"Kapan kasih ayah cucu?" tanya Farid sekali lagi tanpa sadar membuat Keyla terdiam dan tentunya jantungnya berpacu dengan cepat.
Bagaimana Keyla bisa memberikan cucu sementara dirinya tidak tau bagaimana cara membuat cucu yang baik dan benar.
Keyla melirik Edwin dan ternyata Edwin hanya menunjukkan ekspresi biasa saja bahkan datar. Apa cowok itu sedikit pun tidak memikirkan permintaan ayahnya untuk segera memiliki cucu.
"Ehm jangan bilang kalian berdua belum berhubungan," ucap Lena dengan tatapan menyilidik.
"Aku terlalu sibuk bun," jawab Edwin.
"Apa! Jadi benar kalian belum melakukannya!! bunda nggak mau tau Keyla secepatnya harus hamil!" ucap Lena membuat Keyla terdiam di tempat dengan jantungnya yang terasa ingin melompat keluar.
Bukan karena Lena yang terlalu keras saat bicara tapi dia memikirkan dirinya sendiri saat harus melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Keyla tidak mau melakukannya sebelum Edwin benar-benar mencintainya dan merubah sifat acuhnya. Cuek pada orang lain boleh saja tapi jangan sama istrinya juga.
Awal nikah Keyla memang mengharapkan itu tapi setelah difikirkan Keyla takut untuk menyerahkan kehormatannya pada Edwin meskipun dia suaminya. Keyla takut Edwin meninggalkannya setelah mendapatkan mahkotanya. Keyla hanya akan menyerahkannya jika Edwin sudah mencintainya dan bersikap hangat padanya.
"Edwin sepertinya ayah akan mengosongkan jadwal kamu selama dua minggu," sahut Farid.
"Ya nggak bisa gitu yah minggu ini aku harus ke LA," tolak Edwin.
Apa cowok itu lebih mementingkan pekerjaannya di banding menyenangkan hati ayahnya.
"Baru kemaren di tinggal, sekarang lagi?" gerutu Keyla pelan yang hanya bisa di dengar oleh Edwin.
"Kamu bilang apa!" Edwin melirik Keyla.
"E..nggak gue nggak bilang apa-apa," sergah Keyla harusnya ia menggerutunya nanti saja setelah Edwin tidak ada di dekatnya.
"Guee?" Tegas Edwin mengoreksi omongan Keyla tidak lupa dengan matanya yang menatapnya tajam.
Keyla yang di tatap tajam seperti itu hanya bisa menundukkan kepalanya, karena seumur-umur dia tidak pernah melihat Edwin menatapnya tajam hanya karena kesalahan kecil.
"Iya maaf aku salah," jawab Keyla pasrah. Keyla lupa kalau sekarang ia harus berbicara aku-kamu pada Edwin dan lingkungan sekitarnya. Padahal ia lebih suka berbicara Lo gue.
"Oke sepertinya keputusan ayah sudah tepat ayo bun kita pulang," ucap Farid tersenyum lebar seraya menggandeng tangan istrinya mesra.
"Jangan lupa kasih bunda cucu kalau perlu yang banyak," pesan Lena sebelum benar-benar pergi.
Keyla hanya bisa menganga lebar satu saja belum kelar malah minta banyak. Di kira Keyla mesin anak bisa buat anak dengan sekali cetak. Tidak semua itu butuh proses dan proses itu yang membuat Keyla takut.
"Tutup mulut kamu," ucap Edwin seraya berdiri dari kursi reflek Keyla langsung menutup mulutnya dengan kelima jarinya.
"Salah Keyla apa sampai harus dapet suami datar gak ada romantis-romantisnya sama sekali?" Keyla mendramatis meratapi nasibnya sendiri.
"Aku denger!" ucap seseorang siapa lagi kalau bukan Edwin.
Keyla menolehkan kepalanya dan langsung nyengir tanpa dosa.
"Hehehe denger ya?" Edwin tidak menyahut dia malah melengos pergi menaiki tangga.
"Untung ganteng," ucap Keyla berdiri dari kursi dan berjalan menaiki tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...