Selesai membantu Hana, Keyla langsung saja duduk di kursi dengan keringat yang membanjiri wajahnya.
"Kamu setiap hari kayak gini, Han? Gak cape apa?" tanya Keyla mengingat betapa lelahnya dia karena pelanggan yang terus saja berdatangan tanpa henti.
"Udah biasa," ucap Hana duduk santai di depan Keyla. Ia sudah terbiasa bekerja seperti ini. Memang pekerjaan ini melelahkan, tapi jika di jalani dengan senang hati semua lelahnya akan tergantikan oleh senyum para pembeli yang puas dengan pelayanannya.
"Han, kenapa kamu nggak terima aja sih, tawaran orang tua kamu buat ngurusin perusahaan?" tanya Keyla heran. Dari pada Hana kerja yang melelahkan seperti ini mending kerja di perusahaan ayahnya lebih enak.
"Aku enggak minat kerja di perusahanan Papih, mending disini biar pun lelah tapi langsung tergantikan dengan senyum pelanggan yang puas dengan pelayanan yang diberikan" jelas Hana.
Menurut Hana mengurus perusahaan itu sangat ribet, meeting sana-sini belum lagi kalo ada apa-apa ribetnya minta ampun. Lagi pula Hana bekerja bukan semata-mata mencari uang, tapi untuk membuat orang lain senang setelah memakan masakannya.
"Kamu nggak keluar sama Reza?" tanya Keyla lagi.
"Aku udah putus," ujar Hana santai.
"Apaa! Sejak kapan kok aku nggak di kasih tau!" kaget Keyla sekaligus kesal dengan sahabatnya ini. Putus tidak bilang-bilang.
"Biasa aja mukanya" tegur Hana. Parno melihat wajah Keyla yang seperti baru mendengar orang putus.
"Ceritanya gimana kok bisa putus? Bukannya kalian berdua gak ada masalah?" Kepo Keyla.
"Kita memang tidak ada masalah sebelumnya, tapi dia hamilin anak orang," ujar Hana memberi tahu bahwa mantan kekasihnya telah menghamili wanita lain.
"Apa! Aku nggak salah denger kan! Kok bisa si Reja selingkuhin kamu sampai selingkuhannya hamil" Kaget Keyla menggebu-menggebu bahkan wajahnya sudah memerah karena menahan marah. Berani sekali cowok itu mempermainkan perasaan sahabatnya. Hana hanya diam tidak merespon.
"Han, kok kamu diem aja sih. Harusnya kamu bilang sama aku dari awal, aku nggak terima kamu digituin bajingan emang si Reza!" Marah Keyla tidak terima.
"Yang ditinggal aku yang marah-marah kamu. Aneh kamu mah, Key," kekeh Hana. Ia saja yang di tinggal biasa-biasa saja kenapa sahabatnya yang tidak terima. Hana mungkin masih kecewa tapi ia berusaha untuk melupakannya karena hidupnya terlalu berharga untuk memikirkan orang yang telah menyakitinya.
"Ya aku sebagai sahabat kamu, nggak terima kamu digituin." Keyla meredakan emosinya.
"Nasi udah jadi bubur Key," kata Hana menatap Keyla yang sepertinya begitu marah.
Hana tersenyum tipis mengingat Keyla sangat peduli padanya, meskipun Keyla kadang sangat kekanak-kanakan, tapi Hana tau jika Keyla tidak akan diam saja jika sahabatnya di sakiti oleh orang lain.
"Ya tetep aja Han, "
"Ya udah ayok samperin, tonjok," ucap Hana terkekeh.
Keyla sebenarnya tau jika Hana sekarang tidak baik-baik saja terlihat dari matanya jika gadis itu sedang bersedih. Bagaimana tidak bersedih Reza adalah cinta pertamanya Hana dan mereka sudah pacaran sejak masa SMA.
Memang di antara keduanya yang pandai menyembunyikan masalah adalah Hana. Karena cewek itu tidak mau merepotkan orang lain.
"Aku tau kamu lagi kepikiran," tutur Keyla menatap Hana penuh kasih sayang.
"Enggaklah," bohong Hana masih menyembunyikan lukanya dengan terus tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Sebenarnya ia masih sakit mengetahui kekasihnya yang sudah lama bertahta di hatinya telah menghamili perempuan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomantizmIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...