45. REVAL DAN KELVAN

205 28 0
                                    

HAALLO!!

Semoga makin suka sama cerita ini ya, Aamin<3

HAPPY READING!!

45. REVAL DAN KELVAN WENER

Memaksa keadaan agar terus bersamanya. Apa ada yang salah?

***

Dengan tergopoh-gopoh, seorang cowok yang masih mengenakan seragam putih abu-abunya itu menyusuri koridor rumah sakit. Tadi, Reval sempat nekat mendatangi terlebih dahulu rumah Eynara karena sudah hampir dua minggu ia tidak bertemu gadisnya itu setelah kabar bahwa Eynara telah dipilihkan dengan laki-laki lain. Dan, Pak Herman; satpam di sana mengatakan bahwa hari ini Eynara pergi Check-up.

Rasa nyeri di telapak tangannya akibat sayatan pisau tadi malam itu ia abaikan. Reval masih hafal tempat di mana ruangan Check-up Eynara.

"Nara ...." Setelah hendak berbelok, suatu kebetulan Reval mendapati gadisnya itu. Tidak sendiri, melainkan dengan seorang laki-laki yang sangat asing.

"Nara!" Kali ini, Reval memanggil dengan sedikit berteriak.

Seketika Eynara terkejut, refleks menghentikan langkahnya. Namun, tidak berani menengok ke belakang. Suara itu ... sangat ia rindukan.

"Itu siapa? Yang Papa kamu ceritain?" tanya laki-laki di sebelahnya. Eynara hanya diam.

Grep!

Reval membalikkan badan Eynara kemudian memeluknya erat. Membuat gadis itu mendelik sembari mencoba menjauhkan diri.

"Kamu kenapa di sini, Eval?" lontar Eynara setelah berhasil melepaskan pelukannya dari Reval. Gadis itu berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Untuk kamu." Reval berujar gemetar, menatap Eynara dengan sayu. "Kamu apa kabar? Baik-baik aja, kan?"

"Kita harus pulang. Om Egi bisa nyariin kalau kita lama." Laki-laki mengenakan jas rapi di sebelah Eynara kembali membuka suaranya.

"Nara, dia siapa?" tanya Reval. "Keputusan papa kamu beberapa hari lalu itu bohong, kan?"

Di dalam tundukannya, gadis itu menggeleng pelan. Lidahnya bahkan terasa kaku untuk berbicara dengan Reval. Sangat merasa bersalah.

"Kenalin. Gue Kelvan," ucap laki-laki tersebut memperkenalkan dirinya sendiri. Kemudian, tangannya menggenggam tangan kiri Eynara. "Kita berdua udah direncanain soal tunangan."

Reval terdiam, matanya menyorot tajam ke arah tangan gadisnya yang bertaut dengan laki-laki bernama Kelvan itu. Sakit hati, pedih, emosi, semuanya bercampur tak beraturan.

Tersenyum getir, Reval menarik pelan tangan Eynara, sehingga terlepas. "Jangan sentuh Nara gue."

"Bilang ke aku kalau dia bohong, Na. Ayo bilang. Bilang kalau ini cuma untuk kejutan ulang tahun aku," cecar Reval parau.

Mendengar penuturan itu, Eynara menjatuhkan air matanya. Ia tidak sanggup untuk menatap wajah Reval. Jadi, laki-laki baiknya ini sedang berulang tahun? Setelah beberapa detik, ketika Reval meraih kedua tangan gadis itu untuk digenggam. Eynara merasakan ada yang aneh.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang