Haloo, gimana-gimana? Tetap semangat teman
Jangan lupaa vote+komen yaaa
Semoga kedepannya makin suka sama cerita ini, Aamiin!
HAPPY READING!
32. CARA SEDERHANA
Eynara. Gadis itu sekarang duduk termenung di atas kasurnya yang bermotifkan bunga-bunga, dengan selembar kertas terpampang jelas di tangannya. Kertas itu adalah surat titipan dari seseorang yang telah Bi Mina bantu sampaikan kepadanya tadi malam secara diam-diam.
"Non Nara, sini," panggil Bi Mina sedikit berbisik dari ambang pintu kamar mandi tamu. Eynara yang baru kembali dari dapur dan akan menaiki tangga menuju kamarnya itu lantas berbalik—berjalan menghampiri wanita tua itu.
"Ada apa, Bi? Kok tumben manggilnya bisik-bisik?" Tanpa menjawab, Bi Mina langsung meraih tangan Eynara dan dibawa masuk ke dalam kamar mandi tersebut.
Kening gadis itu semakin mengerut. Namun, Eynara memilih diam—memperhatikan Bi Mina yang terlihat merogoh sesuatu dari saku jaket katunnya. Tangan kanan keriput wanita tua itu menarik sebuah kertas yang terlipat kecil berbentuk persegi dan langsung dia letakkan sendiri di atas telapak tangan kanan Eynara.
Gadis itu menatap lekat kertas yang terasa tidak asing baginya. Dadanya mendadak bergemuruh, tanpa bertanya, Eynara sangat tahu siapa pembuat surat ini.
"Jangan sedih, Non." Suara pelan Bi Mina membuat gadis itu mengerjap lalu mengembangkan senyuman tipis. "Mas ganteng itu tadi sore ke sini. Titipnya lewat Pak Herman."
Eynara mengangguk pelan masih dengan senyum tipisnya yang tersemat. "Makasih, Bi."
Bi Mina memandang lama kedua bola mata gadis itu yang memancarkan sirat kerinduan. "Bibi yakin, Non Nara dan Mas ganteng itu bisa selesaikan dengan baik."
Lagi, Eynara mengangguk pelan, tanpa jawaban. Digenggamnya surat tersebut erat, tetapi tak membuatnya rusak.
"Udah-udah! Mending, Non Nara kembali ke kamar. Baca isi surat dari Mas ganteng itu," ujar Bi Mina terkikik.
Lantas gadis itu ikut terkekeh kecil pada akhirnya. "Kalau gitu, Nara kembali ke kamar dulu, ya, Bi. Nara minta tolong, ucapin makasih juga ke Pak Herman."
Pada pancaran sorot mata sendunya, Eynara sangat senang menerima pemberian surat dari Reval. Mungkin, sebagian orang akan menganggap itu hanya sebuah kertas dan tulisan yang terkesan biasa saja. Tetapi, bagi Eynara sangat berharga dan ia sangat menyukainya. Reval selalu memiliki cara sederhana untuk membuat gadis itu bahagia.
Tiba-tiba saja suara ketukan pintu mengejutkan Eynara sehingga membuat dia gelagapan. Dengan cepat, ia langsung menyembunyikan surat tersebut di bawah bantal sebelum papanya melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen FictionKetulusan diukur dengan latar belakang hidup? -𝚂𝚝𝚛𝚞𝚐𝚐𝚕𝚎 Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak remaja sederhana yang benar-benar memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. *** "Aku akan genggam kamu selamanya, Nara." -kalau Tu...