Seumur-umur Keyla tidak pernah semalu ini, yang jelas saja dia mengatakan sesuatu yang sedikit vulgar dan lebih parahnya di hadapan orangnya langsung.
"Malu-maluin banget sih Key!," sesal Keyla.
"Aiishhhh ancur reputasi aku di depan Edwin," kesal Keyla menatap jalanan di depannya, layaknya seorang musuh yang ingin dia bunuh.
Selama perjalanan menuju rumah Keyla terus saja menggerutu menyesali perkataannya. Tidak jarang Keyla memukul setir mobil dan mengumpat pelan memaki dirinya yang terlalu frontal saat berbicara.
Saat ini Keyla sudah sampai di rumah dan memasukkan mobilnya ke garasi.
Keyla berjalan lesu memasuki rumahnya seraya menenteng tasnya dengan malas, bukannya bersih-bersih diri Keyla malah duduk di sofa dan menyandarkan badannya di sofa, tidak lama kemudian Keyla sudah hanyut dalam mimpinya. Anak itu emang pelor. Begitu dapat tempat nyaman nempel langsung molor.
Drrrtttt drrrtttt
Deringan telepon yang berbunyi sangat nyaring seketika mengusik tidur Keyla. Dengan ogah-ogahan Keyla mencari hpnya di tas dan tanpa melihat nama yang tertera disana, Keyla langsung mengangkat panggilannya dengan keadaan masih menutup mata dan sesekali menguap.
"Hallo key" ucap seseorang disebrang sana mengawali pembicaraan.
"Hm siapa" tanya Keyla dengan suara khas bangun tidur.
"Ini bunda" jawab perempuan di sebrang telpon.
"Bunda ya" ucap Keyla lirih seraya manggut-manggut.
Tunggu
Tunggu
Bunda?
Seketika posisi Keyla langsung terduduk tidak lupa dengan matanya yang melotot karena menatap layar hp yang tertera Nama bunda Lena disana.
"Aduh bunda maaf ya, Keyla nggak sopan. Keyla baru bangun tidur" ucap Keyla menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sedangkan Lena terkekeh pelan di seberang sana.
"Iya gak papah ko, bunda orangnya pemaaf kok" ucap Lena terkekeh diikuti Keyla yang sedikit tertawa, lebih tepatnya tertawa canggung.
"Bunda ada apa telpon?"
"Bunda sama ayah mau kerumah"
"Kapan bunda ke sininya?" tanya Keyla.
"Jam empat, kamu bilang sama Edwin pulang lebih cepat"
"Baik Bun"
"Terima kasih sayang bunda tutup" pungkas Lena.
"Iya Bun"
Setelah sambungan telepon itu terputus, Keyla melirik jam yang ada di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 3 berati kurang satu jam lagi mertuanya akan kesini dan sepertinya dia harus cepat menghubungi Edwin. Tetapi yang menjadi kendala Keyla tidak ingin menghubungi Edwin, alasannya hanya satu 'MALU'.
Keyla menghembuskan nafasnya pelan. Amanah harus tetap di sampaikan.
"Oke Gak papah key cuman chat kan nggak lebih jadi kamu pasti bisa!!" Ucap Keyla bermonolog meyakinkan dirinya. Setelah itu dua mengetikkan nama Edwin di sana.
Keyla: Ed kamu bisa pulang lebih awal? Bunda sama ayah mau kerumah!
Tidak lama kemudian hp Keyla berbunyi.
Edwin: Jam berapa?
Bibir Keyla tertarik pertanda dia tersenyum mendapat balasan cepat dari Edwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...