HAPPY READING!
[BERIKAN VOTE + KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA GUYS")]
TINGGALKAN JEJAK KALIAN DI KOMEN!
*****
"Kerjakan soal matematika halaman 45. Lengkap dengan soal beserta caranya!" tegas guru di dalam kelas XII-IPA 1.
"Yaelah, Bu. Kebanyakan itu mah!" keluh cowok dengan tampang jenakanya.
Bu Wira selaku Wali kelas di sana lantas melotot ke arah Ettan. "Nggak ada bantahan terutama kamu! Ettan! Dikasih soal sedikit saja kamu jarang mengumpulkan. Sekalian saja Ibu banyakin!" omel guru yang memang terkenal killer tersebut.
Cowok itu pun menghela napas panjang. "APA LO LIAT-LIAT!!" sungut Ettan kepada cowok pendiam di bangku seberangnya.
"Lo hobi banget, Anying, marahin Eril," sahut Reval di depannya sambil menahan tawa begitu melihat wajah Eril memerah. Eril merupakan siswa paling ambis di kelasnya, melebihi Raka. Namun penampilan cowok itu terlihat culun serta pendiam dan mudah menangis membuatnya sering mendapat Bully-an.
Ettan melirik sekilas merasa bersalah. "Sorry, Ril. Lagian lo tadi kayak ngajak baku hantam."
"Aku nggak mau ke Batam kok," balas Eril enteng masih menunduk. Sontak Fallan dan Reval tertawa lebar mendengar penuturan cowok itu.
"Baku hantam, Ril... bukan Batam." Ettan membalas berusaha sabar tanpa mau melihat wajah menyebalkan milik Eril.
Kemudian Ettan melirik Fallan di sebelahnya dengan ide jahilnya muncul. "Bu, kata Fallan dia pengen ganti guru aja!" pekiknya keras membuat Fallan yang tengah melamun terkejut.
"Bukan, Bu! Saya nggak bilang. Suer!" bela Fallan kemudian menjitak keras kepala cowok itu.
"SAKIT, WOI!" teriak Ettan meringis sambil mengusap kepalanya yang terasa nyeri.
"ETTAN! MULUT KAMU TERIAK-TERIAK TERUS LAMA-LAMA SAYA LAKBAN YA?!"
Lantas seisi kelas pun tertawa kecuali Raka yang hanya diam seraya memijat pangkal hidungnya. Ia sudah lelah mendengar kericuhan di kelasnya akibat ulah Fallan, Ettan bahkan Reval.
Ettan berdecak kesal. "Belain gue dong, Ka." rengeknya mengguncang kursi Raka. Cowok itu memilih diam tidak menggubris ucapan sahabatnya di belakang, bahkan menoleh pun ia tidak minat. Rasanya ingin pindah saja ke kelas XII-IPS 2 bersama Reyga dan Davka.
"Bu, tapi bener deh kata Ketan. Itu tugasnya kebanyakan," celetuk Reval menyetujui keluhan Ettan. Pasalnya, Bu Wira selalu memberikan tugas yang banyak namun pada akhirnya terlupakan begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa.
"Tuh kan, Bu. Tangan saya bisa patah kalo tiap hari kayak gini ...." timpal Ettan dengan nada mendramatisir sehingga mengundang kembali gelak tawa teman sekelasnya.
Lantas guru perempuan itu memukul papan tulis sangat nyaring membuat semuanya langsung kicep. "Tidak ada tawaran! Kalau kalian bertiga tidak mengerjakan lagi, akan saya tambah tugasnya untuk sekelas!"
Habis kesabaran, Raka membuang napas kasar. "Makanya diem, Val! Ribut banget!" Mungkin jika berada di film kartun, telinganya akan mengeluarkan asap saat ini. Dua manusia di belakangnya dan satu di sebelahnya itu sangat berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen FictionKetulusan diukur dengan latar belakang hidup? -𝚂𝚝𝚛𝚞𝚐𝚐𝚕𝚎 Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak remaja sederhana yang benar-benar memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. *** "Aku akan genggam kamu selamanya, Nara." -kalau Tu...