Hari yang seharusnya di penuhi senyuman seketika berubah menggemparkan. Keyla yang baru di lamar oleh raka, sekarang kalang kabut mencari ke beradaan anaknya. Gempara menghilang dari tempat acara ulang tahunnya dan itu sangat mengemparkan orang-orang yang ada di acara tersebut.
"Ka, Gempara, dia gak ada," ujar Keyla panik. Sampai saat ini ia belum kunjung menemukan anaknya.
"Tenang Key, kita pasti bisa nemuin Gempara, kamu gak boleh panik dulu," ucap Raka menenangkan Keyla. Meski sebenarnya ia juga panik karena Gempara menghilang sudah cukup lama. Yang lain pun sudah mencarinya, tapi Gempara belum di temukan.
"Apa jangan-jangan Gempara di bawa sama Edwin, secara edwin juga gak ada di sini, tadi kan Gempara main sama dia," Keyla baru menyadari kalau mantan suaminya juga tidak ada. Terakhir kali Keyla melihat Gempara tengah bermain bersama Edwin sebelum dia menghipang.
"Bisa jadi, kalau gitu kamu telpone dia," kata Raka yang memang curiga pada Edwin.
"Iya ka," Keyla langsung menelpon Edwin, tapi tidak di angkat, "Gak di angkat,"
"Coba telpone lagi,"
Keyla pun menelpon Edwin lagi sampai berkali-kali, tapi tetap tidak di angkat oleh pria itu, membuat Keyla semakin curiga pada Edwin.
"Tetep gak di angkat,"
"Kalau gitu aku samperin dia, kamu tunggu di sini, siapa tau nanti Gempara ketemu dan kamu gak ada," tutur Raka.
"Aku ikut, aku mau mastiin kalau Gempara memang sama Edwin, kalau sampai benar Edwin bawa Gempara tanpa sepengetahuan aku, aku bakal bejek-bejek dia," Keyla geram, ia tidak bisa diam saja ia ingin menemui Edwin dan memaki mantan suaminya itu.
"Kamu gak boleh ikut, nanti kamu malah marah-marah, kamu tunggu di sini sama yang lain," Memang Raka mengerti perasan Keyla saat ini, tapi ia tidak mengijinkan Keyla untuk ikut karena takut nanti ia malah membuat masalah.
"Tapi aku mau ikut," kukuh Keyla.
"Key," Raka menekan nama Keyla agar menurut padanya.
"Oke, aku tunggu kamu, aku juga bakal nyari Gempara di sekitar sini, siapa tahu ada yang liat," Keyla pasrah, dari pada ia berdebat dengan Raka hanya akan membuat waktunya terbuang sia-sia.
"Good girl," Raka mengecup kening Keyla sebelum ia pergi.
-BOM-
Raka sekarang berada di kantor Edwin, tadi ia sempat ke rumah Edwin, tapi ternyata Edwin berada di kantor.
"Ed, Gempara di mana, kamu kan yang bawa dia," Raka masuk keruangan Edwin tanpa permisi dan langsung mengintrogasi orang yang menjadi tersangka atas menghilangnya Gempara.
"Maksud kamu apa, Gempara kan bersama kalian," ujar Edwin, tak tahu menahu cowok di hadapannya menanyakan Gempara padanya, padahal Gempara bersama mereka di pesta ulang tahunnya.
"Gempara gak ada di tempat acara, terakhir kali saya liat, dia sama kamu," kata Raka dengan sedikit emosi.
"Gempara tadi memang main sama saya, tapi saya pergi kenantor karena ada kekacauan, sebelum saya pergi saya antar Gempara buat masuk ke dalam," ujar Edwin menjelaskan. Memang pada saat acara ulang tahun Gempara, Edwin bersama anaknya untuk membeli es krim. Tapi saat menikmati es krim itu Edwin di telpon oleh orang kantor karena ada keributan, jadi Edwin mengantar Gempara untuk kembali sebelum ia pergi.
"Kamu gak bohong kan sama saya," Raka menatap Edwin dan memastikan jika ia tidak bohong.
"Saya gak bohong, memangnya ada apa sama Gempara?" tanya Edwin tak mengerti.
"Gempara hilang, sampai sekarang gak di temukan, saya sudah mencarinya kemana-mana, saya pikir dia di bawa sama kamu," tutur Raka memberitahu.
"Apa hilang," Edwin kaget mendengar ucapan Raka, "kenapa kamu baru bilang sekarang, kenapa gak hubungi saya,"
"Kamu liat handpone kamu, Keyla berkali-kali nelphone, tapi gak kamu angkat," Raka sedikit kesal pada Edwin, bisa-bisanya dia tidak tahu kalau Keyla sudah menelphonenya berkali-kali.
"Oke sorry, saya gak dengar karena tadi ada keributan," Edwin tadi menangani para masa yang berdemo di kantornya. Edwin sendiri tidak mengerti kenapa tiba-tiba banyak orang yang berdemo.
-BOM-
"Edwin, Gempara mana, kamu jangan coba-coba buat ngambil Gempara dari saya," ujar Keyla begitu ia melihat Edwin datang dan langsung saja Keyla memarahinya.
"Kamu tega misahin saya dari anak kandung saya, padahal saya udah ijinin kamu buat ketemu Gempara, tapi kamu malah ambil dia tanpa seijin saya,"
"Key dengerin penjelasan saya dulu," Edwin mencoba berbicara pada keyla yang terlihat marah padanya.
"Gak ada yang perlu di jelasin, sekarang balikin Gempara," ujar Keyla Geram ingin sekali rasanya ia menampar Edwin.
"Keyla dengerin Edwin dulu, dia mau bicara sama kamu," kata Raka menengahi agar Keyla mau mendengarkan penjelasan Edwin.
"Bicara apa?" tanya Keyla akhirnya.
"Saya gak sama Gempara," ucap Edwin lirih, takut kalau mantan istrinya memarahinya.
"Maksud kamu, Gempara gak bareng kamu?" tanya Lena menyahut.
"Iya Bun, saya sebelumnya memang sama Gempara, tadi kami sempat membeli eskrim, tapi tadi saya di telpone orang kantor katanya di sana sedang ada keributan masa, sebelum saya pergi saya antar Gempara sampai depan pintu masuk,"
"Kamu gak membongi kami kan, Ed," Lena menatap anaknya, bukannya ia tak percaya pada anaknya sendiri, tapi ia hanya ingin memastikan kalau Edwin tak menyembunyikan Gempara.
"Aku gak bohong bun, buat apa aku bohong," Edwin memaklumi ibunya, kepercayaan orang tuanya berkurang sejak kejadian itu.
"Terus sekarang Gemparanya kemana dari tadi dia gak ada, kita udah nyari dia kemana-mana, tapi gak ketemu," kata Keyla yang sudah menangis.
"Key jangan nangis, kita cari Gempar lagi, pasti dia ada di sekitar sini, mungkin tadi kita nyarinya gak pokus," Raka mendekap tubuh tunangannya. Edwin yang melihat itu, hatinya terasa sesak. Dulu ia yang selalu menenangkan dan memeluk Keyla ketika menangis. Tapi sejarang sudah di gantikan orang lain, jika saja waktu bisa di putar ia lebih memilih untuk percaya pada Keyla.
"Aku takut Gempara kenapa-napa," ucap Keyla di sela-sela isak tangisnya. Perasaannya sedang kacau saat ini, ia benar-benar takut Gempara hilang.
"Kamu gak usah takut, aku yakin gempara gak kenapa-napa, dia pasti hanya kesasar, kita cari dia lagi, kita tanya sama orang-orang barang kali ada yang melihatnya," ucap Raka menenangkan Keyla yang berada di pelukannya.
"Iya ka, ayo kita cari," Keyla setuju, lebih cepat ia bergerak lebih cepat pula ia menemukan Gempara.
Pada saat Keyla hendak pergi seseorang menelponnya, tapa pikir lama Keyla langsung mengangkat panggilan itu.
"Hal..." Keyla belum sempat berbicara sudah di potong oleh suara dari sebrang sana.
"Key, ada orang yang liat Gempara tadi, katanya Gempara nyebrang jalan sama nenek-nenek," ujar sang penelpon memotong ucapan Keyla dengan cepat.
"Terus mereka kemana?" tanya Keyla pada Gino di sebrang sana.
"Orang itu gak merhatiin, jadi dia gak tahu Gempara di bawa kemana sama nenek itu," ucap Gino memberitahu membuat Keyla cemas, ia takut nenek-nenek itu menculik Gempara.
"Kalau gitu kamu sharelok tempat terakhir gempara terlihat, tolong kamu terus tanya orang-orang sekitar sana, siapa tahu ada yang liat mereka lagi, kita segera nyusul ke sana," Keyla langsung memutuskan sambungan.
"Gino bilang ada orang yang liat Gempara nyebrang jalan sama nenek-nenek," Keyla memberi tahu orang-orang yang menatapnya dengan pandangan bertanya, "ini tempatnya gak jauh dari sini,"
"Kalau gitu kita kesana," Raka langsung pergi setelah Keyla memberi tahu alamat yang di kirim oleh Gino, begitupun yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our Marriage
RomanceIni tentang Keyla yang menjalani hari-harinya sebagai istri dari seorang CEO muda bernama Edwin Pradipta Siswanto. Dua insan dengan sifat yang berbeda dan bertolak belakang dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan orang tua mereka. Ked...