Dua bulan telah berlalu hari-hari Edwin benar-benar berantakan. Ia sekarang menjadi orang yang gila kerja, berangkat pagi pulang malam itu yang dilakukan oleh Edwin setiap hari bahkan saat hari libur Edwin tidak pernah berhenti bekerja, kegilaannya itu semata-mata hanya karena Keyla.
Edwin hampir saja menyerah ketika tidak mendapatkan informasi apapun tentang Keyla, semuanya berantakan. Edwin juga terlihat sedikit kurus sekarang karena pola makannya tidak teratur sama sekali bahkan Edwin pernah tidak makan sama sekali hingga harus dilarikan ke rumah sakit karena magh nya.
Orang tua Edwin tidak peduli sama sekali dengan keadaan dirinya, bundanya seseorang yang sangat ia sayang nyatanya acuh begitu saja saat bertemu dengan Edwin. Sedih? Tentu saja Edwin sedih siapa yang tidak sedih jika dijauhi oleh keluarganya sendiri.
Yang peduli dengannya hanyalah Juna sahabatnya, bahkan Juna selalu memberikan dukungan untuk Edwin.
Edwin seseorang yang bisa dibilang dingin saat ini, dia benar-benar menjadi es yang semakin membeku dan jangan lupakan sifat kejamnya. Edwin tidak segan-segan untuk memecat karyawannya meskipun hanya melakukan kesalahan kecil, Edwin tidak bisa mengontrol emosinya.
Karena yang ia inginkan sekarang hanya Keyla dan anaknya.
Saat ini Edwin tengah berada di balkon kamarnya menghisap rokok untuk yang ketiga kalinya.
Edwin memang gila, dia gila karena hampir menyakiti dirinya, bahkan luka sayatan di tangan kirinya masih di perban.
Untuk tidur saja Edwin kesusahan dia harus meminum obat tidur jika ingin tidur dengan tenang.
Pengaruh Keyla sangat besar bagi dirinya.
Edwin menatap hpnya disana ada foto Keyla dan juga dirinya saat berada di Bali beberapa bulan yang lalu. Edwin hanya bisa tersenyum kaku melihat momen yang sepertinya tidak pernah akan terulang kembali.
"Keyla kamu lagi ngapain hmm? Gimana kabar kamu sama anak kita?" Kata Edwin bermonolog dengan dirinya sendiri.
Tiba-tiba setetes air mata jatuh begitu saja dari pelupuk mata Edwin. Edwin merasakan hatinya berdenyut kecang, dia seperti ini saja sudah sakit bagaimana dengan Keyla yang sudah sering ia sakiti? Jelas Keyla lebih tersakiti dari dirinya. Edwin hanya berharap Keyla bisa memaafkan kesalahannya meskipun itu bisa dibilang mustahil, tapi apa salahnya untuk berharap.
Tapi terkadang jika kita berharap dengan Manusia, manusia itu pasti akan mengecewakan kita.
Edwin lagi-lagi hanya bisa pasrah, jika Tuhan tidak membiarkannya bertemu dengan Keyla, mungkin Edwin harus mulai mengikhlaskannya meskipun kenyataannya tidak bisa.
-BOM-
Tidak jauh berbeda dengan Edwin, Keyla di Canada tidak henti-hentinya memikirkan Edwin, jujur hati Keyla masih untuk Edwin.
Bagaimana bisa Keyla memaksakan dirinya untuk melupakan Edwin jika hatinya saja menolak untuk melupakannya.
Keyla menatap perutnya yang sudah membesar itu usia kandungannya sudah enam bulan dan tandanya tiga bulan lagi ia akan melahirkan.
Bagaimana mungkin Keyla tidak sedih jika saat melahirkan, anaknya tidak menatap wajah ayahnya sama sekali.
Satu hal yang membuat Keyla bertahan, di dalam perutnya terdapat dua malaikat kecil yang menjadi penyemangat nya. Awalnya Keyla tidak percaya jika di dalam perutnya ada dua malaikat kecil, saat itu Keyla memang melakukan USG untuk pertama kalinya di rumah sakit dan ya mereka ada dua.
Keyla bersyukur setiap ia membutuhkan sesuatu Raka selalu ada di sampingnya, menemaninya dan bahkan selalu memeluk Keyla jika ia tengah bersedih.
Mungkin jika orang yang tidak mengetahuinya, mereka akan menganggap Raka adalah suami Keyla mengingat Raka selalu di samping Keyla kapan pun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...