Halo, selamat pagi!!
Kalian baca ini pagi, siang, sore atau... malam?
VOTE+KOMEN YANG BANYAK-BANYAK!!
Semoga makin suka sama cerita ini ya, Aamiin<3
HAPPY READING, COW!
24. PRIORITAS
Apapun itu, menghadirkan bahagia untuk kamu serta menyaksikan senyum indahmu, akan selalu menjadi hal yang utama bagiku.
–Reval Rahandhika
***
Bau tanah pagi ini sangat menyeruak, cuaca pun masih terasa begitu dingin karena hujan baru saja reda sewaktu subuh tadi. Seorang cowok di dalam kamar sudah berseragam rapi untuk bersekolah, tetapi, ia memutuskan akan mampir terlebih dahulu ke rumah seorang gadis yang selalu menyita pikirannya belakangan ini.
Reval tak peduli jika nantinya Eynara akan memarahinya atau bahkan mengusirnya, yang terpenting adalah dia bisa memastikan langsung keadaan gadis itu. Reval menyandang tas hitamnya pada pundak kiri serta menyambar kontak motor di atas meja belajar. Tak lupa benda pipih di atas nakas pun ia raih.
Saat akan menutup pintu kamar, suara nyaring dering telepon digenggamannya membuat aktivitasnya terhenti sejenak. "HAH?!" Mata Reval membelalak begitu melihat nama Eynara lah yang tertera, tanpa pikir panjang ia langsung menekan tombol berwarna hijau.
"Na? Kamu apa kabar? Akhirnya kamu telfon aku, kamu baik-baik aja, kan?" Reval sampai gugup akibat terlalu bersemangat. Bahkan tangannya pun terasa dingin.
"Halo, Nak. Ini bukan Nara." Suara wanita paruh baya di seberang sana bergetar.
Reval yang tadinya berdiri tegap, kini bahunya melemas, pikiran positif seakan tak muncul di kepalanya. "Tante Rena? Nara mana, Tan? Dia baik-baik aja, kan?"
"Tante mohon kamu ke sini sekarang, Nara sakit, badannya menggigil." Lirihnya memohon dan terdengar begitu khawatir.
"Saya ke sana sekarang, Tante tenang." Tanpa sadar Reval memutuskan panggilan sepihak. Cowok itu langsung berlari menuruni tangga dengan jantung yang berpacu cepat disertai rasa panik makin menyengat tubuhnya.
"Tunggu aku, Na," gumamnya bergetar, kemudian memutar kunci motor dan langsung melaju dengan kecepatan tinggi. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah Eynara.
***
Selepas sholat subuh tadi, Rena berjalan menuju lantai dua untuk mengecek keadaan putrinya. Baru sampai lorong, telinganya menangkap samar-samar suara rintihan dari dalam kamar Eynara yang membuat langkahnya semakin cepat. Betapa terkejutnya wanita paruh baya itu kala melihat tubuh Eynara yang sudah bergetar.
"Sayang, jangan bikin Mama khawatir, Nak. Nara mau apa?" Rena tak henti menggosokkan telapak tangannya lalu digenggamkan pada tangan Eynara.
"Jangan suruh Reval ke sini, Nara nggak apa-apa," gadis itu membuka suara susah payah. Keringat dingin terus bercucuran di pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen FictionKetulusan diukur dengan latar belakang hidup? -𝚂𝚝𝚛𝚞𝚐𝚐𝚕𝚎 Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak remaja sederhana yang benar-benar memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. *** "Aku akan genggam kamu selamanya, Nara." -kalau Tu...