Sudah satu bulan lamanya hubungan Keyla dan Edwin menjadi renggang. Keyla memilih mendiami Edwin, tidak peduli berapa kali Edwin meminta maaf. Keyla tetap diam bahkan sifat Keyla semakin dingin tapi meskipun begitu Keyla tetap menjalankan perannya sebagai seorang istri.
Keyla saat ini tengah menyiapkan baju Edwin dan meletakkan di atas tempat tidur, sedangkan Edwin tengah mandi.
Cklek
Pintu kamar mandi terbuka disana ada Edwin yang hanya mengenakan handuk sebatas pinggang nya. Jika dulu Keyla mengagumi tubuh Edwin yang hanya menggunakan handuk dan ingin mengurungnya seharian di kamar, tapi tidak dengan sekarang.
"Baju kamu udah aku siapin," ucap Keyla, karena tidak ingin berpikir terlalu jauh tentang Edwin ia berjalan ke arah kamar mandi. Keyla tidak berhati-hati kakinya tersandung karpet.
Brukkk
"Keyla!" Pekik Edwin, beruntung ia bisa mencegah tubuh Keyla yang hampir menyentuh lantai.
Keyla memejamkan matanya erat, sangat erat.
"Hati-hati kamu nggak inget kalau lagi hamil," ucap Edwin seraya mengangkat tubuh Keyla dan membawanya ke atas ranjang.
Keyla hanya diam saja, dia terlihat sedikit syok, kejadian terkahir kali ia masuk rumah sakit karena hampir keguguran. Dan ia tidak mau masuk rumah sakit lagi karena jatuh.
Keyla mengatur nafasnya pelan ia menatap dingin Edwin yang tengah menatapnya khawatir.
"Makasih," ucap Keyla dingin.
"Lain kali hati-hati," kata Edwin mengingatkan.
Keyla tidak menjawab, ia segera berdiri dari ranjang.
"Keyla tunggu," ucap Edwin.
Cup
Keyla mematung di tempatnya, Edwin tiba-tiba mencium keningnya cukup lama.
"Maaf Key," ucap Edwin melepaskan ciumannya dan menatap Keyla dalam.
Keyla masih terdiam di tempatnya. Enggan untuk menjawab permintaan maaf dari Edwin. Ia terlalu sering mendapatkan kata maaf dari Edwin, Keyla selalu memaafkannya dan pada akhirnya Edwin mengulang kesalahannya lagi.
Keyla memundurkan langkahnya ia menjauh dari Edwin dan segera keluar dari kamarnya.
-BOM-
Keyla mengambil beberapa sayuran dan mulai memotong-motongnya dengan pelan, tangannya lihai dalam memegang pisau tapi karena tidak berhati-hati pisau itu melukai jari Keyla.
"Shh," rintih Keyla ketika mendapati jarinya teriris pisau.
Keyla segera berjalan ke arah wastafel dan membasuh darah yang keluar dari tangannya dengan air. Setelah di rasa darahnya sudah berhenti, Keyla memilih duduk di kursi meja makan. Keyla diam, semakin hari perasaannya semakin buruk. Ingatan tentang Edwin yang mabuk berat dan pulang larut malam bersama Keysa selalu berputar di kepalanya. Pikiran aneh selalu menghantuinya.
"Keyla" panggil Edwin, dengan cepat Keyla menurunkan tangannya yang berada di atas meja.
Keyla hanya menatap Edwin datar sedatar-datarnya.
"Hm" jawab Keyla singkat.
Edwin mendekat ia memegang tangan Keyla.
"Aku kangen sama kamu Key" ucap Edwin, Keyla menarik tangannya.
"Oh, tapi aku enggak," jawab Keyla. Sebenarnya ia juga merindukan suaminya tapi ia masih tidak ingin memaafkan Edwin.
"Udah satu bulan kamu diemin aku Key, salah aku apa? Aku mabuk karena pikiran aku waktu itu berantakan, dan aku udah minta maaf sama kamu berkali-kali," ucap Edwin menatap Keyla intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...