Keyla menangkup wajahnya, ia menangis sesenggukan karena ucapan Hana, memang ia ibu yang jahat bahkan Keyla merasa tidak pantas untuk disebut sebagai seorang Ibu. Keyla baru kali ini melihat amarah dalam mata Hana. Cewek itu benar-benar murka pada Keyla, memang Keyla bukan calon ibu yang baik untuk anaknya. Keyla akui itu.
Keyla berusaha meredakan tangisannya tetapi yang terjadi air matanya malah semakin deras saja.
"Please Key, untuk kali ini kamu nggak usah nangis," ucap Keyla disela-sela tangisannya.
Tapi usaha Keyla gagal untuk menghentikan tangisannya yang semakin menjadi. Keyla tidak bisa tegar ia benar-benar sakit harus menerima kenyataan bahwa ia akan menjadi seorang ibu di saat karirnya sedang naik daun.
"Hiks kenapa harus aku, kenapa harus sekarang haaa, aku capek!" Racau Keyla menyalahkan dirinya sendiri karena ia tidak mungkin menyalahkan calon anaknya meski kenyataannya Keyla ingin sekali mengumpati anak tidak berdosa itu.
Keyla memeluk kakinya erat, tanpa sadar kuku Keyla telah melukai tangannya.
Sementara itu, Edwin baru saja keluar dari mobil, ia membawa beberapa kotak martabak yang di tenteng di tangannya.
Edwin sedikit mengerutkan dahinya, perasaan tadi dia sudah menutup pintunya kenapa sekarang terbuka? Mungkin ada tamu. Pikir Edwin.
Edwin memasuki rumah, ia terkejut ketika mendapati Keyla yang tengah memeluk kakinya di atas sofa dan jangan lupakan tubuhnya yang bergetar, bahkan suara tangisannya terdengar jelas di telinga Edwin. Edwin seketika langsung menghampiri Keyla dengan setengah berlari.
"Keyla" Panggil Edwin.
Tangis Keyla langsung berhenti begitu saja, ia mendongakkan kepalanya menatap Edwin.
"Kenapa sayang? Ada yang salah sama kamu?" tanya Edwin dengan nada khawatir, tangannya memegang bahu Keyla.
Keyla menatap Edwin, kilatan amarah tampak jelas di mata Keyla. Seketika Keyla menyentak tangan Edwin kasar.
"Pergi!" Sentak Keyla.
Edwin sedikit terkejut dengan bentakan Keyla. Ada apa dengan Keyla? Beberapa menit yang lalu dia tidak seperti ini.
"Kenapa hmm?" tanya Edwin lembut berusaha meminta penjelasan dari Keyla.
Keyla tidak memperdulikan Edwin. Ia menatap Edwin nyalang.
"Jangan ganggu!" Ucap Keyla sebelum benar-benar bangkit dari sofa dan berlari menaiki tangga rumah dan memasuki kamar.
Brak.
Keyla menutup pintu kamar sekencang-kencangnya.
Edwin mengikuti Keyla karena ia takut terjadi apa-apa dengan istrinya.
"Key bisa buka pintunya,"ujar Edwin seraya mengetuk pintu kamar yang di kunci.
Tidak ada jawaban dari dalam, Edwin mengetuk pintunya lagi.
"Sayang, aku ada salah?" Tanya Edwin berharap Keyla menjawab pertanyaan nya.
Tapi nihil tidak ada jawaban dari Keyla membuat Edwin semakin hawatir dengan kondisi Keyla.
"Aku minta maaf," ucap Edwin. Takut jika Keyla seperti itu karena ulahnya.
Edwin terdiam di depan pintu, yang terdengar hanya suara isakan Keyla yang samar-samar.
"Kalau butuh sesuatu panggil aku," ujar Edwin.
Edwin menghela nafasnya pelan sepertinya Keyla sedang berada dalam mood yang tidak baik, atau mungkin ada sesuatu yang terjadi tapi tidak ia ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...