BOM83

3.5K 57 9
                                    

Di sebuah hutan seseorang berjubah hitam tersenyum smirk seraya menatap bocah kecil yang berbaring di hadapannya. Bocah laki-laki itu, terbaring dengan pakaian sedikit robek dengan berlumuran darah. Di pipi anak itu terdapat lebam dan juga darah dari sudut bibirnya.

Seorang sosok misterius memotret anak kecil itu, bersama pisau yang sedikit berlumuran darah. Ia sedikit menyingkap baju anak itu, memperlihatkan goresan luka yang terdapat pada perut anak itu. Ia mengambil beberapa foto anak yang terbaring tak berdaya itu.

Orang misterius itu, tersenyum jahat penuh kemenangan. Ia benar-benar tertawa puas membayangkan bagaimana reaksi orang tua bocah itu, kala mendapati foto anaknya yang sudah tak bernyawa dengan luka yang ada di sekujur tubuhnya.

Saat ini saja pasti orang tua anak itu, tengah mencarinya seharian ini. Mereka benar-benar lengah menjaga anaknya sehingga ia dapat dengan mudah membawa anak itu, tanpa kesulitan sedikitpun.

Flasback on

Sosok misterius memperhatikan semua orang yang sedang berada di pesata ulang tahun, menggunakan teropongnya. Mereka semua tampak bahagia kecuali satu orang yang tampak sedih baru saja keluar dari dalam rumah itu. Cowok itu, duduk di teras, tak lama seorang anak kecil menghampiri dan memeluknya.

Sosok misterus yang menggunakan jubah hitam, sarung tangan hitam, wajahnya di tutupi masker dan juga kaca mata hitam, menyeringai.

"Let's play game my sister," ucapnya dengan senyum evil di balik maskernya.

Dari dalam mobil itu, ia melihat ayah dan anak itu pergi dari area rumah. Sosok misterius itu, menelpon orang lain.

"Jalankan tugas kalian, buat kekacauan di kantor Winner corp," ucapnya kemudian ia langsung mematikan sambungan itu.

Sosok misterius itu, sedikit menjalankan mobilnya untuk menjauh. Ia membuka masker dan kacamatanya kemudian membuka jubah hitamnya. Terlihat rambutnya yang beruban. Di balik jubah itu, ia memakai pakaian layaknya seorang nenek tua. Wajahnya pun terlihat keriput.

"Ehem-ehem, cu, cucu," sosok itu berdehem dan menirukan suara nenek-nenek.

Sosok nenek tua itu, keluar dari dalam mobil lantas ia berjalan menggunakan tongkat. Nenek tua itu berhenti di dekat pohon yang tak jauh dari rumah yang sedang mengadakan pesta ulang tahun. Ia menunggu situasi untuk menjalankan rencananya.

Tak lama pria dan anak itu kembali, pria itu mengantar bocah kecil yang bersamanya sampai depan rumah, setelahnya ia pergi dengan terburu-buru menaiki mobilnya.

Setelah mobilnya menjauh, nenek tua itu mendekati anak yang sedang anteng memakan es krim. Nenek itu pura-pura jatuh di depan anak itu. Anak itu langsung menolongnya, seperti yang ia perkirakan.

"Nenek da papah?" tanya anak kecil itu yang di balas gelengan kepala.

"Tolongin nenek cu, nenek mau kesana, tapi kaki nenek sedikit sakit," kata Nenek tua itu terlihat meyakinkan.

"Nenek mau kemana? Lumah nenek di mana?" tanya si anak kecil.

"Nenek mau ke sana buat ambil kucing, tadi kucing nenek lari kesana, rumah nenek di samping rumah kamu," ucap nenek itu, tentunya berbohong. Ia sedikit was-was, jika terlalu lama mengobrol takut ada yang melihatnya. Tapi jika rencananya gagal, ia masih memiliki rencana cadangan.

"Kita tetangga ya nek?" Bocah kecil itu tersenyum manis padanya.

"Iya, cu, cucu mau bantu nenek cari kucing nenek," Nenek tua itu menatapnya dengan tatapan penuh harap.

"Ayo nek, Gege bantuin," bocah itu tidak berpikir panjang dan langsung percaya pada nenek tua itu.

"Makasih cu,"

Between Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang