47. TEMPAT YANG SAMA, BEGITU JUGA DENGAN RASANYA

197 27 0
                                    

Jangaann lupaaa votee, komen jugaa hihiii thankyouu❣️

Semogaa makin suka sama cerita inii yaaa, Aamiin<3

HAPPY READING!

47. TEMPAT YANG SAMA, BEGITU JUGA DENGAN RASANYA

Bertemu, kemudian berkenalan denganmu, adalah satu detik yang tidak akan aku lupakan.

***

Dikarenakan bel pulang sudah berbunyi, tentu banyak para murid yang tergesa-gesa untuk segera kembali pulang ke rumahnya masing-masing. Termasuk Reval, cowok itu sekarang tengah tergopoh-gopoh menuju parkiran.

"Val." Suara berat dari belakang punggungnya itu membuat aktivitas Reval yang hendak meraih helmnya terhenti. Dia menoleh, mendapati Raka sedang berjalan ke arahnya.

"Langsung pulang?" tanya cowok dengan sebuah bola basket di tangannya itu.

Reval pun menggeleng. "Gue mau ketemu Nara di rumah sakit."

Setelah memutar bola matanya malas, Raka kembali menatap sepupunya itu. "Ngapain di rumah sakit ketemunya?"

"Tiap gue ke rumahnya, pasti Nara nggak ada, Ka. Satpamnya selalu bilang kalau Nara keluar sama Kelvan," kata Reval lalu menghela napas pelan. "Mumpung gue inget kalau hari ini jadwal Nara Check-up, jadi gue mau ke rumah sakit."

Lantas Raka membuang muka ke arah lain. "Gue yakin Nara emang sengaja menghindar dari lo."

Mendengar itu, kening Reval mengkerut sekilas. Bagaimana mungkin Eynara sengaja menjauh darinya? Dan kalaupun iya, Reval yakin itu bukan kemauan gadisnya itu.

Mereka berdua beradu argumen selama hampir 10 menit. Dua remaja yang sama-sama memiliki sifat keras kepala memang susah untuk diajak satu pemikiran. Yang satu maunya begini, tetapi satunya lagi ingin begitu.

"Gue tetap mau perjuangin Nara, Ka. Kalau lo nggak mau dukung gue, ya udah. Lagipula, apa salahnya kalau gue merjuangin kebahagiaan gue?" Reval mengakhiri kalimatnya seraya meraih dan mengenakan helm serta jaket hitamnya.

"Gue nggak ngelarang lo buat merjuangin Nara. Pertanyaan gue cuma satu, mau sampai kapan?" kata Raka mengajukan pertanyaan yang sangat sulit untuk Reval beri jawaban.

Dan menurut Raka, memperjuangkan sesuatu yang tidak sesuai porsinya, itu bukanlah hal tepat.

"Sampai kapannya itu gue nggak bisa pastiin. Tapi, gue yakin pasti bisa," balas Reval optimis. "Lo sendiri, kan, yang bilang kalau mau dapat sesuatu, harus mengorbankan sesuatu juga?"

"Ibaratnya sekarang gue ngorbanin perasaan dan tenaga gue. Itu nggak masalah," imbuhnya.

Raka berdecih. "Terserah lo."

Reval terkekeh, kemudian menepuk bahu sepupunya itu sebanyak dua kali. Namun sayangnya, baru sekali tepukan, Raka sudah menepisnya lantaran kesal bercampur musk muak kepada cowok tersebut.

"Gue cuma mau, lo terus ada di belakang gue, Ka. Vincenzo juga." Reval tersenyum tipis di balik helm Fullface-nya.

Menghembuskan napas pelan, Raka hanya berdehem. "Ya udah."

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang