BOM53

2.5K 51 0
                                    

Malam ini tepat dimana kepulangan Keyla dari rumah sakit dan sekarang Keyla tengah berada di mobil bersama Edwin dan juga bunda Lena. Selama berada di rumah sakit Edwin mendiami Keyla tanpa sepatah katapun. Saat Keyla mengajak bicara Edwin selalu menghindar. Keyla sudah berkali-kali meminta maaf tapi Edwin tetap bersikap sama.

"Sayang kalau butuh apa-apa kamu jangan sungkan sama bunda ya," ucap Lena yang berada di samping Keyla.

Keyla tersenyum tipis, "iya Bun,"

"Ed kamu jangan kerja terus, istri kamu lagi hamil jagain dia," tegur Lena. Edwin hanya menjawabnya dengan deheman saja.

Setelah itu ketiganya hanya diam, Keyla memejamkan matanya ia memilih untuk tidur saja lagi pula perjalanan juga masih jauh.

Lena melirik Keyla yang tengah tertidur, kemudian ia mengalihkan pandangannya ke pada Edwin.

"Kamu ada masalah sama Keyla, dari kemaren bunda liat dia murung," ujar Lena.

"Enggak," jawab Edwin singkat.

"Kalau ada masalah selesaikan, bunda nggak mau denger Keyla drop cuman gara-gara banyak pikiran, kamu nggak denger tadi apa kata dokter," omel Lena.

"Aku tau Bun, aku nggak ada apa-apa," jawab Edwin.

Lena menghela nafasnya, ia memilih diam sepertinya memang ada yang tidak beres dengan anaknya itu. Lena seorang ibu dia sudah pasti mengenal betul seluk-beluk anaknya.

Mobil Edwin mulai memasuki pekarangan rumahnya. Dia memarkirkan mobilnya di depan garansi.

"Keyla bangun sayang," ucap Lena membangunkan Keyla tapi Keyla sepertinya tidak mendengarkannya karena terlihat tidurnya sangat nyenyak.

"Jangan di bangunin Bun," ucap Edwin seraya keluar dari mobil, kemudian ia membuka pintu belakang mobil dan mengangkat tubuh Keyla.

"Hati-hati," ucap Lena.

Edwin menggendong Keyla diikuti dengan Bundanya yang membantunya membukakan pintu rumah.

Edwin menurunkan Keyla di ranjang, ia menaikkan selimut sebatas dada Keyla.

"Bunda langsung pulang aja kalau gitu," pamit Lena ingin pulang.

"Aku anterin,"

"Ngga usah bunda udah pesen taxi, kamu jagain Keyla," ucap Lena. Ia tidak ingin anaknya meninggalkan Keyla karena mengantar dirinya untuk pulang. Meskipun sebentar.

Edwin mengantarkan bundanya sampai di depan rumah, setelah bundanya pergi Edwin kembali ke kamar.

Edwin duduk di sofa kamarnya, pandangannya lurus kedepan menatap Keyla. Ia sadar akan perkataan nya telah menyakiti hati Keyla tapi Edwin berhak untuk marah.

Edwin memejamkan matanya memijat pelipisnya yang terasa berdenyut kencang, dan tanpa sadar ia malah tertidur di sofa kamarnya dengan keadaan duduk.

Tak lama Keyla membuka matanya perlahan, Keyla sedikit terkejut ketika mendapati dirinya berada di kamar bukankah tadi ia sedang tidur di mobil, tidak lama kemudian mata Keyla menangkap sosok Edwin yang tengah tertidur di sofa.

Keyla langsung berkaca-kaca ketika mendapati Edwin tidur di sofa. Entah kenapa Keyla merasakan hatinya sangat perih.

Keyla menyibak selimutnya, ia turun dari ranjang dan membawakan Edwin selimut.

Hal yang pertama dilakukan Keyla adalah memandang wajah Edwin. Mengamati wajah Edwin dari setiap incinya, tangan Keyla bergerak untuk memakaikan selimut di tubuh Edwin.

Tiba-tiba saja Edwin membuka matanya, mata keduanya saling bertemu. Cukup lama Edwin dan Keyla saling tatap dengan diam hingga tiba-tiba Edwin memutuskan pandangan nya dan beranjak dari sofa. Edwin keluar dari kamar meninggalkan Keyla yang mematung di tempatnya merasakan hatinya yang berdenyut sangat sakit.

-BOM-

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam, Keyla sedari tadi mondar mandir di ruang tamu rumahnya, sudah tiga jam ia menunggu Edwin di rumah tapi belum juga pulang. Keyla sudah menghubungi Edwin tapi nihil tidak ada jawaban sama sekali dari hpnya.

Entah kenapa Keyla merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, apa mungkin cuman perasaannya saja.

Keyla duduk di sofa ruang tamu. Keyla takut sekaligus khawatir apakah Edwin semarah itu kepadanya hingga ia tidak kunjung pulang.

Keyla menyesal karena membuat Edwin semarah ini. Harusnya Keyla tidak mengatakannya kepada Edwin biar saja menjadi rahasia tapi sekarang sudah terlanjur. Tapi meskipun Keyla menyembunyikannya suatu hari nanti pasti Edwin bakalan tau. Bangkai tidak bisa di simpan rapat untuk selamanya pasti baunya akan tercium.

"Edwin maafin aku,"

Between Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang