Malam telah tiba, langit yang tadinya terang sekarang sudah menjadi gelap. Saat ini Keyla tengah berbincang dengan Edwin di ruangan kerja Edwin.
"Maksud kamu, aku nggak jadi kerja di perusahaan?" tanya Keyla sedikit kecewa karena Edwin tiba-tiba memberi tahukan jika Juna pulang lebih cepat dari LA.
"Iya," jawab Edwin.
"Yah aku kan udah bilang kalau aku mau kerja," ucap Keyla kecewa karena tidak jadi bekerja.
"Iya aku tau,"
"Yaudah aku nggak jadi sekretaris nggak masalah asalkan bisa kerja, gimana?" tanya Keyla penuh harap, tapi ternyata Edwin malah langsung menolaknya.
"Enggak," jawab Edwin cepat.
"Terus?" tanya Keyla lagi. Berharap Edwin memberinya pekerjaan lain.
"Kamu nggak usah kerja," jawab Edwin sepenuhnya membuat Keyla sedikit ingin marah.
"Nggak bisa gitu Ed, aku pengen kerja dan kamu tau itu," ucap Keyla menatap Edwin memohon.
"Aku suka Keyla yang penurut, jadi turuti permintaan aku Key!" ucap Edwin terdengar tegas di telinga Keyla.
Keyla menatap Edwin tidak suka karena sikap Edwin yang sedikit keras kepala. Keyla sangat ingin pergi bekerja ia bosan setiap hari berada di rumah atau ngerecokin Hana di cafenya. Keyla sangat ingin merasakan jadi wanita karier. Merasakan lelahnya selepas bekerja, merasakan bagaimana rasanya bahagia setelah mendapat gaji semuanya ingin Keyla rasakan.
"Kalau gitu aku terima tawaran jadi model," ucap Keyla melenggang pergi dari ruangan kerja Edwin.
"Jangan coba-coba atau kamu akan dapat konsekuensinya Key," ucap Edwin menahan emosinya agar tidak memuncak karena perkataan Keyla.
Keyla tidak menghiraukan pekataan Edwin ia langsung keluar dari rungan kerja itu.
Keyla tidak suka di kekang, ia suka kebebasan. Keyla merasa Edwin terlalu pemaksa untuk kali ini. Melarang Keyla untuk tidak melakukan apa yang ia mau, tidak seperti biasanya. Cowok itu biasa tidak ingin ikut campur urusannya tapi kali ini berbeda.
Keyla mengotak-atik hpnya untuk menelpon seseorang dan tidak butuh waktu lama panggilan sudah terhubung.
"Hallo Key, Ada perlu apa kamu menelpon saya, setelah kamu menolak tawaran dari saya?" tanya seseorang di sebrang sana seraya terkekeh.
"Aku berubah pikiran kak," ucap Keyla mantap dengan keinginannya.
"Maksud kamu apa?" tanyanya.
"Aku terima tawaran kakak," putus Keyla mantap.
"Really?" tanyanya terdengar antusias.
"Iya,"
"Keputusan tepat Key, saya yakin kamu akan sukses di dunia modeling," tuturnya.
"Jadi kapan aku bisa pemotretan kak?" tanya Keyla.
"Nanti saya kirim jadwal kamu," ucapnya.
"Thanks kak,"
"Oke see you," ucapnya sebelum panggilan terputus.
Keyla menatap hp yang ada di genggamannya dengan perasaan yang sedikit tidak bisa terdefinisikan.
"Apa yang kamu khawatirin Key, sebentar lagi mimpimu akan terwujud," ucap Keyla meyakinkan, tidak lama kemudian bibirnya membentuk lengkungan indah. Keyla merasa keputusannya kali ini memang tepat meskipun ia harus menentang Edwin sekalipun.
Ting.
Ponsel Keyla berdering.
Keyla membuka room chat, matanya berbinar karena mendapat pesan jadwal pemotretan, dan jadwal pertamanya jatuh pada hari esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...