HAPPY READING!
[BERIKAN VOTE + KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA GUYS")]
TAU CERITA INI DARI MANAA??
TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!
*****
Reval mengendarai motor tampak diselimuti rasa gugup. Karena baru pertama kalinya ia membonceng seorang wanita setelah Greta yang dulu pernah meminta dirinya untuk mengantarkan ke rumah Davka.
Reval melirik sekilas kaca spion, di sana terlihat Eynara tengah memandangi kanan kiri jalanan yang ramai sore hari ini. Jujur saja, Eynara pun tidak kalah gugup sekarang. Serta ia sedang takut sakitnya kambuh di kala seperti ini. Eynara tidak ingin merepotkan orang lain terlebih lagi Reval yang baru mengenalnya.
Jarak rumah Eynara dengan rumah sakit memang lumayan jauh sehingga memakan waktu sekitar 30 menit.
"Na," panggil Reval setelah melakukan banyak pertimbangan di kepalanya.
"Kenapa?" jawab Eynara sembari meremat kemeja Reval untuk pegangan.
"Maaf, ya, nggak pakai helm. Rambut kamu nggak apa-apa?" tanya Reval sedikit berteriak karena suara bising dari pengendara lain. Reval mengerti bahwa sejak tadi Eynara sibuk menyingkirkan rambut-rambutnya yang berterbangan terkena angin.
"Nggak apa-apa kok."
"Tapi kamu cantik, Na." Sedetik setelahnya Reval langsung melipat bibirnya ke dalam. Yang ngajarin gitu siapa woi! batinnya.
Eynara mendelik mendengar ucapan Reval. Ia yakin pipinya merona saat ini. LantasEynara makin menguatkan cengkramannya untuk menahan malu. Sangat malu.
"Makasih, Reval. Kamu juga ganteng," tuturnya pelan.
"Iya, sih, kalau itu." Reval menyahut percaya diri walaupun tak bisa bohong jantungnya tak terkontrol sekarang.
Setelah beberapa menit menelusuri jalanan ibukota yang padat. Keduanya telah sampai di RS tujuan. Eynara turun dengan bantuan pundak Reval kemudian merapikan sedikit rambutnya serta membenarkan letak jepit pitanya.
Reval menggandeng tangan Eynara. Mereka berdua berjalan beriringan di koridor rumah sakit. Untungnya hari itu tidak terlalu ramai hanya ada beberapa suster dan pasien yang sekedar keluar masuk ruangan.
Sembari berjalan, Reval merogoh saku celananya untuk mengambil sesuatu. "Ruangan Psikolog Blok-C, Na?" tanyanya menatap kertas di tangannya. Kertas yang tadi Rena berikan.
Satu detik, dua detik berlalu tetapi Reval tidak kunjung mendengar jawaban dari gadis di sampingnya. Ia pun menoleh dan mendapati Eynara hanya diam menunduk dengan raut wajah gelisah.
"Na."
"Nara," panggil Reval lagi. Kali ini sambil mengguncang sedikit tangan Eynara yang masih digenggamannya.
Sontak gadis itu pun tersentak kaget. "Iya? Apa?" jawabnya mendongak menatap Reval sekilas lalu menunduk lagi.
Lantas Reval menghentikan langkahnya sehingga membuat Eynara pun terhenti. Reval meraih kedua tangan Eynara dan menggenggamnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen FictionKetulusan diukur dengan latar belakang hidup? -𝚂𝚝𝚛𝚞𝚐𝚐𝚕𝚎 Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak remaja sederhana yang benar-benar memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. *** "Aku akan genggam kamu selamanya, Nara." -kalau Tu...