BOM64

2.2K 39 0
                                    

Edwin saat ini tengah berada di rumah sakit, ia menunggu Keysa yang tengah di tangani oleh dokter. Edwin khawatir kepada Keysa tapi pikirannya sekarang tengah tertuju kepada Keyla. Edwin menatap tangannya yang ia gunakan untuk menampar Keyla. Ada rasa bersalah yang menyelimuti hatinya ketika melakukan itu.

"Dengan suami ibu Keysa," ucap seorang dokter membuyarkan pikiran Edwin seketika ia langsung berdiri.

"Iya dok," ucap Edwin.

"Maaf kami tidak bisa menyelamatkan janinnya,"

Bagai tersambar oleh petir hati Edwin langsung tidak karuan.

"Silahkan temui ibu Keysa di dalam sepertinya dia sangat tertekan," ucap dokter tersebut seraya beranjak dari tempatnya.

Sedangkan Edwin masih mematung di tempatnya, tapi detik selanjutnya ia langsung beranjak dari tempatnya dan memasuki ruangan Keysa.

"Edwin dia udah nggak ada," Isak Keysa seraya menatap Edwin, air matanya lolos begitu saja.

Edwin mendekat kepada Keysa lantas memeluknya, tentunya tanpa mengatakan apapun.

"Semua gara-gara Keyla andai dia nggak dorong aku waktu itu pasti dia masih ada disini," racau Keysa.

"Nggak usah nangis semua akan baik-baik aja," ucap Edwin.

" semua udah terjadi aku harus gimana," Isak Keysa.

Edwin melepaskan pelukannya ia menatap Keysa.

"Semua pasti ada hikmahnya, jangan nangis Keysa aku benci air mata," ucap Edwin sangat lembut.

Keysa mengangguk pelan, ia memeluk Edwin dan di balas olehnya. Keysa menangis tersedu-sedu bibirnya bergetar tidak lama sebuah senyum kemenangan terbit di bibirnya.

"Untung aku minum obat itu, karena aku tau kejadiannya bakalan kayak gini dan Edwin dia pasti nyalahin Keyla, hahaha selamat datang di neraka sayang." Ucap Keysa dalam hati.

-BOM-

Jam menunjukkan pukul enam pagi dan Edwin saat ini masih tertidur di sofa rumah sakit, matanya mengerjap perlahan karena sinar matahari mengenai wajahnya.

Pandangan Edwin terjatuh pada Keysa yang masih tertidur dengan infus yang berada di tangannya.

Edwin mengacak rambutnya frustasi, semua berantakan.

"Keyla kenapa harus melakukan ini," gumam Edwin memilih beranjak dari tempatnya dan akan pulang kerumah untuk menemui Keyla tapi sebuah panggilan menghentikan langkahnya.

"Edwin"

Edwin menoleh ia menatap Keysa yang baru saja membuka matanya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Keysa.

"Ada yang harus aku urus," ucap Edwin.

Keysa menggelengkan kepalanya, ia meneteskan air matanya.

"Jangan pergi, aku nggak mau sendiri," ucap Keysa mulai menangis lagi.

Edwin menghela nafasnya pelan ia mengangguk dan menghampiri Keysa dan berusaha menenangkan nya.

-BOM-

Di lain tempat lebih tepatnya di rumah, Keyla semalaman tidak tidur hingga pagi, air matanya tidak pernah mengering, bahkan pipinya masih berdenyut karena bekas tamparan Edwin. Pipinya sedikit membiru dan di ujung bibirnya ada bekas darah yang keluar.

Tes

Tes

Keyla seketika terkejut ketika mendapati darah yang mengalir dari hidungnya. Keyla mengambil kotak tisu yang ada di sampingnya dan mengelap darah yang terus mengalir di hidungnya, pusing itu yang Keyla rasakan saat ini.

Between Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang