70. PERJUANGANNYA SELESAI

465 30 2
                                    

DORR!! SUDAH SIAP BACA AKHIR KISAH?

🌷[JANGAN LUPA VOTE + KOMEN YAA]🌷

Edit: sebelum baca part ini, lebih baik baca ulang bab sebelumnya supaya lebih nyambung dan ingat kembali karena jarak up nya lumayan lama huhu

Semoga suka sama cerita ini, yaa. Aamiin.

SELAMAT MEMBACA!

70. PERJUANGANNYA SELESAI

Terima kasih masa-nya dan selamat tinggal.
—Eynara

******

"Saya di belakang anak ini tadi. Kebetulan waktu saya lagi melintas, anak ini baru keluar dari makam di timur sana."

"Dia nyetirnya lagi ngantuk kayaknya, Pak."

"Ya Tuhan, Nak! Pak keluarganya mana, Pak? Kalau belum datang, naik mobil saya aja bawa ke rumah sakit! Kasihan, Pak!"

"VAL!!"

Raka yang baru saja tiba di tempat kejadian Reval kecelakaan itu berteriak kencang namun parau. Sontak suara riuh beberapa orang di sana terhenti karena kehadirannya. Dengan tertatih, Raka berlari mendekati kerumunan sebagian pengendara yang ikut menepi.

"Val ...." Raka seketika berlutut lemas saat dihadapkan dengan Reval yang tergeletak di aspal. Seragam sekolah putih abu-abu yang masih melekat di tubuh cowok itu sangat berantakan dan lusuh. Tak lagi bagus. Serta terdapat bercak merah di beberapa bagian. Kedua mata Raka memanas melihat keadaan Reval sekarang. Begitu pula anak-anak Vincenzo yang lain.

"Ini kecelakaan tunggal, Mas. Anak ini tadi menabrak pembatas jalan beton di sebelah sana. Tapi terpental sampai ke sini. Langsung nggak sadar, bawa ke rumah sakit supaya cepat ditangani," ucap salah satu pria paruh baya menyampaikan kronologi kecelakaan yang dialami oleh Reval.

"Kenapa bisa begini, Val," gumam Ettan pelan sembari mengikuti arah tunjuk pria paruh baya tersebut pada pembatas jalan yang dimaksud yang berjarak sekitar 5 meter dari posisi Reval saat ini.

"Kalian keluarga atau teman-temannya? Di bawa aja ke rumah sakit sebelum telat. Parah itu, Mas," tambah seorang ibu-ibu sangat prihatin.

"Kita semua keluarganya Reval, Bu. Saya sepupunya." Raka menyahut dengan suaranya yang serak. Di sebelahnya, Davka meneguk ludahnya sulit, ia memandang nanar sesaat ke arah motor Reval yang hancur di beberapa bagian.

Sementara itu, Greta membisu. Namun, air matanya yang mengalir deras sudah dapat menggambarkan bagaimana ketakutannya saat ini. Gadis itu terisak seraya menyentuh punggung tangan Reval.

"Val, ini gue, Raka. Lo masih sadar, kan? Jawab gue sedikit," kata Raka setengah berbisik sambil menyentuh denyut nadi Reval yang masih berdetak.

Selanjutnya, Raka mengangkat sedikit kepala Reval yang sudah tidak lagi mengenakan helm untuk ia tidurkan di atas pangkuannya. Jantung Raka semakin berdetak tak karuan ketika tangannya basah akibat cairan merah yang keluar dari kepala belakang Reval. "Kepala lo berdarah, Val... gue tau lo nggak tahan sakit. Ke rumah sakit, ya. Gue takut."

"Ayo bantu gue bawa Reval ke rumah sakit! Kenapa lo pada diem semua?!" bentak Raka kemudian kepada para sahabatnya yang lain.

Bersamaan dengan itu, suara ringisan pelan terdengar yang berasal dari Reval. Sehingga mampu menarik perhatian dari semuanya. "Ka?"

Sontak Raka menganggukkan kepalanya ketika Reval membuka matanya sayu-sayu. "Iya! Ini gue, Val," jawabnya. Tidak mengurangi rasa khawatir, hanya saja sedikit lega lantaran cowok itu masih bisa sadar.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang