17. OPTIMIS YANG DIPAKSAKAN

297 82 8
                                    

HAPPY READING!

Semoga suka sama cerita ini ya, aamiin<3

[BERIKAN VOTE + KOMEN YA SEBANYAK-BANYAKNYA GUYS")]

TAU CERITA INI DARI MANAA?

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN!

*****

"Sekolah lo gimana?"

"Kenapa lo bisa kenal Reval?"

"Kok lo berani boongin Om Egi?"

Eynara diam, tidak menjawab sedikitpun, membiarkan Garvi mengoceh sejak berangkat tadi hingga kini dirinya telah selesai Check-up. Mereka berdua berjalan di koridor menuju parkiran untuk pulang.

Garvi menghela napas pelan. "Gue tanya sekali lagi, hasil kontrol lo gimana tadi?"

"Kamu bisa diem nggak sih?!" Telinga Eynara panas mendengar rentetan pertanyaan dari cowok di sebelahnya itu.

"Gue kan cuma tanya, semenjak kenal Reval lo jadi emosian." ujar Garvi sambil memasukkan tangannya ke dalam saku Hoodie.

"Nggak ada hubungannya sama Reval," sahut Eynara ketus sembari melirik tajam.

Garvi mengangkat bahunya acuh. "Dia itu anak nggak bener, Na. Gue tau gara-gara gue satu sekolah sama dia."

Eynara menghentikan langkahnya, sehingga cowok itu pun ikut terhenti. "Kamu nggak tau sepenuhnya, Gar. Kamu cerita tentang dia ke papa aku yang nggak-nggak."

"Dan, kamu nggak tau seperti apa kondisi keluarga dia," lanjutnya pelan. Tiba-tiba saja dadanya terasa sesak setelah mengatakan itu.

Garvi terkekeh. "Gue tau, bunda dia melarikan diri, kan? Itu karena bundanya buron–"

"Tutup mulut kamu itu, nggak seharusnya kamu punya pikiran kayak gitu!" Pandangan Eynara memburam akibat genangan cairan bening di pelupuk matanya. Hatinya sakit mendengar hinaan Garvi yang ditujukan kepada Reval, terlebih lagi tentang seorang ibu.

Garvi memegang bahu Eynara. "Lo udah dibodohin sama dia, dia itu jahat, Na."

Eynara menepis kasar tangan Garvi dengan sorot mata tajam dan langsung melenggang pergi begitu saja dengan cairan bening yang lolos menetes satu per satu.

Di dalam mobil, keduanya diam. Eynara memandangi jalanan sore menjelang malam itu dari jendela mobil. Sedangkan Garvi tersenyum puas di balik tudung Hoodie-nya.

Eynara mengambil sesuatu minuman dari dalam tas selempangnya karena merasa haus. Ia membawa susu pemberian Reval tadi pagi.

"Dari siapa tuh?" tanya Garvi melirik.

Eynara hanya diam sambil menyedot minuman tersebut, pandangannya terus menatap ke arah luar. Gadis itu masih kesal mendengar perkataan Garvi tentang Reval di koridor rumah sakit tadi.

"Jangan-jangan Reval yang kasih?"

"Beli sendiri," balas Eynara tanpa mau menoleh ke arah Garvi.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang