BOM27

3.6K 66 0
                                    

"Maaf" lirih Edwin.

"Maaf karena nggak bisa ngelak waktu Alisya cium pipi aku," lanjut Edwin meneruskan ucapannya. Keyla berusaha berdiri setegak mungkin kepalanya terasa seperti ingin pecah.

"Kenapa?" tanya Keyla di sertai isakan tangis.

"Dengerin aku, aku suka kamu bukan Alisya. Kalau aja waktu itu aku tau Alisya mau cium aku, aku pasti ngelak," ucap Edwin memegang pundak Keyla.

Keyla menatap mata Edwin.

"Kamu bohong," ucap Keyla mudur beberapa langkah dari posisinya.

"Demi apapun aku nggak bohong," ucap Edwin meyakinkan Keyla.

Keyla menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya.

"Key," Panggil Edwin menatap sendu ke arah Keyla.

"Stop disitu" ucap Keyla di barengi isakan "jangan deketin aku," Keyla semakin menjauh dari posisi Edwin.

Keyla sekuat tenaga menjaga agar tubuhnya berdiri tegak tapi tiba-tiba pandangannya perlahan menggelap.

Brukk

"Keyla" 

-BOM-

Keyla bergerak gelisah dalam tidurnya ia memegang kepalanya yang masih berdenyut, perlahan matanya terbuka pemandangan pertama yang di lihatnya adalah Edwin yang berada di sampingnya tengah memejamkan mata dan jangan lupakan tangan Edwin yang memeluk erat pinggang Keyla.

Keyla mengamati wajah Edwin, air matanya mengalir begitu saja tanpa isakan Keyla hanya menangis dalam diam.

Edwin tiba-tiba saja membuka matanya ia terkejut mendapati Keyla yang sudah berderai air mata. Keyla juga terkejut tapi ia tidak menghentikan pandangannya terhadap Edwin.

"Jangan nangis," ucap Edwin menyeka air mata Keyla.

Cup

"Im sorry Key" ucap Edwin tulus, ia mengecup kening Keyla lama.

Keyla semakin terisak di buatnya, Edwin membawa Keyla ke dalam pelukannya. Keyla tidak menolak yang dia butuhkan sekarang hanya pelampiasan yang tidak lain adalah menangis.

"Kita mulai semua dari awal," ucap Edwin mengangkat wajah Keyla dan menatapnya.

"Aku butuh waktu," ucap Keyla melepaskan tangan Edwin dan beranjak dari ranjang.

Edwin menahan tangan Keyla.

"Key aku belum selesai bicara," ucap Edwin.

Keyla melepaskan tangan Edwin pelan. Keyla benar-benar capek dengan keadaannya sekarang rasanya ia ingin menjauh dari Edwin.

"Kita Break" kata Keyla akhirnya. Edwin terkejut dengan ucapan Keyla.

"Break? Hey Key jangan main-main kamu sama pernikahan, kita menikah bukan pacaran!" ucap Edwin berusaha menahan emosinya.

"Aku nggak main-main kasih aku waktu dua minggu," ucap Keyla setenang mungkin. Ia sungguh lelah dan ingin menenangkan dirinya tanpa ada Edwin di sampingnya.

"Terserah kalau itu yang kamu mau!" Kata Edwin menyerah.

Keyla menghela nafasnya ia mengambil heels nya yang tergeletak di pinggir ranjang dan tas nya yang ada di meja.

"Nggak ada yang nyuruh kamu pergi dari sini, duduk!" ucap Edwin tegas.

"Aku harus ke villa," ucap Keyla. Ia capek dan ingin istirahat.

"Duduk!" Titah Edwin mutlak. Keyla meletakkan kembali heels dan tasnya, ia duduk di tepi ranjang.

"Ganti baju kamu," ucap Edwin, Keyla menatap Edwin tidak mengerti.

Between Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang