28. PERKATAAN YANG SUNGGUH

270 46 1
                                    

Jumpa lagiii!!! Kalian baca part ini sambil ngapain?

Bahagiaa selalu yaa kaliann💓

VOTE+KOMEN YANG BANYAK-BANYAK!!

Semoga makin suka sama cerita ini, Aamiin<3

Happy Reading kiwin-kiwin!

28. PERKATAAN YANG SUNGGUH

Menggenggamnya satu hari, maka selamanya akan seperti itu.

***

"Sial!"

Reval mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi dan sengaja memilih melewati jalanan yang sepi agar tidak beresiko untuk para pengendara lain. Mengobrol bersama Pak War di kantin tadi membuatnya lupa waktu, ia baru teringat bahwa akan menemani Eynara ke rumah sakit sore ini.

Tidak hentinya Reval merutuki dirinya sendiri sekaligus merasa bersalah. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah Eynara. Dia berharap semoga gadis itu masih menunggu dan tidak kecewa kepadanya.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya Reval memasuki gang yang menuju ke rumahnya. Ia kembali pulang terlebih dahulu hanya untuk menutupi luka sobek di sudut bibirnya agar tak membuat Eynara panik atau takut nantinya.

Reval memelankan kecepatannya, matanya menyipit kala menangkap seorang lelaki berada di halaman rumahnya tengah duduk di atas motor. Sedetik setelahnya, Reval langsung menarik gas maksimal begitu menyadari lambang jaket yang dikenakan lelaki tersebut.

"Akhirnya pemilik rumah dateng." Garvi membuka suara sembari bangkit dari posisi duduknya.

Reval pun membuka helm kemudian turun dari motor tanpa menjawab sepatah kata apapun. Melemparkan tatapan tidak minat ke arah Ketua Tiger itu.

Garvi mengangkat satu alisnya. "Kenapa? Bonyok di muka lo bikin bisu?" ledeknya lalu tertawa sekilas.

"Atau... Takut misi lo gagal buat manfaatin Nara?"

Kesabarannya habis, Reval memejamkan matanya sejenak kemudian langsung mencengkram kuat kerah jaket lelaki itu.

"ATAS DASAR APA LO MIKIR GUE KAYAK GITU, HAH?! BAHKAN LO NGARANG CERITA BUSUK TENTANG GUE KE PAPANYA NARA!"

Garvi terkekeh seraya menepis kasar tangan Reval hingga terlepas dari kerah jaketnya. Tercetak jelas tatapan kebencian di antara mereka berdua.

Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, Garvi meludah ke samping. "Emang lo siapanya Nara? Keluarga? Pacar? Lo itu cuman orang baru dan lo nggak ada hak apapun!"

"Gue memang orang baru dan gue bukan pacar dia. Tapi dia punya gue, milik gue. Nara tanggung jawab gue!" balas Reval mendesis.

"Dan gue bukan laki-laki kayak lo yang seenaknya mainin perempuan. Lo takut tersaingi?" lanjutnya tanpa sedikitpun rasa takut.

"Bullshit! Kalau bukan mau mainin Nara apa? NGAKU AJA ANJING!" Garvi mendorong kasar bahu kiri Reval. Perkataan menohok darinya tadi mampu membuat emosi lelaki itu memuncak. Detik itu juga, Garvi melayangkan pukulan kuat di wajah Reval sehingga membuat sudut bibirnya yang sudah luka itu kembali mengeluarkan darah segar.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang