66. DIA ISTIMEWA BAGI SAYA

153 18 0
                                    

Jangaann lupaaa votee, komen jugaa thankyouu❣️

Semogaa makin suka sama cerita inii yaaa,
Aamiin<3

[Part ini lebih panjang dibanding biasanyaaa yaa]

HAPPY READING!

66. DIA ISTIMEWA BAGI SAYA

"Sama seperti hujan, kamu masih dan akan tetap menjadi yang paling aku sukai di antara musim lainnya."
—Reval Rahandhika.

*****

Setelah sibuk sendiri di kamar milik Raka, saat ini Reval tampak berjalan sedikit terburu-buru menuruni tangga.

"Mau ke mana, Reval?"

Reval yang sampai di ruang tamu itu lantas menghentikan langkahnya lalu berbalik pada sumber suara. Dari arah dapur, seorang wanita paruh baya berpakaian rumahan itu mendekat menghampirinya.

"Mau ada urusan sebentar, Tan. Untung Tante Widya tepat waktu, hampir aja Reval lupa pamit," kata cowok itu menyengir kecil tidak enak.

Jawaban itu membuat kedua alis Widya tertekuk. "Urusan apa, Nak? Baru aja pulang sekolah, nanti kamu kecapekan," ucapnya perhatian.

"Ini penting bagi Reval, Tan. Nggak kecapekan juga, Tante Widya jangan khawatir," papar Reval tersenyum tipis, meyakinkan wanita paruh baya di hadapannya tersebut.

Di detik yang sama, kedua netra Widya teralihkan pada sesuatu yang sejak tadi Reval tenteng di tangannya. "Papan kayunya buat apa, Sayang? Tugas sekolah?"

Mendapat pertanyaan itu, lantas Reval kembali menampilkan cengiran samarnya seraya menengok sesaat ke arah papan kayu berukuran sedang yang memang dibawanya. "Bukan buat apa-apa—"

"Bahan buat kado ulang tahun Nara." Suara Raka yang tiba-tiba menyambar itu seketika mengalihkan perhatian Widya, Reval, bahkan Hery yang kebetulan sekali baru saja keluar dari ruang kerjanya.

Sontak tatapan Reval menyorot Raka tajam dan penuh sebal. Ditambah, ia berusaha menyembunyikan perasaan malu kepada om dan tantenya.

"Oh ya? Eynara ulang tahun?" Widya langsung bertanya.

"Belum sekarang kok, Tan. Reval cuma mau siapin kadonya aja," sahut Reval tersenyum setelah menormalkan ekpresinya.

Hery yang telah mengambil tempat di sebelah sang istri itu ikut mengangkat sudut bibirnya membentuk lengkungan simpul. "Mau bikin kerajinan apa? Bahannya sudah lengkap? Atau perlu Om sumbang?"

Buru-buru Reval memberikan gelengan. "Nggak usah, Om. Bahannya udah lengkap kok. Tapi kadonya masih rahasia, belum bisa Reval kasih tau," ujarnya setengah kaku.

"Jaman sekarang lo masih main rahasia-rahasiaan?" celetuk Raka menatap sepupunya itu sengit. Sampai detik ini, Raka pun tidak diberitahu oleh Reval perihal hadiah untuk Eynara tersebut.

"Lo kepo, ya, Tung? Makanya punya pacar biar tau rasanya mau ngasih kejutan ke perempuan," kata cowok itu sedikit meledek membuat Raka berdecak seraya memutar bola matanya malas.

Widya pun senyam-senyum sambil menoleh sesaat kepada Hery. Lalu mereka saling melemparkan sorot mata hangat yang ditujukan untuk dua remaja tersebut.

"Boleh, kan, Om, Tan, Reval pamit sekarang? Biar nggak kemalaman." Reval memecah keheningan.

Pria paruh baya itu memberi anggukan, mengiakan. "Boleh, Reval. Raka juga ikut?"

"Dipaksa nganterin," balas Raka langsung dengan datar sambil melirik cowok di sebelahnya.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang