03. TOKO BUKU

830 161 33
                                    

HAPPY READING!

[BERIKAN VOTE + KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA GUYS]

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN!

*****

Bel pulang sekolah telah berbunyi, banyak siswa yang berhamburan keluar kelas menuju ke parkiran mengambil kendaraannya masing-masing untuk pulang atau masih menunggu jemputan. Bahkan ada yang harus tetap tinggal karena ekstrakurikuler, bimbingan tambahan, dan lain-lain.

"Kantin, skuy!" ajak Fallan kepada Reval dan Ettan.

"Ntar dulu. Capek banget anjir, mana panas lagi." keluh Ettan lemas sambil melipat lengan kaos olahraganya hingga siku.

Reval, Ettan dan Fallan kini berada di area lapangan karena kelas mereka baru saja usai pelajaran penjaskes. Reyga dan Davka sedang engikuti mapel bimbingan sehingga tidak bisa kut bergabung. Dan Raka, laki-laki itu ada rapat basket dadakan.

"SEGER BANGET, WOI!!" seru Reval yang baru saja mengguyur wajahnya menggunakan sisa air mineral milik Fallan.

"Nggak usah teriak, bangsat!" maki Ettan emosi. Sudah lelah, panas, gerah ditambah lagi teriakan cempreng dari cowok memakai gelang hitam itu.

"Lo juga kadang teriak-teriak ya, anying! Mana suara lo kayak toa. Masih mending gue merdu," seloroh Reval tidak terima.

"Ye nggak, Fal?"

"Hm."

"Asu! Malah cosplay jadi Raka," ujar Ettan. Cowok itu kemudian bangkit menuju kursi panjang di bawah tribun.

SMA DIPKARA memiliki dua lapangan. Indoor dan Outdoor. Tadi Pak Yayat-guru olahraga, menyuruh XII-IPA 1 berolahraga di indoor dengan alasan karena siang hari. Justru lebih enak outdoor, kan? Entah lah Pak Yayat memang paling beda dari yang lain.

"Lo emang nggak capek, Fal?" tanya Reval heran. Karena cowok berwajah polos itu sejak tadi tidak mengeluh sedikitpun.

"Nggak. Rasa capek gue ilang gara-gara tadi udah ngeliat dede-dede gemes lewat."

Lantas Reval dan Ettan menghela napas kasar. "Mau heran tapi buaya jelek!" ejek Ettan.

"Gue bukan buaya tapi emang banyak yang mau sama gue," balas Fallan dengan bangga.

"Tapi semuanya lo terima anying!" sarkas Reval.

"Lagian gue kembaran Manurios," celetuk Fallan enteng membuat dua cowok tersebut mendelik.

"Manurios bapakmu! Dijotos dia meninggal lo!" Ettan dan Reval tertawa terpingkal-pingkal. Sedangkan Fallan, bersikap acuh, seolah tak peduli. Tetapi, dalam hatinya dia mengucapkan sumpah serapah.

Beberapa menit hening dengan ponsel masing-masing. Reval kini memilih berdiri bersender pada pintu gerbang lapangan, ia terlihat fokus mengotak-atik ponselnya.

"Gue mau nyusulin Raka ke ruang rapatnya," ujar Reval setelah mematikan benda pipih tersebut.

Ettan mengalihkan pandangannya. "Ngapain? Mau gabung basket juga lo?"

"Yakalii... nggak lah!"

"Ya terus ngapain nyusulin Raka? Kangen?" Kali ini Fallan ikut bertanya setelah mematikan ponsel miliknya.

"Ck! Bundanya Raka mau titip sesuatu ke gue." jelas Reval seraya mengambil tas ransel hitamnya di kursi sebelah Ettan.

Keduanya manggut-manggut mengerti.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang