10. TANTANGAN

440 112 5
                                    

HAPPY READING!

[BERIKAN VOTE + KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA GUYS")]

TAU CERITA INI DARI MANAA??

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!

TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN YA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Waktu telah menunjukkan tepat pukul 12 malam. Saat ini Vincenzo tengah berkumpul di markas terlebih dahulu sebelum berangkat ke arena balapan sesuai dengan tantangan yang diberikan oleh Ketua Geng Tiger kemarin.

"Kalian semua di sana jangan ada yang bikin keributan. Menang ataupun kalah nantinya harus terima. Paham?!" tegas Davka kepada sahabat-sahabatnya.

"SIAP!!" sahut Fallan, Ettan, dan Reval yang sudah berada di atas motor masing-masing.

"Inget! Kita di sana cukup ngedukung Davka, nggak lebih dari itu!" peringat Reyga terakhir kali sebelum akhirnya mereka semua meninggalkan halaman markas.

Keenam motor sport berwarna hitam membelah jalanan malam hari yang tampak ramai. Banyak atensi mata yang menyorot Vincenzo saat ini. Davka sebagai ketua memimpin di paling depan, disusul anggotanya beriringin di belakang. Mereka berenam mengendarai motor masih sesuai dengan aturan lalu lintas serta tidak membuat macet atau kebisingan.

Beberapa menit menelusuri perjalanan. Vincenzo telah memasuki arena balapan, terdengar suara deruman motor dan sorakan-sorakan disertai musik yang menusuk telinga. Suasananya benar-benar riuh malam itu.

Enam laki-laki dengan jaket hitam berlambang sayap turun dari motor masing-masing. Davka menyapukan pandangannya ke sekeliling mencari seseorang yang menjadi tujuannya datang ke sini.

"Ternyata lo dateng juga." Suara serak cowok dari belakang punggungnya berhasil mengalihkan atensi Vincenzo. Lantas Davka beserta yang lain berbalik badan dan mendapati Garvi tengah berdiri bersama antek-anteknya. Kini kedua ketua itu berhadapan saling melemparkan tatapan sinis.

"Udah siap?" tanya Garvi menyeringai.

"WOI GARVU ANYING! GAYA LO–" Ettan menghentikan cibirannya ketika Davka mengangkat salah satu tangan seolah menginstrupsi agar ia diam.

"Langsung aja. Gue nggak punya banyak waktu di tempat kayak gini," seloroh Davka tidak tahan melihat raut angkuh dari cowok berkaos hitam di depannya itu.

Garvi terkekeh kemudian berdehem sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana. "Tapi... kali ini, gue mau yang jadi lawan gue adalah dia!" lontar Garvi menatap Reval tajam.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang