HAPPY READING!
[BERIKAN VOTE + KOMEN YA SEBANYAK-BANYAKNYA GUYS")]
TAU CERITA INI DARI MANAA?
TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!
*****
Pagi hari, di pukul 9 lewat beberapa menit, Reval dengan satu kantong plastik di tangannya telah berada di depan gerbang rumah yang tak asing baginya akhir-akhir ini.
Terdengar helaan napas pelan. "Belum dibales lagi," gumamnya seraya menatap layar Handphone-nya. Reval turun dari motor, merapikan sedikit jaket hitam kebanggaannya lalu berjalan mendekat ke pos satpam di dalam sana.
"Permisi." Reval mengetuk pelan gerbang tersebut menggunakan kontak motornya. Tidak berselang lama, pria paruh baya berperut buncit dengan seragam berwarna hitam menyipitkan mata ke arah cowok itu.
"Mas Reval?" tanya sang bapak yang bernama Herman dari ambang pintu pos.
Reval mengangguk tersenyum. "Eynara-nya ada, Pak?" tanyanya sambil sedikit celingukan ke dalam halaman.
Seketika raut Pak Herman berubah seperti orang bingung. "Eeee, anu, Mas." Pria paruh baya itu menggaruk tengkuknya ketika telah berhadapan dengan Reval, hanya terhalang gerbang.
"Kenapa, Pak?"
"Non Nara sibuk, Mas," sahutnya terdengar gugup.
"Sibuk?" beo Reval. Perasaanya seakan tak percaya dengan ucapan Pak Herman. Pasalnya, Eynara juga tidak memberitahunya tentang kesibukan apa yang sedang dikerjakan selama beberapa hari yang lalu.
"REVAL!" Suara teriakan lembut membuat keduanya mengarahkan atensinya pada halaman dekat air mancur. Terlihat gadis berkaos putih sedang berlari kecil menghampiri mereka berdua.
"Buka gerbangnya, Pak."
"Baik, Non." Pria paruh baya itu mengangguk samar sambil menggaruk tengkuknya.
Eynara langsung menarik tangan Reval sedikit menjauh dari gerbang, dekat dengan motor hitam miliknya.
"Kamu nggak apa-apa?" Eynara menelisik tubuh Reval dari atas sampai bawah, raut wajahnya terlihat khawatir.
Lantas Reval menekuk kedua alisnya bingung kala melihat tingkah berbeda dari gadis itu. "Aku baik-baik aja, Na. Kamu kenapa? Tumben tiba-tiba panik begini?"
Eynara sontak menggeleng, lalu menetralkan ekpresinya wajahnya. "Aku nggak apa-apa kok."
Cowok itu kemudian tersenyum. Tidak membahas terlalu panjang. "Aku bawa ini!" Reval mengangkat kantong plastik di tangannya dengan nada antusias. "Buat kamu, nih!"
Eynara menyapukan pandangannya ke sekeliling sebelum menerima uluran plastik tersebut dari tangan Reval. "Makasih, Eval."
"Kamu pulang aja, aku masih sibuk," lanjut gadis itu tanpa mau menatap Reval.
"Katanya kamu pengen main ke markas, ayo sama aku, mumpung masih libur," ujar Reval mengajak.
"Kapan-kapan aja, kamu pulangnya hati-hati, aku masuk dulu." Eynara mengatakan itu terburu-buru sembari berbalik hendak melenggang pergi. Namun, dengan cepat Reval mencekal lembut pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen FictionKetulusan diukur dengan latar belakang hidup? -𝚂𝚝𝚛𝚞𝚐𝚐𝚕𝚎 Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak remaja sederhana yang benar-benar memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. *** "Aku akan genggam kamu selamanya, Nara." -kalau Tu...