08. TAMAN DAN BAHAGIANYA

469 134 13
                                    


HAPPY READING!

[BERIKAN VOTE + KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA GUYS")]

TAU CERITA INI DARI MANAA??

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Berenti dulu, Ka! Gue capek," teriak Greta dengan napas yang tersengal-sengal.

Gadis mengenakan Sweater abu-abu itu terlihat kelelahan setelah jogging bersama kekasihnya. Kini mereka berdua berada di taman untuk beristirahat sejenak.

Davka terkekeh lalu berbalik menghampiri Greta di belakangnya. "Minum dulu, Ta." ujarnya sembari menyodorkan botol air minum dan ikut duduk lesehan di sebelah gadis tersebut.

Greta langsung menyambar kemudian meneguknya cepat hingga tandas tanpa sisa setetes pun. "Pelan-pelan." tutur Davka mengelus rambut kekasihnya.

Bersamaan dengan itu, ponsel Davka berdering di saku celana Jogger-nya. Lantas cowok itu segera mengaktifkan Earphone yang sudah bertengger di kedua telinganya.

"Reval nelpon, gue angkat bentar."

Greta mengangguk. Davka pun bangkit sedikit menjauh dari sana karena takut akan membicarakan hal penting tentang gangnya.

"HALO KETUA!!" teriak seseorang dari seberang sana membuat Davka sedikit terkejut.

"Apa? Nggak usah teriak, Val."

Reval tertawa. "Gue Cuma mau bilang, ntar malem lo bawa Eta ke markas, ya. Gue mau ajak perempuan cantik."

Davka diam sesaat mencoba mengingat. "Ohh... ajak aja."

"Oke, Avka! Gue matiin dulu. Mau jalan-jalan sama dia!"

"Hm. Jagain anak orang."

"Apa kata Epal?" tanya Greta setelah Davka kembali duduk.

"Nanti malem dia bakal ajak seseorang ke markas. Lo disuruh nemenin."

"Cewek?"

Davka mengangguk tersenyum.

"Okey, siap! Apapun buat Epal gue gas," sahut gadis itu semangat. Reval dan Greta memang akrab, karena Reval menyayangi Greta layaknya adiknya sendiri. Begitupun sebaliknya.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang