Keyla sedari tadi menundukkan kepalanya sejak Edwin berbicara dengannya.
"Key jawab jujur kenapa kamu di Bali?" tanya Edwin.
"Aku ada job disini," ucap Keyla menggenggam erat bajunya. Edwin menghembuskan nafasnya pelan ia mengambil tangan Keyla dan menggenggamnya.
"Edwin aku tau aku salah," ucap Keyla lirih.
Edwin mengecup tangan Keyla singkat.
"Aku juga salah," ucap Edwin menatap Keyla.
Keyla menundukkan kepalanya, setetes demi tetes air matanya jatuh membasahi tangannya. Sebelumnya Keyla tidak serapuh seperti ini tapi entah kenapa setelah bersama Edwin Keyla sering menunjukkan sisi lainnya.
Edwin bergerak maju ia segera membawa Keyla ke dalam pelukannya dan mengusap punggung Keyla yang bergetar.
"Maaf," lirih Keyla mengeratkan pelukannya kepada Edwin.
"Dan aku akan berhenti," ucap Keyla di sela-sela tangisannya.
Edwin terdiam mendengar ucapan Keyla barusan, ada rasa bersalah saat Keyla mengatakan akan berhenti.
"Kamu boleh jadi model aku kasih izin," ucap Edwin tiba-tiba luluh dengan Keyla.
Keyla menghentikan isakannya.
"A..aku nggak akan jadi model lagi," kata Keyla mengalah. Setelah berpikir Keyla tidak ingin hubungannya dengan Edwin merenggang karena ke egoissannya. Keyla tidak mau berpisah dengan cowok itu karena Keyla begitu mencintainya.
"Kenapa?" tanya Edwin lembut.
Keyla tidak menjawab ia malah kembali menangis di pelukan Edwin.
Edwin mengusap punggung Keyla pelan membuat Keyla menjadi lebih tenang.
Sepuluh menit mereka tetap pada posisinya dan Keyla tidak melepaskan pelukan dari Edwin sekalipun.
"Udah malem kita tidur hmm?" tanya Edwin seraya mengecup singkat puncak kepala Keyla.
Keyla mengangguk ia segera melepaskan pelukan Edwin. Edwin menatap mata Keyla yang memerah, rambutnya sudah tidak tertata rapi. Tangannya terulur untuk menyelipkan rambut Keyla yang berantakan.
"Good night," ucap Edwin mencium bibir Keyla singkat karena itu hanya sebuah kecupan bukan ciuman.
Keyla tidak menjawab ia hanya menatap Edwin saja. Edwin yang di tatap pun bertanya.
"Kenapa?" tanya Edwin.
Keyla menggeleng dengan pikiran aneh yang tiba-tiba melintas dalam kepalanya.
"Kamu tidur duluan," ucap Edwin.
Keyla hanya mengangguk dan segera beranjak dari sofa untuk ke ranjang tempat tidur Edwin. Sedangkan Edwin ia pergi ke kamar mandi.
Keyla tidur dengan posisi miring, sebenarnya Keyla tidak tidur ia hanya sekedar memejamkan mata, tidak lama kemudian ranjang bergoyang dan Keyla merasakan pelukan hangat dari Edwin. Keyla reflek membuka matanya dan ternyata kamar dalam keadaan gelap hanya lampu tidur yang menyala.
Bukannya kembali menutup mata Keyla malah menatap lurus kedepan tiba-tiba saja air matanya sudah mengalir. Keyla tidak tau kenapa ia menangis sekarang, intinya ia hanya ingin menangis diam-diam malam ini tanpa sepengetahuan Edwin.
Cukup lama Keyla menangis, ia segera mengusap air matanya dan mencoba memejamkan mata meskipun sebenarnya Keyla tidak bisa tidur tapi setelah lama mencoba untuk tidur tapi Keyla tetap tidak bisa melakukannya yang ada ia malah merasa gelisah.
Keyla membalikkan tubuhnya sehingga ia sekarang bertatapan muka dengan Edwin.
Edwin membuka matanya.
"Kenapa nggak tidur hmm?" tanya Edwin menatap Keyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...