BOM32

2.9K 61 0
                                    

Keyla baru saja tiba di kantor Edwin, ia segera menuju ruangan Edwin yang terletak di lantai atas. Banyak orang yang mencoba menyapa Keyla, karena tau jika dia adalah istri dari CEO nya. Keyla hanya sekedar menanggapinya dengan senyuman.

Begitu sampai Keyla mengetuk pintu ruangan Edwin.

"Masuk," ucap suara dari dalam.

Keyla membuka knop pintu ia tersenyum kecil ketika melihat Edwin yang tengah fokus dengan laptop di hadapannya.

Keyla menghampiri Edwin.

"Sibuk banget tau gitu nggak dateng tadi," canda Keyla.

Edwin mendongakkan kepalanya menatap Keyla seraya tersenyum.

"Udah dateng," kata Edwin.

"Hmmm kenapa manggil?" tanya Keyla seraya mendekat ke arah Edwin dan membenarkan letak dasi Edwin yang sedikit miring.

Edwin menatap Keyla yang tengah membenarkan dasinya, ia dengan sengaja menarik tengkuk Keyla dan mengecup bibirnya.

Keyla memelototkan matanya spontan ia melepaskan dasi Edwin dan menjauh dari posisinya semula.

"Kenapa?" tanya Edwin menatap Keyla dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Engga," jawab Keyla sedikit gugup, masalahnya ini dikantor bisa gawat kan jika kepergok oleh karyawan Edwin. Kalau di rumah mungkin Keyla bisa agresif.

"Oke," jawab Edwin fokus kembali dengan laptopnya.

Keyla meringis pelan, sepertinya dia membuat Edwin sedikit tersinggung karena secara tidak langsung Keyla menolak keinginan suaminya.

"Aku nggak bermaksud," ucap Keyla.

"Apanya," ucap Edwin datar.

Keyla menghela nafasnya dengan cepat ia menyingkirkan laptop di depan Edwin dan memelototi Edwin.

Edwin tertawa kecil ia berdiri dari kursinya dan menarik tangan Keyla untuk duduk di sofa yang ada di ruangan kerjanya.

Keyla menatap lekat mata Edwin.

"Kenapa?" tanya Edwin.

"Tadi manggil sekarang malah nanya kenapa," ucap Keyla seraya memutar bola matanya malas.

Edwin lagi-lagi hanya bisa tertawa dan mengacak rambut Keyla membuat sang empunya kesal.

"Berantakan Ed astaga," ucap Keyla bertambah kesal.

"Ikut aku yuk keluar," ajak Edwin.

"Kemana?" tanya Keyla. Tumben sekali Edwin mengajaknya ke luar.

"Makan siang," kata Edwin.

"Dari tadi belum makan siang?" Tanya Keyla.

"Hmm,"

"Udah dibilangin juga jangan telat makan tetep aja, nanti kalau sakit gimana." omel Keyla.

"Emang kamu pernah bilang gitu," ucap Edwin menaikkan satu alisnya.

Keyla menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan jangan lupakan nada kekehan yang keluar dari bibirnya.

"Siapa yang selama ini suka ngga nurut, ngga suka masak dulu dirumah kalau mau keluar," ujar Edwin.

Keyla menatap Edwin kesal.

"Ishhhh mana ada," elak Keyla.

"Ada lah," kata Edwin.

"Sibuk, makannya nggak sempet masak," jawab Keyla mengerucutkan bibirnya kesal.

"Canda, astaga gitu aja udah cemberut," ucap Edwin.

"Serah, nggak nyambung kalau bicara," kata Keyla bertambah kesal.

Between Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang