Apaaa kabarr??? Semoga selalu baikk, yaa!!
Kalian klik bab ini, dalam cuaca apa? cerah or hujan?
Votmen-nya guyss.. makasii💓
Semoga makin suka sama cerita ini, ya, aamin<3
HAPPY READING!
30. WOUND MEMORY
"ASSALAMUALAIKUM, PEMILIK RUMAH!
Brak!
Teriakan cempreng menggelegar di seluruh penjuru rumah Reval, disusul dua cowok yang masih berseragam sekolah dibaluti jaket hitam kebanggaannya itu muncul secara brutal. Siapa lagi kalau bukan Fallan dan Ettan, mereka berdua ibarat perangko dan surat, selalu menempel.
"Wuishh ... ada Neng Nara. Halo!" Fallan menyapa begitu semangat seraya cengengesan di ambang pintu. Tanpa disadari Reval melemparkan tatapan garang ke arah dua sahabatnya itu, lebih tepatnya, Fallan.
Ettan memutar bola matanya malas. Dan langsung menjitak kepala Fallan sehingga membuatnya meringis.
"Woi pikun! Tujuan lo jenguk Reval, Tai! Noh, dia bonyok!"
Seolah mendadak ingat dengan tujuannya, lantas mata Fallan mengarah kepada Reval sembari berjalan mendekat. "ANJIR, IYA! Lo nggak apa-apa, Val?! Mana yang sakit?" tanyanya panik sendiri.
Bugh!
Ettan mendaratkan bogeman pada lengan kanan Fallan. Tak habis pikir dengan pertanyaan bodoh yang dilontarkannya. "Kalau nggak apa-apa, muka dia nggak akan bonyok, Asu!"
"Namanya juga basa-basi." balas Fallan sinis sambil mengusap-usap lengannya. "Lo sehari nggak mukul gue nggak bisa, ya?"
"Nggak bisa. Muka lo Pukulable soalnya." Diam sejenak, kemudian Ettan kembali berseru, "KITA YANG BAKALAN BALES DENDAM KE SI GA–"
"Eh, Na, temen-temen aku udah dateng. Kamu mau pulang?" sela Reval cepat. Sedangkan cowok berambut coklat itu menggaruk kepala belakangnya, heran, karena merasa Reval memang sengaja memotong perkataannya.
Eynara sedikit mendongak menatap Reval kemudian mengangguk kecil. "Iya. Aku minta jemput Pak Herman aja."
"Aku bisa anterin kamu, Na. Lagian nggak lam–"
"Gue anterin aja." Tiba-tiba suara Raka dari ambang pintu memotong kata-kata Reval dan membuat semuanya menoleh. "Lo nggak usah maksa, Val," sambungnya ketus. Reval berdecak kesal.
"Bener, kok, kata Raka. Kamu belum sembuh," balas Eynara sepakat. Dia tahu kondisi Reval belum sepenuhnya membaik untuk sekarang.
"Ya udah, Na. Maaf, ya, kamu pulangnya harus sama dia," ucap Reval melirik Raka malas. Kemudian, tangannya terulur mengelus rambut coklat Eynara yang terurai indah.
"Makasih banyak udah seharian temenin aku," kata Reval. Lalu, sedikit menundukkan badannya hingga setara dengan telinga gadis itu. "Hati-hati, cantiknya Eval," bisiknya dan tertawa puas.
Jantung Eynara mendadak berdebar, ia takut pipinya bersemu merah karena menahan malu di kala seperti ini. "Iya. Sama-sama. Cepat sembuh, Eval," jawabnya diakhiri senyuman tipis untuk Reval.
"Mata gue panas liat beginian." bisik Fallan pelan sambil menyenggol lengan cowok berambut coklat di sebelahnya.
"Reval mah satu cewek. Kalau lo banyak, bikin mata kebakar." Jawaban pedas dan menohok dari Ettan membuat Fallan mengelus dadanya.
Kemudian, Eynara mulai beringsut menghampiri Raka yang masih menunggu di ambang pintu untuk mengantarnya kembali pulang.
"HATI-HATI, NENG NARA!!" teriak Fallan dan Ettan bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen FictionKetulusan diukur dengan latar belakang hidup? -𝚂𝚝𝚛𝚞𝚐𝚐𝚕𝚎 Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak remaja sederhana yang benar-benar memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. *** "Aku akan genggam kamu selamanya, Nara." -kalau Tu...