin.

"Kamu nggak lagi sembunyiin apa-apa kan dari aku?" tanya Keyla menatap balik Edwin. Ia curiga pada Edwin yang tiba-tiba bertanya hal yang pasti dia tahu jawabannya.

Between Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang