BOM43

2.5K 38 0
                                    

Keyla baru saja menyelesaikan mandinya, ia keluar dari kamar mandi dengan pakaian rapi yang melekat pada tubuhnya.

"Ed aku mau keluar bentar, kamu ke kantor kan hari ini?" Tanya Keyla kepada Edwin yang tengah duduk di sofa.

"Iya ke kantor, kamu mau kemana?" Tanya Edwin.

"Mau ketemu atasan aku kak Rahma," ujar Keyla memberitahu.

Edwin bangkit dari sofa.

"Rahma temen aku Key, kamu bisa berhenti sekarang juga kalau kamu mau," ucap Edwin.

Keyla membelalakkan matanya. Tidak percaya bahwa Edwin berteman dengan Rahma.

"Kak Rahma temen kamu?" Tanya Keyla memastikan apakah yang di bilang Edwin tidak bohong.

"Hmm," jawab Edwin singkat.

Keyla menggigit bibir bawahnya, bagaiman jika Kak Rahma menceritakan mengenai kontrak antara dirinya kepada Edwin.

"Aku rasa kamu ngga mau berhenti, aku tau kamu suka modeling, tapi kamu nggak mikirin gimana aku?" Kata Edwin terdengar seperti kecewa.

Keyla menatap Edwin, ia mendekat dan mengecup pipi Edwin singkat.

"Aku pergi dulu, bye-bye," pamit Keyla seraya menyambar tas selempang dan juga kunci mobilnya meninggalkan Edwin yang terdiam dengan perasaan yang bercampur aduk dalam hatinya.

Keyla mengendari mobilnya meninggalkan pekarangan rumah, di perjalanan Keyla tidak bisa fokus karena ucapan Edwin sebelum ia pergi tadi. Keyla memukul pelan setir di depannya, sungguh semuanya sangat melelahkan.

Di tambah lagi sekarang Jakarta sangat macet, rasanya Keyla ingin mengumpat sekencang-kencangnya.

Keyla mengambil telpon yang ada di dasbor mobil, karena sedari tadi notifikasi Instagram di hpnya berbunyi, tanpa berkata apapun Keyla mematikan hpnya dan melemparkannya ke kursi belakang, masa bodo dengan hpnya yang rusak toh ia bisa membelinya lagi. Katakanlah Keyla sombong.

Jalanan mulai longgar Keyla segera menancap gas sedikit di atas kecepatan rata-rata.

Dalam kurun waktu 30 menit Keyla sudah sampai di depan gedung agensinya berada.

Keyla menghentikan mobilnya, melepas seatbelt yang ada di tubuhnya, setelah itu ia segera keluar. Bertepatan saat Keyla keluar Alisya baru saja keluar dari mobilnya juga.

Keduanya saling pandang, bukan pandangan ramah melainkan pandangan seolah ingin menguliti hidup-hidup. Keyla menutup pintu mobilnya dan berjalan memasuki gedung.

Tapi tiba-tiba saja Alisya sudah berada di sampingnya.

"Kamu pasti sudah tau kan kalau Edwin mau ke Perancis," ujar Alisya sontak membuat Keyla menghentikan langkahnya.

"Kamu tau dari mana?" Tanya Keyla menatap Alisya tajam

"Saya salah satu clien Edwin, wajar kalau saya tau. Lagi pula saya juga ikut berangkat ke Perancis," ucap Alisya seolah membanggakan diri karena bisa pergi ke Perancis bareng Edwin.

"Dan kamu tetep disini, karena kamu gantiin kerjaan saya" ucap Alisya tertawa.

"Apa kamu bilang! Gantiin kamu!" Ucap Keyla tidak terima.

"Hmm dan kalau kamu nolak, kamu bakalan kena pinalti," ujar Alisya seraya masuk dan meninggalkan Keyla yang berdecak kesal.

"Mending aku kena pinalti dari pada gantiin setann kayak kamu," umpat Keyla seraya meneruskan perjalanan nya ke dalam gedung dan segera menemui Rahma.

Keyla berdiri di depan sebuah pintu coklat, ia mengetuknya tidak lama kemudian ada sahutan dari dalam menyuruhnya untuk masuk, Keyla memegang handle pintu dan membukanya.

Between Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang