58. DUKA DAN HANCUR YANG SEBENARNYA

193 25 3
                                    

Jangaann lupaaa votee, komen jugaa thankyouu❣️

Semogaa makin suka sama cerita inii yaaa,
Aamiin<3

[Part ini lebih panjang dibanding biasanyaaa yaa]

HAPPY READING!

58. DUKA DAN HANCUR YANG SEBENARNYA

Gue rindu bunda, selalu.
—Reval

*****

"Ternyata benar, ya, Na. Kamu bisa sembuh dari penyakit anemia tanpa kamu kasih tau ke Om Egi dan Tante Rena," kata Kelvan.

Lantas Eynara menoleh sesaat kepada cowok yang duduk di sebelahnya itu. "Aku yakin suatu saat orang tuaku, orang di sekitar aku, pasti tau. Karena segala sesuatu yang disembunyikan pasti akan terbongkar sendiri, kan?"

Kelvan memberikan anggukan kecil tanda setuju. "Itu pasti. Bedanya, nanti mereka berdua dan orang sekitar taunya kamu udah dalam keadaan sembuh dan sehat. Nggak akan ada khawatir."

"Kamu hebat, Na," pujinya.

"Yang hebat bukan aku, Kelvan." Eynara menyanggah. "Ini semua atas bantuan Dokter Andre dan kamu yang udah berusaha cari informasi tentang donor darah untuk aku. Kalau aku sendirian, nggak akan bisa."

Menarik napasnya dalam-dalam, gadis itu kemudian tersenyum tipis. "Dan juga orang yang udah bersedia donorin satu kantong darahnya buat aku. Dia yang hebat."

Tanpa sadar, Kelvan ikut mengembangkan senyum tipisnya. Dibalik itu, perasaannya semakin tak karuan ketika Reval melintas di pikirannya.

"Dia nggak kenal aku, begitu juga sebaliknya. Tapi karena baiknya dia, orang itu berperan di hidup aku," imbuh gadis itu terdengar sangat tulus.

Tak menyahut, Kelvan memalingkan wajahnya ke arah lain. Haru dan rasa bersalahnya begitu besar tertuju kepada Reval. Ditambah lagi, tempat yang mereka berdua pijak saat ini adalah taman. Taman yang sama, yang sering Eynara dan Reval datangi.

"Kamu kenapa tiba-tiba ngajak ke sini?" tanya Eynara, memecah keheningan.

Segera Kelvan menjawab. "Nggak apa-apa. Suasananya nyaman aja, apalagi kalau hampir masuk waktu sore begini. Reval memang tepat ngenalin tempat ini ke kamu."

Mendengar itu, Eynara lantas mengangguki tersenyum. "Iya. Tempat ini cuma sederhana tapi aku suka," ungkapnya. Menggambarkan rasa rindunya kepada Reval.

Kemudian, keduanya sama-sama diam. Berperang dengan pikiran dan hati masing-masing. Sesekali Kelvan memandang Eynara dari samping. Sorot mata gadis itu selalu kosong, banyak melamun. Dan Kelvan  pun sangat tahu siapa yang selalu memenuhi isi kepala Eynara.

Kamu di mana, Eval? batin Eynara. Hingga tanpa sadar buliran cairan bening menetes dari matanya.

"Nara." Kelvan memanggil, seraya melongokkan kepalanya untuk melihat wajah Eynara. "Kamu kenapa nangis?" tanyanya terkejut.

Gadis itu menggeleng. Namun sayangnya, air matanya tidak mau berhenti mengalir. "Aku selalu inget Eval. Udah 3 minggu aku nggak ngeliat dia," paparnya terisak.

Kelvan mengangguk pelan, akan mencoba memahami. Tangannya bergerak menyentuh pundak Eynara. "Jangan khawatir. Mungkin Reval lagi sibuk. Nanti kalau dia datengin kamu lagi, aku nggak akan kasih tau Om Egi."

Sontak Eynara mengangkat pandangannya, tangisannya berusaha ia redakan. Biasanya, ketika gadis itu mengatakan atau bercerita tentang Reval. Kelvan akan selalu menyuruhnya pelan-pelan untuk melupakan Reval. Namun sekarang, berbeda.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang