09. JANGAN TERJADI

474 123 26
                                    

HAPPY READING!

[BERIKAN VOTE + KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA GUYS")]

TAU CERITA INI DARI MANAA??

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Cowok berkaos putih dipadukan dengan sarung berwarna hitam yang melekat di tubuhnya itu terlihat segar saat ini, rambutnya yang masih setengah basah akibat air wudhu menambah kesan tampan untuknya. Setelah mengantar Eynara pulang tadi, Reval memilih tidak kembali lagi ke markas karena entah mengapa suasana hatinya mendadak kalut.

Cowok itu merebahkan tubuhnya di kasur dengan lengan yang menutupi matanya. Pikirannya tidak henti memikirkan perkataan Garvi di kantin waktu itu. Apa hubungan Eynara dengannya? Dan apa maksudnya mengatakan tentang resiko? Sebenarnya, Reval ingin bertanya kepada Eynara tetapi ia urungkan dan memilih menunggu sampai gadis itu sendiri yang mengatakan kepadanya.

Beberapa menit memejamkan mata, Reval  bangkit dan langkah kakinya menuju pada laci meja belajar. Diambilnya secarik kertas dua tahun lalu yang masih terlipat rapi bahkan tidak lusuh sedikitpun.

"Reval harus cari Bunda ke mana?" gumamnya menggenggam surat kecil tersebut.

Cowok itu duduk di bawah beralaskan karpet polos seraya menekuk kedua lututnya. Sunyi, hanya terdengar suara dentingan jam dan keran air dari dalam kamar mandi. Perlahan Reval membuka lipatan kertas itu sehingga menampakkan tulisan rapi milik orang yang kini sangat ia rindukan.

Tak terasa cairan bening lancang menetes begitu saja mengenai kaos putihnya. Reval lemah soal keluarga, Reval pun rapuh soal orang tua. Timbul perasaan hampa kian menyelimuti dirinya dan saat ini ia benar-benar bisa merasakan betapa rindunya kepada orang yang entah di mana keberadaannya. Lawakan serta senyuman yang selalu Reval pancarkan hanyalah sebuah topeng semata.

"Kalau bunda tau, hati Reval suka sakit kalau liat anak yang deket sama ibunya. Reval pengen ketemu bunda, pengen peluk bunda ...." Suaranya bergetar parau. Reval menghapus kasar air matanya, perlahan sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis.

"Semoga pertemuan kali ini dengannya. Takdir baik berpihak untuk gue," lirihnya mendongak menatap langit-langit kamar. Terdengar suara helaan napas panjang sebelum akhirnya ia bangkit—meletakkan kembali surat tersebut di tempat semula.

Ting!

Cowok itu mengerutkan alis bingung begitu ponselnya berbunyi. Siapa yang menghubunginya malam-malam begini? Lantas ia segera meraih benda pipih berwarna hitam di atas kasur, dengan cepat Reval membuka room chat begitu melihat nama Eynara lah yang tertera.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang