BOM80

2.6K 36 1
                                    

Hari ini cuaca sedikit mendung seakan ikut merasakan suasana duka atas meninggalnya seseorang.

Kemarin adalah hari pertemuan terakhirnya Keyla dengan Keysa di rumah sakit. Keyla sendiri tak menyangka bahwa Keysa pergi secepat itu. Keyla sekarang sedang menyaksikan pemakamannya Keysa. Ia turut berduka cita atas meninggalnya Keysa, meskipun Keysa jahat padanya, tapi hari ini Keyla memaafkannya.

Di pemakaman itu ada banyak orang yang hadir, termasuk Edwin yang tengah menatap ke arahnya membuat Keyla ingin segera pergi dari sana. Setelah pemakaman selesai dan orang-orang sudah mulai membubarkan diri, Keyla juga ingin segera pulang tentunya setelah ia berbela sungkawa pada Malvin.

Keyla berjongkok di samping Malvin dan memegang sebelah pundak Malvin.

"Saya turut berduka cita, Vin. Kamu yang tabah ya." kata Keyla pada Malvin yang sedang menangisi kakaknya. Cowok itu tengah memegang batu nisan yang bertuliskan nama Keysa Sabira.

"Makasih Key, maafin kakak saya yang udah buat rumah tangga kamu hancur" ucap Malvin tulus, mewakili Keysa.

"Saya sudah memaafkannya" kata Keyla walaupun berat untuk memaafkan, tapi ia mencoba berlapang dada.

"Terima kasih Keyla"

"Sama-sama Malvin, kalau begitu saya permisi pulang" Kata Keyla, setelah mendapat anggukan dari Malvin, ia langsung bergegas pulang karena Gempara pasti sedang menunggunya di rumah.

-BOM-

Keyla baru saja sampai di rumahnya, saat ia hendak membuka pintu Edwin menghentikannya.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Keyla.

"Aku mau ketemu gempara, key. Please ijinin aku ketemu dia" ucap Edwin memohon.

"Lebih baik sekarang kamu pulang dan jangan pernah berharap aku ngijinin kamu buat ketemu Gempara." Kata Keyla tanpa rasa kasihan pada Edwin.

"Aku ayahnya key, Gempara anak kandung aku. Kamu gak punya hak buat ngelarang aku ketemu anak kandung aku sendiri" Kukuh Edwin tak ingin pergi sebelum bertemu anaknya.

"Apa kamu bilang? Aku gak salah dengar Edwin? Gempara itu anak aku sama Raka dan aku berhak ngelarang siapun buat ketemu Gempara termasuk kamu Edwin" Tegas Keyla menunjuk dada Edwin.

"Sebenci itu kamu sama aku, sampai kamu tega misahin aku dari anak aku... Kamu tahu Key, saat aku tahu anak aku meninggal rasanya dunia aku runtuh dan aku ingin menyerah untuk hidup" Lirih Edwin mulai berkaca-kaca. Biarlah ia di cap lelaki rapuh, edwin manusia dan ia memiliki perasaan.

"Tapi saat aku tahu gempara anak kandung aku, rasanya aku gak boleh putus asa. Apa lagi saat liat senyum Gempara, buat aku tambah semangat menjalani hidup karena aku punya tujuan" Tutur Edwin lantas ia memengang kedua tangan Keyla.

"Kamu boleh benci sama aku, tapi jangan pisahin aku dari Gempara" Lanjutnya.

Keyla terpaku akan ucapan Edwin.

"Maaf Edwin, aku gak bisa biarin kamu dekat dengan Gempara"

"Key kenapa kamu se egois ini?" Tanya Edwin.

"Kita sama-sama egois Edwin, ingat itu" Tekan Keyla, mengingatkan bahwa mereka sama egois-nya.

"Dengan cara apa aku harus minta maaf sama kamu? Agar kamu bisa maafin aku?" Tanya Edwin mulai prustasi dengan ke egoisan Keyla yang tidak mau memaafkannya dan menjauhkannya dari anaknya. Edwin tidak tau harus berbuat apa lagi supaya Keyla mau memaafkan semua kesalahannya.

"Jauhin Gempara dan aku maafin kamu" ucap Keyla.

"Gak akan, aku akan terus berjuang buat dapetin apa yang seharunya menjadi hak seorang ayah. Dan suatu saat nanti kamu akan sadar apa yang kamu lakuin itu salah, Key." Edwin tetap dengan pendiriannya yang ingin mendapatkan hak-nya sebagai seorang ayah.

Between Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang