14. PANTAI, HUJAN DAN BAHAGIA

345 94 9
                                    

HAPPY READING!

[BERIKAN VOTE + KOMEN YA SEBANYAK-BANYAKNYA GUYS")]

TAU CERITA INI DARI MANAA?

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Hari Minggu, bertepatan dengan liburan sekolah, Reval menuruti permintaan Eynara yang sempat ingin jalan-jalan berdua bersamanya. Sore ini, Reval sengaja membawa Eynara ke pantai untuk menikmati indahnya proses matahari mulai turun. Setelah membeli tiket masuk, Reval dan Eynara berjalan beriringan memasuki kawasan pantai.

Kemeja putih serta celana panjang cream melekat di tubuh Reval. Cowok itu menggandeng tangan halus milik Eynara, gadis dengan rambut coklatnya yang dibiarkan tergerai. Keduanya memilih tempat di bawah pohon besar kelapa dekat pinggir pantai, duduk di atas hamparan pasir putih.

"Aku nggak nyangka kamu bakal bawa aku ke sini, Val," ungkap Eynara. Gadis itu menampilkan ekspresi kagum begitu melihat langit yang berwarna orange. Indah.

"Suka?" tanya Reval sembari menatap lekat wajah cantik Eynara dari samping. Eynara pun menoleh, mengangguk dua kali seraya tersenyum manis. "Tetap tersenyum, Na."

"Kamu kenapa ajak aku ke pantai?" tanya Eynara mengalihkan pandangannya ke laut biru di sana.

"Nggak apa-apa, suka aja," balas Reval seadanya. Cowok itu merogoh saku kemeja kirinya lalu menarik sesuatu benda. "Na, aku punya ini."

Eynara menoleh, seketika matanya berbinar begitu melihat sebuah kalung dengan liontin berbentuk awan. Cantik. Tangannya terangkat mengambil alih kalung tersebut dari Reval. "Cantik banget! Ini... punya kamu?" tanya Eynara masih setia menatap kagum benda di depannya.

Terdengar helaan napas pelan. "Sebenernya, itu aku beli buat bunda, Na. Aku mau kasih waktu hari ulang tahunku dua tahun lalu tapi–" Reval menghentikan kalimatnya lalu terkekeh miris dengan tatapan sayu ke arah laut. "Tapi, bunda udah pergi duluan malam itu."

Kalungnya bukan terbuat dari emas asli. Reval membelinya di salah satu toko aksesoris menggunakan uang saku yang Henny berikan setiap harinya.

"Besok Reval bakalan kasih ini. Pasti bunda suka," ujar anak lelaki berumur 15 thn seraya memandangi kalung di tangannya. Jam menunjukkan pukul 9 malam. Reval menyimpan benda tersebut di dalam lemari pada sela-sela bajunya dan memilih untuk tidur, karena anak itu berencana akan memberikan kalungnya besok pagi kepada Henny, bundanya.

"Sekarang, aku mau kamu yang pake kalungnya," ucap Reval menoleh pada gadis di sampingnya, menatap dalam kedua netranya seraya tersenyum kaku. "Mau kan, Na?"

"Aku mau kok!" balas Eynara ikut tersenyum. Rasanya sesak mengingat bahwa sebenarnya, cowok itu menginginkan sosok bundanya lah yang memakai kalung tersebut. Namun, takdir tidak berpihak kepadanya.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang